Kebenaran Kenabian Muhammad Shallallahu alahi wa salam

Berita nubuwwahnya Muhammad صلى الله عليه وسلم sudah Allah sampaikan jauh sebelum beliau lahir.

Bahkan didalam kitab Taurat dan Injil sudah memberitakan tentang hal ini.

وَإِذْ قَالَ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ إِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُمْ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيَّ مِنَ التَّوْرَاةِ وَمُبَشِّرًا بِرَسُولٍ يَأْتِي مِنْ بَعْدِي اسْمُهُ أَحْمَدُ ۖ فَلَمَّا جَاءَهُمْ بِالْبَيِّنَاتِ قَالُوا هَٰذَا سِحْرٌ مُبِينٌ
"Dan (ingatlah) ketika Isa ibnu Maryam berkata: "Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi khabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)". Maka tatkala rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: "Ini adalah sihir yang nyata". (As-Saf: 6 )

Para ulama Ahli Kitab dari Yahudi dan Nasrani sudah mengetahui hal ini, bahkan mereka meyakininya dengan pasti. Dan mereka mengenal Muhammad dengan detail sebagaimana firman Allah.

الَّذِينَ آتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ يَعْرِفُونَهُ كَمَا يَعْرِفُونَ أَبْنَاءَهُمْ وَإِنَّ فَرِيقًا مِنْهُمْ لَيَكْتُمُونَ الْحَقَّ وَهُمْ يَعْلَمُونَ 
"Orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang telah kami beri Al-Kitab (Taurat dan Injil) mengenal Muhammad seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri. Dan sesungguhnya sebagian di antara mereka menyembunyikan kebenaran, padahal mereka mengetahui." (Al-Baqarah: 146).

Diantara sebab yang menjadikan Yatsrib (nama kota Madinah sebelum hijrahnya Nabi) banyak komunitas Yahudi yaitu keyakinan mereka tentang tempat persinggahan hijrah Nabi akhir zaman adalah kota yang banyak kebun kurmanya yaitu Yatsrib. Mereka ingin menyambut Nabi akhir zaman, sehingga mereka menjadi ummat yang paling mendapatkan petunjuk. (Siroh An-Nabawiyyah As-Shohihah, DR. Akrom Dhiya' Al-Umary)
Kebenaran Kenabian Muhammad Shallallahu alahi wa salam
Allah memberitahukan hal ini,

" Dan mereka bersumpah dengan nama Allah dengan sekuat-kuat sumpah; sesungguhnya jika datang kepada mereka seorang pemberi peringatan, niscaya mereka akan lebih mendapat petunjuk dari salah satu umat-umat (yang lain). Tatkala datang kepada mereka pemberi peringatan, maka kedatangannya itu tidak menambah kepada mereka, kecuali jauhnya mereka dari (kebenaran)" (Fāţir: 42)

Berkata Al-Imam Ibnu Katsir dalam menerangkan surat Al-Baqarah: 146,

"Allah memberitahukan bahwa ulama Ahli Kitab mengenal kebenaran dari apa yang disampaikan oleh Rasulullah kepada mereka, sebagaimana seseorang dari mereka mengenal anaknya sendiri. Orang-orang Arab biasa membuat perumpamaan seperti ini untuk menunjukkan pengertian pengenalan yang sempurna.  

Seperti yang disebutkan di dalam sebuah hadis, bahwa Rasulullah pernah bersabda kepada seorang lelaki yang bersama anaknya:

"ابْنُكُ هَذَا؟ " قَالَ: نَعَمْ يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَشْهَدُ بِهِ. قَالَ: "أَمَا إِنَّهُ لَا يَجْنِي عَلَيْكَ وَلَا تجْنِي عَلَيْهِ"
"Apakah ini adalah anakmu?" Si lelaki menjawab, "Benar, wahai Rasulullah, aku bersaksi bahwa dia adalah anakku." Rasulullah Saw. bersabda, "Ingatlah, sesungguhnya dia tidak samar kepadamu dan kamu tidak samar kepadanya."

Al-Qurtubi mengatakan,

telah diriwayatkan dari Umar bahwa ia pernah bertanya kepada Abdullah ibnu Salam, "Apakah engkau dahulu mengenal Muhammad sebagaimana engkau mengenal anakmu sendiri?"

Abdullah ibnu Salam menjawab,

"Ya, dan bahkan lebih dari itu; malaikat yang dipercaya turun dari langit kepada orang yang dipercaya di bumi seraya membawa keterangan mengenai sifat-sifatnya. Karena itu, aku dapat mengenalnya, tetapi aku tidak mengetahui seperti apa yang diketahui oleh ibunya."

Menurut kami, firman-Nya berikut ini:

{يَعْرِفُونَهُ كَمَا يَعْرِفُونَ أَبْنَاءَهُمْ}
Mereka mengenalnya (Muhammad) sebagaimana mereka mengenal anak-anaknya sendiri. (Al-Baqarah: 146)

Dapat diartikan bahwa mereka mengenal Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri di antara anak-anak manusia lainnya. Dengan kata lain, tiada seorang pun yang bimbang dan ragu dalam mengenal anaknya sendiri jika dia melihatnya di antara anak-anak orang lain.

Kemudian Allah memberitahukan bahwa sekalipun mereka mengetahui kenyataan ini dengan pengenalan yang yakin, tetapi mereka benar-benar menyembunyikan kebenaran ini. Dengan kata lain, mereka menyembunyikan apa yang terdapat di dalam kitab-kitab mereka mengenai sifat-sifat Nabi Muhammad dari pengetahuan umum, padahal mereka mengetahuinya, seperti yang disebutkan oleh firman selanjutnya:

وَإِنَّ فَرِيقًا مِنْهُمْ لَيَكْتُمُونَ الْحَقَّ وَهُمْ يَعْلَمُونَ
Dan sesungguhnya sebagian di antara mereka menyembunyikan kebenaran, padahal mereka mengetahui. (Al-Baqarah: 146)

Kemudian Allah mengukuhkan kedudukan Nabi-Nya dan kaum mukmin serta memberitahukan kepada mereka bahwa apa yang dibawa oleh Rasul adalah perkara yang hak, tiada keraguan di dalamnya dan tiada pula kebimbangan. (Tafsir Ibnu Katsir)

Keyakinan akan kebenaran ajaran Islam yang dibawa oleh Rasulullah, tetap diyakini oleh orang-orang Yahudi sampai sekarang.

Seperti hadits tentang pohon Ghorqod yang akan membela Yahudi di perang besar akhir zaman. (HR Al-Bukhory, 2926 dan Muslim, 2922)

Sehingga oleh otoritas Yahudi sekarang di Al-Quds, hanya boleh ditanami pohon ghorqod.

Namun sayang kedengkian telah menutupi hati mereka. Dan lebih disayangkan lagi, ada sebagian Ulama Islam yang meragukan kebenaran Islsm lalu mengekor kepada syubhat orintalis Yahudi dan misionaris Kristen.

Allohul musta'an

Abu Yusuf Masruhin Sahal, Lc

Tidak ada komentar: