BAHAYA MULUT YANG TAK DIKENDALIKAN

Diam (tidak berbicara percuma) adalah suatu kebijaksanaan dan sedikit orang yang melakukannya. (HR. Ibnu Hibban)

Barangsiapa banyak berbicara maka banyak pula salahnya dan barangsiapa banyak salah maka banyak pula dosanya, dan barangsiapa banyak dosanya maka api Neraka lebih utama baginya. (HR. Ath-Thabrani)

Barangsiapa beriman kepada Allah dan Hari Akhir hendaklah berbicara yang baik-baik atau diam. (HR. Bukhari)

Siapa yang memberi jaminan kepadaku untuk memelihara di antara rahangnya (mulut) dan di antara kedua pahanya (kemaluan) niscaya aku menjamin baginya Surga. (HR. Bukhari)

Sesungguhnya di antara ungkapan kata dan keterangan adalah sihir. (HR. Bukhari)

Bila seorang dari kamu sedang marah hendaklah diam. (HR. Ahmad)

Penjelasan: Bicara saat emosi (marah) dapat menyesatkan.

Kebanyakan dosa anak Adam karena lidahnya. (HR. Ath-Thabrani dan Al-Baihaqi)

Berhati-hatilah dalam memuji (menyanjung-nyanjung), sesungguhnya itu adalah penyembelihan. (HR. Bukhari)

Seorang mu'min (yang beriman) bukanlah pengumpat, pengutuk, berkata keji atau berkata busuk. (HR. Bukhari dan Al Hakim)
==========================

BAHAYA MULUT YANG TAK DIKENDALIKAN

Puisi Sukmawati Sudutkan Syariat Islam, Cadar dan Adzan

Putri Bung Karno Sukmawati Soekarnoputri bikin ulah. Tadi malam, dia membacakan sebuah puisi yang ditulisnya sendiri. Judulnya, Ibu Indonesia.

Di dalam puisi itu, Sukmawati seakan menyudutkan syariat Islam, cadar dan juga suara adzan.

Sukmawati membacakan puisinya dalam pergelaran Indonesian Fashion Week, dalam segmen Sekarayu Sriwedari menyambut 29 tahun karya Anne Avantie. Sejumlah tokoh wanita Indonesia hadir dalam kegiatan itu, seperti Titiek Puspa, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, juga Ibu Shinta Abdurrahman Wahid.

Berbagai pihak mengecam puisi Sukma. Potongan videonya juga telah beredar luar.

Berikut puisi Sukma:

Ibu Indonesia

Aku tak tahu Syariat Islam
Yang kutahu sari konde ibu Indonesia sangatlah indah
Lebih cantik dari cadar dirimu
Gerai tekukan rambutnya suci
Sesuci kain pembungkus ujudmu
Rasa ciptanya sangatlah beraneka
Menyatu dengan kodrat alam sekitar
Jari jemarinya berbau getah hutan
Peluh tersentuh angin laut

Lihatlah ibu Indonesia
Saat penglihatanmu semakin asing
Supaya kau dapat mengingat
Kecantikan asli dari bangsamu
Jika kau ingin menjadi cantik, sehat, berbudi, dan kreatif
Selamat datang di duniaku, bumi Ibu Indonesia

Aku tak tahu syariat Islam
Yang kutahu suara kidung Ibu Indonesia, sangatlah elok
Lebih merdu dari alunan adzan mu
Gemulai gerak tarinya adalah ibadah
Semurni irama puja kepada Illahi
Nafas doanya berpadu cipta
Helai demi helai benang tertenun
Lelehan demi lelehan damar mengalun
Canting menggores ayat ayat alam surgawi

Pandanglah Ibu Indonesia
Saat pandanganmu semakin pudar
Supaya kau dapat mengetahui kemolekan sejati dari bangsamu
Sudah sejak dahulu kala riwayat bangsa beradab ini cinta dan hormat kepada ibu Indonesia dan kaumnya. [dem]

http://rmol.co/amp/2018/04/02/333477/Puisi-Sukmawati-Sudutkan-Syariat-Islam--Cadar-dan-Adzan-

Tidak ada komentar: