Inilah sebabnya kenapa tidak semua orang tua diserang penyakit pikun

usia senja

Hidup adalah waktu yang terbentang, berawal dari perut ibu dan berakhir di perut bumi, aliran nafas yang berhulu saat dilahirkan dan bermuara ketika nafas terhenti. Inilah usia kita, masa kanak-kanak dipenuhi permainan, masa remaja larut dalam senda gurau, masa muda dalam pencarian segala hal, dikala tua berteman sakit dan kesusahan.

Diantara penyakit tua adalah dikembalikannya kita ke "Arzalil u'mur" yaitu kembalinya seseorang kepada keadaan kanak-kanak dan sering kita sebut dengan pikun, walaupun pikun hanya satu sisi dari makna azalil umur.

Dalam KBBI pikun adalah kelainan tingkah laku yang biasa terjadi pada orang yang sudah berusia lanjut seperti linglung dan pelupa.

Allah taala berfirman "Kemudian kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampai keusia dewasa, dan diantara kamu ada yang diwafatkan dan diantara kamu (ada pula) yang dikembalikan kearzalil umur (pikun), sehingga dia tidak mengetahui lagi apa yang pernah diketahuinya" (QS. Al -Haj : 5)
syeikh binbaz

Syaikh Muhammad Al Amin As Syinqiti dalam tafsirnya Adhwaul bayan menjelaskan " Arzalil umur adalah penghujung umur yang mana panca indra tidak berfungsi dengan baik, lisan dan pikiran melemah, ia disifati dengan kedaan yang buruk karna tidak mungkin lagi memperbaiki akal dan tubuhnya yang rusak"

Ibn Katsir dan Syaikh Syinqity menukilkan dalam tafsir mereka perkatan Ali bahwa masa pikun pada umur 75 tahun, dan Qatadah berkata pada umur 90. Namun Syaikh As Sinqity menyebutkan arzalil umur tidak bergantung pada umur namun berdasarkan keadaan masing-masing.

Syaikh Shalih Al Magamisi menyatakan bahwa arzalil umur adalah dikembalikan seperti bayi lagi dari sisi kekuatan tubuh dan akal, dimana ia lupa apa yang ia ketahui dan tidak bisa diajarkan lagi.

As Shana'ny dalam Subulussalam menjelaskan "arzalil umur adalah sampainya umur kemasa tua dimana ia kembali seperti keadaannya saat balita, lemah badanya dan lemah pula akalnya"

Kematangan manusia terletak pada usia 40 tahun, setelah itu semua akan berkurang sedikit demi sedikit yang berbeda pada setiap orang.

Saya menemui beberapa orang tua yang berada dalam penyakit pikun ini, diantara mereka ada yang selalu marah, ada yang buang hajat sembarangan, merusak barang-barang dan sebagainya.

Namun sangat disayangkan, banyak diantara anak-anaknya bosan merawat orang tua mereka, merasa seolah si tua bangka yang malang itu adalah beban berat yang harus dipikul, sehingga ibu atau bapak mereka yang sudah renta itu disia-siakan dan terzalimi.

Seharusnya kita mengerti bahwa mereka tidak paham, orang seperti ini tidak boleh dihardik, tidak boleh dimarahi. Mereka wajib di perlakukan dengan baik, berlemah lembut, jaga hati mereka, buatlah mereka tersenyum dengan melakukan apa yang disenangi, jangan sampai mereka beriba hati dan bertemankan air mata sedangkan hati berlapis kegelisahan dalam menanti kematian, oleh karena itu maklumilah keadaan mereka.

Orang tua seperti ini, kewajiban islam gugur darinya, namun tidak mengapa kita tetap nasehati ia untuk shalat untuk melatih ingatannya, jika ia tidak mau maka jangan dipaksa.

Bagaimana cara kita menghindari kepikunan?

Yang pertama kita berdoa memohon perlindungan kepada Allah taala dengan doa-doa yang terdapat dalam hadist, diantara doanya dalam riwayat Imam Muslim :
اللهم إني أعوذ بك من العجز والكسل والجبن والهرم والبخل أعوذ بك من عذب القبر ومن فتنة المحيا والمامات
"Ya Allah aku memohon perlindungan kepada-Mu dari kelemahan, kemalasan, sifat penakut, pikun, bakhil, dan aku memohon perlindungan kepada-Mu dari azab kubur dan fitnah kehidupan dan kematian"

Dan doa lainnya yang diriwayatkan Imam Bukhari dengan makna yang mirip :
اللهم إني أعوذ بك من البخل وأعوذ بك من الجبن وأعوذ بك من أن أرد إلى أرذل العمر وأعوذ بك من فتنة الدنيا وأعوذ بك من عذاب القبر.
Doa diatas dibaca saat tasyahud akhir sebelum salam dalam shalat. Dan juga merutinkan doa atau zikir pagi petang, dalam riwayat Imam Muslim terdapat lafazd memohon perlindungan dari "suil kibari" yaitu keburukan masa tua, pikun salah satu keburukan dan kejelekan masa tua.

Kedua memperbanyak membaca Alquran dan menghapalnya karna Alquran "Obat terhadap apa yang ada dalam dada" (QS. Yunus : 57) 

apa yang didalam dada maksudnya jantung dan para ulama telah menjelaskan bahwa jantung adalah organ tubuh yang berfungsi untuk berfikir dan tempat bersarangnya perasaan. Bahkan Alquran adalah "Obat dan rahmat bagi mukminin" (QS. Al Isra' : 82) 

obat segala macam penyakit dan rahmat yaitu penerang jiwa yang menunjuki jalan menuju surga. Kedua hal ini disampaikan oleh U. Abu Abdillah Lc, pada kajian rutin Tadabbur Alquran yang Saya hadiri di Masjid Istiqlal Payakumbuh.

Pikun pada akal tidaklah menimpa seluruh orang tua, banyak manusia yang hidup sampai usia lanjut namun pikirannya tetap kuat dan sehat. Jika kita perhatikan mereka ini rata-rata adalah para Ulama atau Ustadz dan para guru. Hal itu karena mereka terbiasa berfikir dan menambah ilmu setiap harinya. 

Kemudian mungkin karna para malaikat mendoakan mereka, hal ini disebabkan ilmu yang mereka ajarkan, diantara tanda ilmu yang bermanfaat terjaganya kita dari penyakit pikun. Dan inilah cara ketiga menjaga diri dari kepikunan yaitu mengajarkan ilmu.

Jika ia seorang Ustazd atau ulama tentulah ketiga hal diatas terkumpul pada dirimu, yaitu baca doa perlindungan, baca al quran dan menghapalnya serta belajar ilmu nafi' dan mengajarknnya.

Kita memohon perlindungan kepada Allah taala agar dijauhkan dari penyakit pikun, sehingga tidak membuat orang lain terbebani. Tentang hal ini Ibu Saya berkata "diantara doa kakekmu adalah agar ia tidak ditimpa penyakit disaat tuanya hingga memberatkan anak-anaknya" dan Allah taala mengabulkan doanya, menjelang kematiannya ia sakit dan menyadari sakit itu akan mengantarkannya kepada maut, kemudian berbaring dan melipat sendiri tangannya dan menutup mata tanda ruhnya telah pergi.

(Rail / Alam takambang jadi guru : ...)

Tidak ada komentar: