Mengenal Syaikh Ihsan Ilahi Zhahir singa pembela sunnah

Syaikh Ihsan Ilahi Zhahir adalah seorang ulama yang layak digelari singa pembela sunnah dan ia juga merupakan salah satu tokoh yang paling dimusuhi oleh aliran-aliran sesat. Syaikh Ihsan merupakan seorang ahli hadits terpercaya dan ahli fikih yang dalam pemahamannya. Hidupnya diisi dengan khidmat menjaga syariat dari kelompok-kelompok yang menyimpang dan akhir kehidupannya adalah ibadah, menyampaikan ilmu di hadapan umat.

Kesungguhannya dalam belajar begitu berkesan bagi Dr. Muhammad Luqman as-Salafi sehingga ia mengatakan, “Aku benar-benar mengenal mujahid ini (Syaikh Ihsan Ilahi Zhahir). Ia telah menjual dirinya di jalan Allah lebih dari selama 25 tahun sejak dekat denganku di Universitas Islam Madinah. Selama empat tahun kebersamaan kami di Madinah, aku mengenalnya sebagai seorang yang cerdas melebihi pelajar-pelajar lainnya dalam belajar, membahas, dan diskusi. Dia telah menghafal ribuan hadits Nabi.

Saat keluar kelas, ia selalu membuntuti Syaikh al-Albani. Duduk bersamanya di pelataran kampus, lalu bertanya tentang permasalahan hadits, kaidah-kaidahnya, perawi-perawinya, dan berdiskusi bersama Syaikh al-Albani (tentang masalah-masalah lainnya pen.). Syaikh al-Albani pun sangat gembira mendengar dan menjawab pertanyaan darinya…”

Syaikh Ihsan Ilahi Zhahir memiliki perhatian yang besar dalam memerangi pemikiran-pemikiran menyimpang (baca: aliran sesat) yang banyak tersebar di negaranya, Pakistan. Karya-karya ilmiahnya dalam membantah pemikiran Syiah Itsna ‘Asyriyah, al-Qadiyaniyah (Ahmadiyah), dan Shufiyah menjadi rujukan yang berharga bagi umat Islam, khususnya dalam membantah pemikiran Syiah, buku-bukunya dikategorikan buku terbaik yang membahas pemikiran Syiah. Bantahannya yang ilmiah dan mendalam terhadap aliran-aliran sesat tersebut membuat para tokoh-tokoh kesesatan cukup kelimpungan dan tidak mampu membalasnya dengan argumentasi ilmiah serupa. Mereka hanya mampu melakukan ancaman dan tekanan terhadap Syaikh Ihsan Ilahi Zhahir, agar ia berhenti membicarakan kesesatan mereka.

Tidak hanya melalui buku dan karya tulis ilmiah, Syaikh Ihsan terus menyeru umat agar waspada terhadap pemikiran-pemikiran yang menyimpang tersebut melalui seminar-seminar, mimbar, dan pertemuan-pertemuan, di Pakistan, Kuwait, Irak, Arab Saudi, hingga Amerika. Semua itu beliau lakukan demi menjaga kemurnian syariat Islam.

Jihad ilmiah yang dilakukan oleh Syaikh Ihsan Ilahi Zhahir tentu saja memicu kemarahan para pengekor hawa nafsu yang menyelisihi kebenaran sehingga menjadikan dirinya berada dalam ancaman bahaya. Khomeini, tokoh revolusi Iran, mengadakan sayembara untuk kepala Syaikh Ihsan Ilahi Zhahir. Khomeini mengatakan, “Siapa yang bisa membawa kepala Ihsan, bagi dia ganjaran $2000.” 2000 dolar tentu saja bukan jumlah yang sedikit, apalagi di tahun 1988, angka senilai itu cukup menggiurkan. Beberapa kali percobaan pembunuhan terhadap dirinya terjadi, Syaikh diberondong dengan peluru, namun ia masih selamat.

Pada tanggal 23 Rajab 1407 H, Syaikh Ihsan Ilahi Zhahir menghadiri sebuah seminar di Univeristas Ahlul Hadits. Peserta yang hadir sangat banyak, sekitar 2000 orang. Saat malam mulai larut, hampir menunjukkan pukul 11 malam, giliran Syaikh berbicara di hadapan khalayak. Kurang lebih 20 menit menyampaikan ceramahnya, sebuah pot yang terletak di depan podiumnya meledak. Jasad Syaikh Ihsan terpelanting 20 atau 30 m dari tempat berdirinya. Di masa-masa akhir hayatnya ia mengatakan, “Tinggalkan aku, pergilah perhatikan bagaimana keadaan yang lain.” Lalu ada seseorang yang menangis karena melihat Syaikh dalam keadaan sekarat, Syaikh menasihatinya, “Kalau engkau menangis, bagaiman engkau bisa menguatkan orang lain (atas kejadian ini).” Syaikh Ihsan segera dilarikan ke rumah sakit Lahore.

Kabar ini terdengar oleh Syaikh Abdul Aziz bin Baz dan Raja Fahd bin Abdul Aziz. Pemerintah Arab Saudi segera mengambil tindakan cepat terhadap ulama pemberani ini, ia dirujuk ke rumah sakit militer di Riyadh agar ditangan dengan intesif. Namun sayang upaya itu tidak berhasil, pagi hari di awal bulan Sya’ban 1407 H, ruh Syaikh Ihsan terpisah dari jasadnya, ia pergi menghadap Rabnya Yang Maha Mulia.

Kehidupan Syaikh Ihsan telah ia isi dengan ilmu, amal, dakwah, dan jihad membela kemurnian syariat. Jasadnya diterbangkan ke Kota Madinah, kota yang memberikan banyak kesan dan kenangan untuknya, lalu ia dishalatkan di Masjid Nabawi dan dimakamkan di pemakaman Baqi’.

artikel: kisahmuslim.com

Sebuah kesaksian tentang beliau rahimahullaah :

Tidak ada komentar: