Kapan Kita Bersikap Waspada Terhadap Seseorang ?

Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,

لاَ يُلْدَغُ الْمُؤْمِنُ مِنْ جُحْرٍ وَاحِدٍ مَرَّتَيْنِ
“Tidaklah seorang mukmin tersengat bisa dari lubang (binatang berbisa) yang sama sebanyak dua kali.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu]

Kapan Kita Bersikap Waspada Terhadap Seseorang

معناه أنه ينبغي للمؤمن أن يأخذ حذره، إذا لدغ من جحر، من إنسان يأخذ حذره، إذا كان زيد خدعه مرة، فليحذره حتى لا يخدعه مرة أخرى، وإذا كان عمرو ظلمه في معاملة، فليحذر أن يخدعه ويظلمه في معاملة أخرى، وهكذا، يعني ينبغي له توقي الشر ممن خدعه أولاً أو أضره أولاً.
"Syeikh Bin Baz menjelaskan bahwasanya makna hadits ini adalah hendaknya seseorang itu berhati-hati agar tidak terjatuh ke dalam kesalahan yang sama dari (keburukan) orang lain.

Misalnya jika seandainya Zaid pernah menipunya sekali, maka hendaknya ia berhati-hati terhadap Zaid agar tidak tertipu lagi olehnya. Seandainya Amr pernah menzholiminya dalam suatu muamalah, maka hendaknya ia berhati-hati ketika bermuamalah dengan Amr agar tidak tertipu dan terzholimi lagi olehnya, dan lain sebagainya. Kesimpulannya, hendaklah seseorang itu menjaga diri dari keburukan orang yang pernah menipu atau membahayakannya.”

Tidak ada komentar: