Setiap bida'h tempatnya di neraka

Sering kita mendengarkan ucapan para khatib dan penceramah "setiap perkara baru dalam agama bida'h, setiap bida'h sesat dan setiap kesesatan tempatnya di neraka" ini adalah nukilan dari hadist Nabi -Shalallahu alaihi wasalalam-

Orang-orang yang tidak senang dengan pendapat bida'hnya perayaan maulid nabi, kenduri arwah, zikir jamaah dan semisalnya menyatakan "sedikit-sedikit bida'h, sedikit-sedikit sesat dan semua kesesatan di nereka, hanya mereka saja yang masuk surga, emangnya kunci surga di tangan mereka"

Ini adalah cara pikir orang yang gegabah dan emosi atau orang yang tidak paham, mari kita bawa dalam kehidupan nyata untuk perkara yang sama atau mirip. Kita sering mengatakan "pelajar rajin akan berhasil dan pelajar yang malas akan gagal"

Setiap bida'h tempatnya di neraka

Apakah keberhasilan seseorang dan kegagalannya kita yang menentukan? Jelas tidak, itu adalah sebuah kaedah alam. Begitu juga dengan "setiap kesesatan tempatnya di neraka" adalah kaedah agama.

Tidak semua pelajar malas itu gagal, kita akan tahu mereka gagal atau tidak setelah nilai ujian diumumkan, apalah lagi dalam perkara akhirat tentang surga dan neraka, tidak akan ada yang tahu kecuali Allah taala.

Hal ini berbeda dengan kata "kafir" setiap orang yang meninggal diatas kekafiran pasti dalam neraka walaupun kebaikannya terhadap manusia menggunung. Pelajar yang berhasil di sekolah adalah yang meraih nilai bagus dengan akhlak yang baik, sedangkan orang kafir seperti anak yang tidak mendaftarkan diri ke sekolah, betapapun cerdas dan baiknya akhlak anak itu, ia tidak bisa dikatakan lulus dengan nilai yang baik, sebab pada dasarnya namanya tidak ada dalam daftar. Begitulah orang kafir, mereka tidak mendaftarkan diri sebagai calon penghuni surga dengan mengucapkan syahadatain.

Disini jelaslah bahwa pernyataan setiap kesesatan atau bida'h tempatnya di neraka bukanlah mengklaim pelakunya pasti di neraka, melainkan hanya sebagai timbangan hukum dalam agama.

Dan setiap orang menyatakan suatu amalan sesat atau bida'h berdasarkan kadar ilmu dan pemahamannya, jika ada yang mengatakan kenduri arwah bida'h maka itu hak dia, begitu juga dengan yang menyatakannya tidak bida'h juga haknya untuk berpendapat karna semua punya dalil masing-masing, namun yang pasti salah satu dari keduanya mesti ada yang salah.

(Rail / al munir : ...)

Tidak ada komentar: