Ahlul bid'ah sulit menyebut kembali kepada Al-Qur'an dan As-Sunnah

Ciri ahlul bid'ah dulu dan sekarang sama saja,

🔥 jika mendengar kata As-Sunnah, kembali kepada Al-Qur'an dan As-Sunnah telinga mereka panas dan sakit,
🔥 jika mereka dengar dalil muka mereka memerah,
🔥 jika mereka dengar syirik, bid'ah hati mereka panas, dan lidah mereka sulit mengucapkan tauhid
🔥 Mereka lebih sering menyebut ulama tokohnya dari pada Rasulullah ﷺ dan para sahabatnya,
🔥 mereka lebih suka menyebut sufi dari pada Al-Hadits Shahih,
🔥 mereka akrab dengan kalimat wahabi dari pada salafy,
🔥 mereka menyebut bid'ah munkarat dengan bid'ah hasanah
Ahlul bid'ah

Mereka memutarbalikkan kebenaran,

🔥 bid'ah dikatakan sunnah, dan
🔥 sunnah dikatakan mubah,
🔥 larangan dalam hadits mereka katakan makruh,
🔥 sulitnya mereka mengambil pendapat yang mendekati Al-Qur'an dan Al-Hadits,
🔥 asal ada pendapat yang membolehkan mereka ambil tidak peduli bertentangan dengan Al-Qur'an dan Al-Hadits shahih.
‎سبحان الله

🔥Ijma mereka katakan ikhtilaf,
🔥 persoalan yang menyangkut aqidah, manhaj mereka katakan furu dan khilafiyyah,
🔥 Mereka lebih memilih pendapat yang membolehkan dari pada pendapat yang melarang walaupun menyelisihi hadits shahih.

🔥🔥🔥 Dengki mereka kepada ahlussunnah seperti dengkinya ahlul kitab kepada Rasulullah ﷺ dan Al-Qur'an.
‎سبحان الله

Benarlah apa yang dikatakan oleh para ulama

Al-Imam Abu ‘Utsman Ash-Shaabuuniy rahimahullah berkata :

‎وعلامات البدع على أهلها بادية ظاهرة ، وأظهر آياتهم وعلاماتهم : شدة معاداتهم محملة أخبار النبي - صلى الله عليه وسلم- ، واحتقارهم لهم[واستخفافهم بهم] ، وتسميتهم إياهم حشوية ، وجهلة ، وظاهرية ، ومشبهه . اعتقادا منهم في أخبار رسول الله - صلى الله عليه وسلم- أنها بمعزل عن العلم ، وأن العلم ما يلقيه الشيطان إليهم من نتائج عقولهم الفاسدة ، ووساوس صدورهم المظلمة ، وهو أجس قلوبهم الخالية من الخير ، [وكلماتهم] وحججهم بل شبههم الداحضة الباطلة. (أُوْلَئِكَ الَّذِينَ لَعَنَهُمُ اللَّهُ فَأَصَمَّهُمْ وَأَعْمَى أَبْصَارَهُمْ). (وَمَن يُهِنِ اللَّهُ فَمَا لَهُ مِن مُّكْرِمٍ إِنَّ اللَّهَ يَفْعَلُ مَا يَشَاء).
"Dan ciri-ciri yang dimiliki oleh Ahli Bid’ah itu amatlah jelas dan terang. Yang paling menonjol di antaranya adalah : Besarnya antipati mereka terhadap para pembawa riwayat hadits-hadits Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam, melecehkan mereka, [merendahkan mereka], bahkan menggelari mereka sebagai hasyawiyyah (tukang hapal catatan kaki), orang-orang jahil, dhahiriyyah (tekstual), dan musyabbihah. Semua itu didasari keyakinan mereka bahwa hadits-hadits Rasulullah shallalaahu ‘alaihi wa sallam itu terpisah dari ilmu.

Dan ilmu (menurut mereka) adalah

🔥 apa-apa yang dijejalkan setan kepada mereka,
🔥 hasil dari olah akal mereka yang rusak,
🔥 waswas dari hati mereka yang gelap,
🔥 imajinasi mereka yang hampa dari kebenaran,
🔥 serta [berbagai kalimat] dan hujjah mereka yang lemah dan bathil.

Allah telah berfirman : “Mereka itulah orang-orang yang dilaknati Allah dan ditulikan-Nya telinga mereka dan dibutakan-Nya penglihatan mereka” (QS. Muhammad : 23).

“Dan barang siapa yang dihinakan Allah maka tidak seorang pun yang memuliakannya. Sesungguhnya Allah berbuat apa yang Dia kehendaki” (QS. Al-Hajj : 18)" [ Aqiidatus Salaf Ash-haabil Hadiits hal. 114-115 no. 162 ]

Berkata Ahmad Ibnu Sinan Al-Qathan, “Tidak ada seseorang ahlul bid’ah pun kecuali pasti akan membenci ahlul hadits. Dan tidaklah seseorang mengadakan kebid’ahan kecuali akan dicabut manisnya hadits dari hatinya”(Diriwayatkan oleh Imam Abu Utsman Ash Shabuni dalam Aqidatus Salaf Ashhabul Hadits, hal 300)

Berkata Abu Nashr Ibnu Sallam Al-Faqih,

“Tidak ada yang paling berat atas kelompok sesat, dan tidak pula yang paling dibenci oleh mereka, melainkan mendengar hadits dan periwayatan hadits dengan sanadnya.” (Aqidatus Salaf Ashabul Hadits, hal 302)

Berkata Asy-Syaikh Rabi’ bin Hadi Al-Madkhaly hafizhahullaah:

“Kebanyakan mereka yang bergaul dengan Ahlul Bid’ah hati mereka menjadi beku sehingga mereka melihat KEBENARAN SEBAGAI KEBATILAN dan KEBATILAN SEBAGAI KEBENARAN” [Al Majmu’ 14/103]

Semoga Allah ﷻ memberikan hidayah kepada mereka dan kita semua diatas sunnah, hidayah kepada mereka lebih diharapkan dari pada kesesatannya.

Ust Muhammad Ilham
(Grup WA Mazhab Imam Syafi’i)

Tidak ada komentar: