Kaedah: Fanatik Sebab Terbesar perpecahaan umat

Bahwa Ahlus Su’nnah wal Jama’ah waljama’ah mempunyai keyakinan, sebab yang paling besar terjadinya perpecahan itu FANATIKNYA sebagian kaum muslimin kepada kelompok atau jama’ah tertentu atau individu tertentu selain Rasulullah dan para sahabatnya, ini adalah merupakan sebab terbesar TERJADINYA PERPECAHAN.

Seseorang fanatik kepada kelompoknya atau Ustadznya atau organisasainya dan yang lainnya, bukan kepada kebenaran.

Allah Ta’ala berfirman [QS Al-An’am: 159]

‎إِنَّ الَّذِينَ فَرَّقُوا دِينَهُمْ وَكَانُوا شِيَعًا لَسْتَ مِنْهُمْ فِي شَيْءٍ ۚ
“Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah agama mereka dan mereka menjadi kelompok-kelompok kamu tidak termasuk mereka sedikitpun juga“

Berkata Ibnu Katsir :

“Ayat ini umum, buat orang yang memecah belah agama Allah Subhanahu wa Ta’ala dan menyelisihiNya.”

Allah juga berfirman [QS Ar-Rum: 31-32]

‎وَلَا تَكُونُوا مِنَ الْمُشْرِكِينَ ‎مِنَ الَّذِينَ فَرَّقُوا دِينَهُمْ وَكَانُوا شِيَعًا ۖ
“Janganlah kalian seperti orang-orang musyrikin. Yaitu orang-orang yang memecah belah agama mereka, dan mereka berkelompok-kelompok. Setiap kelompok merasa gembira , berbangga dengan apa yang ada pada mereka.”

Fanatik Sebab Terbesar perpecahaan umat

Kata Ibnu Katsir:

“Umat Islam berpecah belah sesama mereka, menjadi berkelompok-kelompok. Semuanya sesat kecuali satu, yaitu Ahlus Su’nnah wal Jama’ah.

Yang berpegang kepada Kitabullah dan Sunnah Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam. Dan juga berpegang kepada apa yang di pegang oleh generasi pertama dari kalangan sahabat dan Tabi’in dan para Ulama kaum Muslimin.”

Maka di sini Allah juga menyebutkan tentang sebab perpecahan itu.

Allah berfirman: [QS Ar-Rum: 32]

‎ۖ كُلُّ حِزْبٍ بِمَا لَدَيْهِمْ فَرِحُونَ
“Setiap kelompok bergembira atau berbangga dengan apa yang ada pada mereka.”

Ketika setiap orang itu lebih membanggakan kelompoknya atau yayasannya atau organisasinya atau ustadznya… pasti pecah.

Seperti yang kita lihat di zaman sekarang, ketika seseorang sedang ngefans kepada seorang ustadz, maka membabi buta dia mengikuti ustadz tersebut.

Ketika ada ustadz lain yang mengkritik, bisa jadi yang mengkritiknya itu benar, maka di sikapi dengan sinis, seakan-akan ustadznya itu tidak boleh salah. Seakan-akan orang yang mengkritiknya itu sesat ataupun yang lainnya.

Kalau mengkritiknya itu tanpa bukti, tanpa hujjah atau sebatas tuduhan, kita wajib membela ustadz kita.

Tapi kalau ternyata kritikannya di atas kebenaran, maka kata Syaikhul Islam:

“siapa yang membela ustadznya padahal dia dalam keadaan diatas kesalahan dan di atas kebathilan yang jelas, maka dia telah berhukum dengan hukum jahiliyah.”

Maka dari itu ya akhwat islam, saudaraku…. kita mengikuti kajian sunnah itu bukan untuk berfanatik kepada ustadz-ustadz tertentu atau kelompok tertentu atau kepada yayasan tertentu….Tidak.

FANATIK kita HANYA KEPADA ALLAH dan RASUL-NYA.

Pernah dikatakan kepada Ibnu Abbas:

“Kamu ikut Ali atau ikut Utsman ?”

Kata Ibnu Abbas: “Aku mengikuti Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam.“

Itulah ya akhwat Islam, fanatik kita hanya kepada Allah dan RasulNya.

Wallahu a’lam

Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى

Tidak ada komentar: