Mengapa Hati menjadi sakit dan mengeras ... ?

Hati merupakan bagian yang pokok dari keberadaan manusia. Dia penentu baik buruknya manusia

Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda,

أَلاَ وَإِنَّ فِى الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ . أَلاَ وَهِىَ الْقَلْبُ
“Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati” (HR. Bukhari, 52 dan Muslim, 1599).

Hati bagi tubuh manusia ibarat raja dengan bala tentaranya, sehingga dia menjadi penentu kebaikan seluruh jasadnya, sebagaimana Raja menjadi penentu kebaikan seluruh hulu balang dan tentaranya.(Jami'ul ulum walhujam, Ibnu Rojab)

Diantara hati manusia ada yang berpenyakit dan mengeras, sekeras batu.

Sebagaimana firman Allah,

ثُمَّ قَسَتْ قُلُوبُكُمْ مِنْ بَعْدِ ذَٰلِكَ فَهِيَ كَالْحِجَارَةِ أَوْ أَشَدُّ قَسْوَةً ۚ وَإِنَّ مِنَ الْحِجَارَةِ لَمَا يَتَفَجَّرُ مِنْهُ الْأَنْهَارُ ۚ وَإِنَّ مِنْهَا لَمَا يَشَّقَّقُ فَيَخْرُجُ مِنْهُ الْمَاءُ ۚ وَإِنَّ مِنْهَا لَمَا يَهْبِطُ مِنْ خَشْيَةِ اللَّهِ ۗ وَمَا اللَّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ
"Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi. Padahal diantara batu-batu itu sungguh ada yang mengalir sungai-sungai dari padanya dan diantaranya sungguh ada yang terbelah lalu keluarlah mata air dari padanya dan diantaranya sungguh ada yang meluncur jatuh, karena takut kepada Allah. Dan Allah sekali-sekali tidak lengah dari apa yang kamu kerjakan." [Al-Baqarah: 74]

Itulah perumpamaan hati orang-orang yang memusuhi kebenaran dakwah yang dibawa para Rasul, seperti orang Yahudi.

Mengapa Hati menjadi sakit dan mengeras

💞Penyebab Hati menjadi sakit.

Sebab utama hati menjadi keras dan sakit adalah kemusyrikan.

لِيَجْعَلَ مَا يُلْقِي الشَّيْطَانُ فِتْنَةً لِلَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ وَالْقَاسِيَةِ قُلُوبُهُمْ ۗ وَإِنَّ الظَّالِمِينَ لَفِي شِقَاقٍ بَعِيدٍ
"Agar Dia (Alloh) menjadikan apa yang dimasukkan oleh syaitan itu, sebagai cobaan bagi orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan yang kasar hatinya. Dan sesungguhnya orang-orang yang zalim itu, benar-benar dalam permusuhan yang sangat" [ Al-Hajj : 53]

Ibnu Juraij menafsirkan ‘orang-orang yang berhati keras’ dalam ayat ini sebagai orang-orang musyrik (Tafsir al-Qur’an al-’Azhim [5/326]).

Perbuatan nifaq.

Allah berfirman:

فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ فَزَادَهُمُ اللَّهُ مَرَضًا
"Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya …. " [al-Baqarah:10]

Berpaling dari Allah, dan bertambah dan meningkatnya kemaksiatan yang dilakukannya.

Allah berfirman:

فَلَمَّا زَاغُوا أَزَاغَ اللَّهُ قُلُوبَهُمْ ۚ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ
"Maka tatkala mereka berpaling (dari kebenaran), Allâh memalingkan hati mereka. Dan Allâh tidak memberi petunjuk kepada kaum yang fasik." [ash-Shaf: 5]

Banyak bicara

Lisan adalah duta hati. Islam mengajarkan umatnya untuk bicara yang baik. Jika tidak bisa, maka diam. Sebab keimanan seseorang terkait erat dengan sejauh mana seseorang menjaga lisannya.

Rasulullah صلي الله عليه وسلم bersabda, “Barangsiapa yang berimana kepada Allah dan hari akhir, hendaklah dia berkata benar atau diam,” (HR. Muslim).

Banyak bicara akan membebalkan hati. Sebab, semakin banyak bicara, kemungkinan akan semakin banyak salah.

Firman Allah, “Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh bersedekah, berbuat ma’ruf, atau perdamaian di antara manusia,” (An-Nisa’:114).

Melanggar Perjanjian Yang Dibuat Kepada Allah.

Allah berfirman:

فَبِمَا نَقْضِهِمْ مِيثَاقَهُمْ لَعَنَّاهُمْ وَجَعَلْنَا قُلُوبَهُمْ قَاسِيَةً
"Maka karena mereka melanggar janjinya, maka kami laknat mereka, dan kami jadikan hati mereka keras membatu." [al-Mâ-idah: 13]

Banyak tertawa.

Tertawa bukan hal yang dilarang. Rasulullah sendiri pernah tertawa namun itu dilakukan sewajarnya. Karena itu ditegaskan di awal bahwa beliau banyak menangis dan sedikit tertawa.

Banyak makan.

Selain itu, faktor lain yang menyebabkan hati menjadi keras adalah berlebih-lebihan dalam makan, tidur, berbicara dan bergaul (lihat al-Fawa’id, hal. 95)

Dosa.

Demikian pula orang-orang yang bersikeras meninggalkan perintah-perintah Allah dan orang-orang yang memutarbalikkan ayat-ayat Allah seperti ahlul bid’ah; mereka menyelewengkan maksud ayat-ayat agar cocok dengan hawa nafsunya. Orang-orang seperti mereka adalah orang-orang yang berhati keras (Taisir al-Karim ar-Rahman, hal. 225).

Allah berfirman :

كَلَّا بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
“Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka,” (QS. Al Muthoffifin: 14).

Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda, “Seorang hamba apabila melakukan suatu kesalahan, maka dititikkan dalam hatinya sebuah titik hitam. Apabila ia meninggalkannya dan meminta ampun serta bertaubat, hatinya dibersihkan. Apabila ia kembali (berbuat maksiat), maka ditambahkan titik hitam tersebut hingga menutupi hatinya. Itulah yang diistilahkan ‘ar raan’ yang Allah sebutkan dalam firman-Nya (yang artinya), ‘Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka’,” (HR Tirmidzi).

Teman buruk.

Firman Alloh,

“Dan (Ingatlah) hari (ketika itu) orang yang zalim menggigit dua tangannya, seraya berkata: ‘Aduhai kiranya (dulu) Aku mengambil jalan bersama-sama Rasul.’ Kecelakaan besarlah bagiKu; kiranya Aku (dulu) tidak menjadikan sifulan itu teman akrab(ku). Sesungguhnya dia Telah menyesatkan Aku dari Al-Quran ketika (Al-Quran itu) telah datang kepadaku, dan adalah syaitan itu tidak mau menolong manusia,”(Al-Furqan: 27-29).

Hati yang keras adalah sejelek-jeleknya hati.

Ibnul Qayyim berkata, “Tidaklah seorang hamba mendapatkan hukuman yang lebih berat daripada hati yang keras dan jauh dari Allah.” (al-Fawa’id, hal. 95).

Syaikh Abdul Aziz bin Baz memberikan nasehat, bagaimana jalan diantara melunakkan hati,

“Jika seseorang tidak menghadiri majelis ilmu, tidak pernah mendengar khutbah, dan tidak pernah perhatian dengan apa yang dinukil oleh para ulama, maka akan semakin bertambah kelalaiannya, dan boleh jadi hatinya mengeras hingga membatu, sehingga ia termasuk orang-orang yang lalai.” (Majmu’ Fatawa Ibnu Baz, 12: 324)

Obat yang paling baik mengobati hati yang keras adalah memperbanyak doa.

Sebagaimana doanya Rasulullah صلى الله عليه وسلم ketika berlindung dari hati yang keras dan tidak khusyu’.

اللهم إني أعوذ بك من علم لا ينفع ومن قلب لا يخشع ومن نفس لا تشبع ومن دعوة لا يستجاب لها. رواه مسلم
“Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari hati yang tidak khusyu’, dari jiwa yang tidak pernah kenyang, dan dari doa yang tidak dikabulkan,” (HR. Muslim).

Semoga bermanfaat.

Wallohu A'lam.

🍃Abu Yusuf Masruhin Sahal, Lc

Tidak ada komentar: