Inilah beberapa alasan penghambat berhijab sering kita dengar

> “Saya belum siap berhijab”

Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda, “Sesungguhnya agama itu mudah” (HR. Bukhari).

Dari hadits ini para ulama menjelaskan bahwa semua perintah dalam Islam itu pasti mampu dan mudah dilakukan oleh semua manusia. Demikian juga berhijab, jika kita renungkan sebenarnya mudah dan siap kapan saja untuk dilakukan. Hanya saja setan senantiasa membisikkan berbagai macam alasan kepada para muslimah sehingga mengesankan berhijab itu sulit.

Selain itu, renungkanlah firman Allah (yang artinya), “Hanya ucapan orang-orang beriman, yaitu ketika mereka diajak menaati Allah dan Rasul-Nya agar Rasul-Nya tersebut memutuskan hukum diantara kalian, maka mereka berkata: Sami’na Wa Atha’na (Kami telah mendengar hukum tersebut dan kami akan taati). Merekalah orang-orang yang beruntung” (QS. An Nuur: 51).

Ketika diperintah oleh Allah dan Rasul-Nya, orang beriman mengatakan: “kami dengar, dan kami taat”, bukan “kami dengar, tapi nanti dulu saya belum siap”.

> “Lebih penting jilbab hati terlebih dahulu”

Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: “Ketahuilah sesungguhnya di dalam tubuh itu ada segumpal darah, jika ia baik seluruh tubuh akan baik, dan jika ia rusak seluruh tubuh akan rusak” (Muttaqun ‘alaih). Maka jika hati itu baik, pasti secara lahiriyah baik. Baik di sini artinya sudah sesuai dengan tuntunan agama. Maka muslimah yang hatinya baik, pasti ia berhijab syar’i. Dan bagaimana mungkin seorang muslimah yang membuka aurat, melanggar ajaran agama, merasa hatinya sudah baik?

> “Banyak wanita berhijab yang akhlaknya buruk, tidak sepadan dengan hijabnya”

Seorang muslimah, selama ia masih manusia, tentu masih berpotensi untuk berbuat dosa dan lupa. Baik ia sudah berjilbab atau belum. Berhijab tidak memastikan atau menjamin seorang muslimah pasti aman dari perbuatan dosa seperti akhlak yang buruk, perkataan yang buruk, dan pelanggaran lainnya. Namun akhlak yang baik itu wajib, baik sudah berhijab atau belum. Dan berhijab pun wajib, baik akhlak sudah baik atau pun belum.

> “Saya belum dapat hidayah”

Hidayah itu dicari, bukan ditunggu. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya): “Orang-orang yang bersungguh-sungguh mencari keridhaan Kami, sungguh akan kami tunjuki kepada jalan Kami” (QS. Al Ankabut: 69).

Oleh karena itu berhentilah menunggu hidayah, mulailah mencari hidayah. Bahkan berhijab adalah salah satu bentuk bersungguh-sungguh dalam mencari keridhaan Allah, semoga dengan itu menjadi sebab untuk menapaki jalan yang benar.

@fawaid_kangaswad

Tidak ada komentar: