Kebijakan Pelarangan Cadar di Kampus UIN Sunan Kalijaga

Para petinggi UIN Sunan Kalijaga sedang mengalami 'terjun bebas' penurunan intelektual dengan kebijakan barunya. Hanya karena pernah terkibar bendera HTI di wilayah kampus, muncul kebijakan pelarangan cadar. Lebih konyol lagi, terbaca di media pernyataan salah satu wakil rektornya bahwa celana cingkrang akan/sangat berpotensi menjadi bidikan selanjutnya setelah cadar. Semiotik para petinggi UIN ini memang kacau. Bahkan tak dapat dinalar dengan logika sekuler Barat sekalipun.


Apa hubungannya HTI dengan cadar ?. Sebagai kaum intelektual kampus - meski saya pribadi saat ini sangat meragukan kapasitasnya - silakan teliti berapa persen wanita HTI yang mengenakan cadar. Apa pula hubungan celana cingkrang dengan radikalisme (jika itu jadi ultimate targetnya) ?. Celana cingkrang kalau dipakai orang Islam berjenggot, mata Anda belingsatan sambil mulut sedikit miring tak simetris ke kiri tanda tidak suka.

Namun ketika dipakai bule Amerika yang datang ke kampus Anda, tergopoh-gopoh Anda bersenyum manis sambil mundhuk-mundhuk tanda ta'dhim (pemuliaan). Sebagian Anda mungkin tak risih memandang fashion orang bercelana segitiga karena sedari kecil terdidik dengan Superman yang mengenakan kolor di luar. Sebagian Anda mungkin lebih nyaman mantengin mahasiswi berjilboops daripada berjilbab lebar. Yang pertama Anda anggap moderat dan modernis, sementara yang kedua Anda anggap puritan, tradisional, kolot, dan penebar benih pemikiran Imam Samudra.

Saya semakin tertantang menganjurkan tidak masuk kuliah di institusi yang alergi terhadap Islam (meski Anda berbusa-busa retorika tidak anti syariat) ketika ada ancaman mengeluarkan mahasiswi bercadar. Ora pathek'en !. Berlusin-lusin intelektual cerdas dengan gelar tak kalah panjang siap meluruskan kepincangan logika Anda.

Tidak ada komentar: