Kabar Gembira Allah untuk Pelaku Maksiat

✔ manusia mustahil suci dari hilaf. Siapapun dia, selain nabi pasti punya kecenderungan berbuat salah. Mereka yang Allah tolong, terlindunglah dia dari maksiat. Sementara mereka yang dibiarkan Allah, akan dihelincirkan syetan untuk memperturutkan hawa nafsu.

Jangankan kita, umat Nabi Muhammad yang jauh dari kemuliaan, sejumlah sahabat mulia pun tak luput dari perbuatan maksiat. Melakukan dosa. Bukan sekedar kecil, tapi dosa besar, seperti zina.

Bukankah ada riwayat mengenai seorang sahabiyah yang datang pada nabi dan mengaku tengah mengandung anak hasil zina. Juga seperti kisah seorang pemuda dalam hadist shahih Bukhari dan Muslim dari Ibnu Mas'ud.
Kabar Gembira Allah untuk Pelaku Maksiat

Suatu hari pemuda tersebut menemui Rosulullah dan mengakui dirinya telah mencumbui seorang wanita. Melakukan semua perbuatan nista dengan wanita tersebut, selain zina. Kepada Rosul pemuda tersebut minta diberi saran atas dosa besar yang telah dilakukannya.

Atas pertanyaan tersebut Rosul tak langsung menjawab, bahkan sempat memerintahka pemuda tersebut pergi dulu, sampai akhirnya Allah menurunkan ayat Surat Hud 114:

وَأَقِمِ الصَّلَاةَ طَرَفَيِ النَّهَارِ وَزُلَفًا مِنَ اللَّيْلِ ۚ إِنَّ الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّئَاتِ ۚ ذَٰلِكَ ذِكْرَىٰ لِلذَّاكِرِينَ
Dan dirikanlah sholat itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat.

↔ Dalam ayat tersebut Allah memberi kabar gembira kepada para pelaku maksiat. Mereka tak perlu putus asa. Ada cara terbaik menghapuskan dosa-dosa. Yaitu dengan memperbanyak amal sholeh. Terutama sholat 5 waktu dan Sholat Jumat yang merupakan ibadah terbaik sebagai penghapus dosa.

الصَّلاَةُ الْخَمْسُ وَالْجُمُعَةُ إِلَى الْجُمُعَةِ كَفَّارَةٌ لِمَا بَيْنَهُنَّ مَا لَمْ تُغْشَ الْكَبَائِرُ
“Di antara shalat lima waktu, di antara Jum’at yang satu dan Jum’at berikutnya adalah penghapus dosa di antara semua itu selama tidak dilakukan dosa besar” (HR. Muslim no. 233).

✔ Dari kisah pemuda mulia tersebut ada pelajaran penting bagi siapapun yang terjeremus kemaksiatan, yaitu merasa resah dan khawatir atas kemaksiatan yang telah dilakukan. Merasa menyesal, lalu minta nasehat pada orang berilmu dan sholeh.

- Juga harus diperhatikan, jangan menceritakan keburukan diri sendiri pada sembarang orang. Hanya jika sangat perlu dan hanya pada orang yang bisa menjaga rahasia. Sebab, menjaga aib diri juga wajib.

❎ Kabar gembira dari Allah ini tidak berlaku bagi pelaku maksiat yang tidak menghentikannya. Juga Tidak berlaku bagi mereka yang justru bangga dengan kemaksiatannya. Pasti percuma bagi yang tak pernah menyesali kesalahan dan dosanya.*
_______________________________
Taklim Ustadz : Ade Agustian, Lc
Masjid Raudhatul Jannah, Sabtu 29 Robiul Awal 1439/16 Desember 2017.

Tidak ada komentar: