Mereka meyakini bahwa aljam’ah adalah pokok dari pokok-pokok agama.
Yang di maksud dengan aljama’ah yaitu bersatu padu di atas kebenaran.
Allah Ta’ala berfirman [QS Ali Imran : 103]
Aku berkata, kata Imam Syafi’i tidak ada makna kecuali satu.
Lalu jika kamu berkata, bagaimana tidak mempunyai makna kecuali satu ?
Aku berkata, apabila jama’ah mereka bercerai-berai di negeri-negeri, tidak ada yang mampu untuk mempersatukan badan-badan mereka yang bercerai-berai tersebut.Dan apabila mereka mendapatkan badan-badan telah berkumpul dengan kaum muslimin. Demikian pula para kafirin, orang-orang yang bertaqwa dan orang yang hujar.
Kalau hanya sebatas berkumpulnya badan saja, kata beliau…. kalau begitu buat apa kita di suruh kita berpegang pada aljama’ah, kecuali jama’ah yang harus di ta’ati, yaitu Rasulullah dan para sahabatnya.
Abu Syamah berkata:
“Yang di maksud dengan berpegang kepada aljama’ah adalah berpegang kepada kebenaran, walupun yang berpegang sedikit dan yang menyelisihi itu banyak. Karena kebenaran itulah yang di pegang oleh jama’ah yang pertama dari zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wassalam dan para sahabatnya.“
Kita tidak melihat kepada banyaknya orang yang memegang ke bathilan setelah mereka.
Kemudian Syaikh berkata:
Ada 3 PERKARA yang mempersatukan manusia diatas jama’ah yang haq;
▪️Yang PERTAMA kata beliau Tauhid, yaitu aqidah yang shohihah.
Karena apabila aqidah berbeda-beda, tidak mungkin mereka akan bersatupadu.
Sebab persatuan badan tidak ada maknanya. Sebagaimana di katakan Imam Syafi’i tadi.
▪️ Perkara yang ke DUA, yaitu rujukan yang menjadi rujukan harus satu juga, yaitu Alqur’an dan Sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wassalam
Adapun kemudian merujuk masing-masing mazhab, masing-masing manhaj, maka ini tidak akan pernah mempersatukan.
▪️Perkara yang ke TIGA, yaitu adanya ke ta’atan kepada pemimpin yang satu, yaitu Ulil Amri yang di ta’ati.
Makanya Rasulullah shallahu ‘alaihi wassalam bersabda:
Yang di maksud dengan aljama’ah yaitu bersatu padu di atas kebenaran.
Allah Ta’ala berfirman [QS Ali Imran : 103]
وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا ۚ
“Hendaklah kalian berpegang semua kalian kepada tali Allah dan jangan bercerai berai. “
Disini Allah menyuruh kita berpegang kepada tali Allah yaitu Alqur’an dan Hadits.
Dan melarang kita bercerai-berai, artinya orang yang tidak berpegang pada Alqur’an dan Hadits pasti bercerai-berai.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
Disini Allah menyuruh kita berpegang kepada tali Allah yaitu Alqur’an dan Hadits.
Dan melarang kita bercerai-berai, artinya orang yang tidak berpegang pada Alqur’an dan Hadits pasti bercerai-berai.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
إنَّ اللهَ يَرْضَى لَكُمْ ثَلَاثًا وَيَكْرَهُ لَكُمْ ثَلَاثًا
“Sesungguhnya Allah mencintai untuk kalian tiga dan membenci untuk kalian tiga.”
Adapun yang Allah ridhoi yang 3;
Berkata Imam Syafi’i:
Jika kamu berkata, apa makna perintah Nabi untuk berpegang kepada jama’ah ?
Adapun yang Allah ridhoi yang 3;
- kamu beribadah kepada Allah saja dan tidak mempersekutukan Allah sedikitpun juga.
- dan hendaklah kamu berpegang kepada tali Allah semuanya dan jangan bercerai-berai.
- dan agar kamu menasehati para Ulil Amri (orang-orang yang Allah berikan kepada mereka kepemimpinan).
Berkata Imam Syafi’i:
Jika kamu berkata, apa makna perintah Nabi untuk berpegang kepada jama’ah ?
Aku berkata, kata Imam Syafi’i tidak ada makna kecuali satu.
Lalu jika kamu berkata, bagaimana tidak mempunyai makna kecuali satu ?
Aku berkata, apabila jama’ah mereka bercerai-berai di negeri-negeri, tidak ada yang mampu untuk mempersatukan badan-badan mereka yang bercerai-berai tersebut.Dan apabila mereka mendapatkan badan-badan telah berkumpul dengan kaum muslimin. Demikian pula para kafirin, orang-orang yang bertaqwa dan orang yang hujar.
Kalau hanya sebatas berkumpulnya badan saja, kata beliau…. kalau begitu buat apa kita di suruh kita berpegang pada aljama’ah, kecuali jama’ah yang harus di ta’ati, yaitu Rasulullah dan para sahabatnya.
Abu Syamah berkata:
“Yang di maksud dengan berpegang kepada aljama’ah adalah berpegang kepada kebenaran, walupun yang berpegang sedikit dan yang menyelisihi itu banyak. Karena kebenaran itulah yang di pegang oleh jama’ah yang pertama dari zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wassalam dan para sahabatnya.“
Kita tidak melihat kepada banyaknya orang yang memegang ke bathilan setelah mereka.
Kemudian Syaikh berkata:
Ada 3 PERKARA yang mempersatukan manusia diatas jama’ah yang haq;
▪️Yang PERTAMA kata beliau Tauhid, yaitu aqidah yang shohihah.
Karena apabila aqidah berbeda-beda, tidak mungkin mereka akan bersatupadu.
Sebab persatuan badan tidak ada maknanya. Sebagaimana di katakan Imam Syafi’i tadi.
▪️ Perkara yang ke DUA, yaitu rujukan yang menjadi rujukan harus satu juga, yaitu Alqur’an dan Sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wassalam
Adapun kemudian merujuk masing-masing mazhab, masing-masing manhaj, maka ini tidak akan pernah mempersatukan.
▪️Perkara yang ke TIGA, yaitu adanya ke ta’atan kepada pemimpin yang satu, yaitu Ulil Amri yang di ta’ati.
Makanya Rasulullah shallahu ‘alaihi wassalam bersabda:
وَأَنْ تَنَاصَحُوا مَنْ وَلَّاهُ اللَّهُ أَمْرَكُمْ
“Untuk kamu memberikan NASIHAT kepada pemimpin kalian.”
Maksud NASIHAT di sini, yaitu MENTA’ATI MEREKA, sabar menghadapi kedholiman mereka.
Menta’ati tentunya DALAM KETA’ATAN BUKAN KEMAKSIATAN.
Nah inilah 3 perkara yang menjadikan kaum muslimin bersatu padu diatas kebenaran aljama’ah
Wallahu a’lam
Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى
Maksud NASIHAT di sini, yaitu MENTA’ATI MEREKA, sabar menghadapi kedholiman mereka.
Menta’ati tentunya DALAM KETA’ATAN BUKAN KEMAKSIATAN.
Nah inilah 3 perkara yang menjadikan kaum muslimin bersatu padu diatas kebenaran aljama’ah
Wallahu a’lam
Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى
Tidak ada komentar: