KEADAAN MANUSIA DI ALAM KUBUR ADA 5 JENIS

Pertama: para Nabi dan Rasul 'alaihimussalam. Mereka dalam keadaan yang paling baik di alam kubur. Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam bersabda:

إن الله حرّم على الأرض أن تأكل أجساد الأنبياء
“Sesungguhnya Allah mengharamkan bumi untuk memakan jasad pada Nabi” (HR. Al Hakim 5/776, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Al Jami' no. 2212).

Kedua: para syuhada (orang yang mati dalam keadaan syahid). Mereka mendapat nikmat kubur, selamat dari fitnah kubur (pertanyaan kubur) dan adzab kubur. Ada sahabat yang bertanya:

ما بال المؤمنين يفتنون في قبورهم إلا الشهيد ؟ قال : كفى ببارقة السيوف على رأسه فتنة
“Apakah setiap Mu'minin mengalami fitnah kubur di kubur mereka kecuali para syuhada? Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam bersabda: 'Cukuplah sabetan pedang di kepala mereka menjadi fitnah (ujian) bagi mereka'” (HR. An Nasa-i no. 2052, dishahihkan Al Albani dalam Shahih An Nasa-i)


KEADAAN MANUSIA DI ALAM KUBUR ADA 5 JENIS

Ketiga: orang-orang mendapat nikmat kubur setelah melalui fitnah kubur. Mereka mendapat berbagai kenikmatan surga: di temani oleh amalan shalih, diluarkan kuburnya, diperlihatkan surga kepada mereka, sebagaimana dalam hadits:

فإذا رأى ما في الجنة قال : ربِّ عَجِّل قيام الساعة كما أرجع إلى أهلي ومالي
“Ketika mereka (penghuni kubur) diperlihatkan isi dari surga, mereka mengatakan: Ya Rabb kami, percepatlah datangnya kiamat sehingga kami bisa berkumpul kembali dengan keluarga kami dan harta kami” (HR. Abu Daud no. 4753, dishahihkan Al Albani dalam Sunan Abu Daud).

Keempat: orang-orang mendapat siksa kubur setelah melalui fitnah kubur, namun tidak selamanya.

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ مَرَّ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – بِحَائِطٍ مِنْ حِيطَانِ الْمَدِينَةِ أَوْ مَكَّةَ ، فَسَمِعَ صَوْتَ إِنْسَانَيْنِ يُعَذَّبَانِ فِى قُبُورِهِمَا ، فَقَالَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – « يُعَذَّبَانِ ، وَمَا يُعَذَّبَانِ فِى كَبِيرٍ » ، ثُمَّ قَالَ « بَلَى ، كَانَ أَحَدُهُمَا لاَ يَسْتَتِرُ مِنْ بَوْلِهِ ، وَكَانَ الآخَرُ يَمْشِى بِالنَّمِيمَةِ »
“Dari Ibnu ‘Abbas, ia berkata: Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam pernah keluar dari sebagian pekuburan di Madinah atau Makkah. Lalu beliau mendengar suara dua orang manusia yang sedang diadzab di kuburnya. Beliau bersabda, ‘Keduanya sedang diadzab. Tidaklah keduanya diadzab karena dosa besar (menurut mereka bedua)’, lalu Nabi bersabda: ‘Padahal itu merupakan dosa besar. Salah satu di antara keduanya diadzab karena tidak membersihkankan bekas kencingnya, dan yang lain karena selalu melakukan namiimah (adu domba)” (HR. Bukhari 6055, Muslim 703).

Kelima: orang-orang mendapat siksa kubur terus-menerus hingga hari kiamat, merekalah orang-orang kafir. Mereka disiksa dengan siksaan yang mengerikan dan terus-menerus hingga hari kiamat. Sebagaimana dalam hadits:

ثم يقيض له أعمى أبكم معه مرزبةٌ من حديد لو ضُرب بها جبل لصار ترابا ، قال فيضربه بها ضربه يسمعها ما بين المشرق والمغرب إلا الثقلين فيصير ترابا ، قال : ثم تعاد فيه الروح
“Dijadikan baginya sesososk yang buta dan bisu. Ditangan ia memegang alat pemukul dari besi yang jika digunakan untuk memukul gunung maka gunung tersebut akan menjadi debu. Maka alat tadi digunakan untuk memukul sang mayit dengan pukulan yang keras, ketika dipukulkan terdengar suaranya jeritannya antara timur dan barat kecuali oleh jin dan manusia lalu ia pun menjadi debu. Kemudian setelah itu dikembalikan lagi ruh tersebut seperti bentuknya semula” (HR. Abu Daud no. 4753, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Abu Daud)

- Diringkas dari kitab Al Hayah Al Barzakhiyyah, Syaikh Abdurrahman As Suhaim

@fawaid_kangaswad

Tidak ada komentar: