Nasehat kepada mereka yang Malas datang ke majelis ilmu

Nasehat Bagi Yang Masih "MALAS" atau bahkan "ENGGAN" tuk Datang ke Majelis Ilmu

Pandai-pandailah mengatur waktu yang Allah Ta’ala berikan kepada kita.

Janganlah kalian menjadi "orang-orang yang merugi", seperti yang dikatakan Allah dalam Firman-Nya [lihat QS. Al-Asr]

Berikanlah bagian untuk menuntut "Ilmu Syar’i".

Sisihkanlah satu atau dua hari dalam seminggu untuk menghadiri Majelis Ilmu jika tidak mampu melakukannya sesering mungkin.

Jangan biarkan hari-hari kita penuh dengan kesibukan, namun kosong dari menuntut Ilmu dan berdzikir kepada Allah Ta’ala.

Ingat, bahwa orang yang tidak meghadiri Majelis Ilmu dan tidak mau menuntut "Ilmu Syar’i", maka ia akan merugi di dunia dan di akhirat.

Rasulullah ﷺ bersabda:

“Barang siapa menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu agama, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju Surga...” [HR. Abu Daud dan At-Tirmidzi dari Abu Ad-Darda’ radhiyallahu’anhu, Shahihul Jaami’: 6297]



Beliau ﷺ juga bersabda:

"Tidaklah suatu kaum berkumpul di satu rumah Allah, mereka membacakan kitabullah dan mempelajarinya, kecuali turun kepada mereka ketenangan, dan rahmat menyelimuti mereka, para malaikat mengelilingi mereka dan Allah memuji mereka di hadapan makhluk yang ada di dekatnya. Barangsiapa yang kurang amalannya, maka nasabnya tidak mengangkatnya." [Hadits ini merupakan potongan dari hadits yang diriwayatkan dari sahabat Abu Hurairah oleh: HR. Muslim, Abu Daud, dan Ibnu Majah]

Beliau ﷺ juga menganjurkan kita untuk menghadiri majelis ilmu dengan sabdanya:

Jika kalian melewati taman syurga maka berhentilah. Mereka bertanya, "Apakah taman syurga itu?" Beliau menjawab, "Halaqoh dzikir (Majelis Ilmu)." [Riwayat At Tirmidzi dan dishahihkan Syeikh Salim bin Ied Al Hilali dalam Shahih Kitabul Adzkar 4/ 4]

Berikut beberapa faidah keutamaan menghadiri Majelis Ilmu:

• Mengamalkan perintah Allah Subhanahu wa Ta'ala, dan Rasulullah ﷺ, serta mencontoh jalan hidup para salafusshalih.
• Mendapatkan ketenangan.
• Mendapatkan rahmat Allah Subhanahu wa Ta'ala.
• Dipuji Allah di hadapan para malaikat.
• Mengambil satu jalan mendapatkan warisan para Rasul.
• Mendapatkan ilmu dan adab dari seorang alim.

Seseorang (yang hatinya lurus) akan iri apabila melihat orang-orang yang lebih muda darinya lebih bersemangat dan lebih awal mendatangi Majelis Ilmu.

Ia akan merasa iri pada saat melihat anak-anak kecil dan para pemuda telah hafal Al-Qur'an.

Ia menyesali masa mudanya yang tidak dimanfaatkan sebaik mungkin untuk menghafal dan menuntut "Ilmu Syar'i".

Akibatnya, ketika ia berkeinginan menghafal dan menuntut ilmu di masa tuanya, banyak kesibukan dan banyak teman-temannya yang menyita waktunya siang dan malam, hanya untuk sesuatu yang tidak membawanya lebih mendekatkan diri kepada Allah Azza wa Jalla.

al-Hasan al-Bashri_ (wafat th. 110 H) -rahimahullaah- mengatakan, “Belajar hadits di waktu kecil bagai mengukir di atas batu.” [Jaami’ Bayaanil ‘Ilmi wa Fadhlihi (I/ 357, no. 482)]

Oleh karena itu, sebelum kita disibukkan oleh orang lain, direpotkan berbagai urusan, dan menyesal seperti orang yang mengalaminya, maka manfaatkanlah masa muda untuk menuntut "Ilmu Syar’i".

Ini bukan berarti orang yang sudah tua boleh berputus asa dalam menuntut ilmu, namun seluruh umur yang kita miliki adalah kesempatan untuk menuntut ilmu karena ia adalah ibadah.

Allah Ta’ala berfirman,

وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّىٰ يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ
“Dan beribadahlah kepada Rabb-mu hingga datangnya keyakinan (kematian).” [Al-Hijr: 99]

Oleh karena itu, para remaja maupun orang tua, laki-laki maupun wanita, segeralah bertaubat kepada Allah Ta’ala atas segala apa yang telah luput dan berlalu.

Sekarang mulailah menuntut ilmu, menghadiri Majelis Ta’lim (Majelis yang isi kajiannya "Ilmu Syar'i"), belajar dengan benar dan sungguh-sungguh, dan menggunakan kesempatan sebaik-baiknya sebelum ajal tiba.

Ketika ditanyakan kepada Imam Ahmad_, “Sampai kapankah seseorang menuntut ilmu?” Beliau pun menjawab, “Sampai meninggal dunia (mati).” [Al-‘Ilmu Fadhluhu wa Syarafuhu (hal. 77)]

Baarokallohu Fiikum

artikel republish from whatsapp group

Tidak ada komentar: