Hal Hal Yang Harus Ditinggalkan (Selamanya) terutama ketika Puasa

1. Perkataan Dusta

Saat berpuasa wajib meninggalkan dusta sebagaimana disebutkan dalam hadits,

مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِى أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ
"Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan mengamalkannya, maka Allah tidak memerlukan (puasa orang itu yang) meninggalkan makan dan minumnya." [HR. Bukhari no. 1804]

2. Pembicaraan yang Tidak Bermanfaat dan Kata-Kata Kotor

Dari Abi Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

لَيْسَ الصِّياَمُ مِنَ اْلأَكْلِ وَالشُّرْبِ، إِنَّمَا الصِّياَمُ مِنَ اللَّغْوِ وَالرَّفَثِ
"Puasa itu bukannya berhenti dari makan dan minum saja, tetapi puasa yang sebenarnya adalah menghindari perbuatan tidak berguna dan perkara-perkara cabul." [HR. Ibnu Khuzaimah no. 1996 dan Al-Hakim no. 1570 dengan sanad shahih]

3. Ghibah (Menggunjing/Ngrumpi)

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ
"Dan janganlah sebagian kalian menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kalian memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kalian merasa jijik kepadanya…" [QS. Al-Hujuraat: 12].

Puasa

Ghibah itu termasuk dosa besar.

Ghibah kata Imam Nawawi adalah "Menyebutkan kejelekan orang lain di saat ia tidak ada saat pembicaraan." [Syarh Shahih Muslim, 16: 129].

4. Namimah (Mengadu Domba)

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَلَا تُطِعْ كُلَّ حَلَّافٍ مَهِينٍ﴿١٠﴾هَمَّازٍ مَشَّاءٍ بِنَمِيمٍ
"Dan janganlah kamu ikuti setiap orang yang banyak bersumpah lagi hina, yang banyak mencela, yang kian kemari menghambur fitnah." [QS. Al-Qalam: 10-11]

Sedang Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:

“لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ نَمَّامٌ.”
"Tidak akan masuk Surga orang yang suka mengadu domba." [HR. Bukhari dan Muslim]

5. Mengumbar Syahwat

Allah telah memerintahkan kepada orang-orang yang beriman:

قُل لِّلۡمُؤۡمِنِينَ يَغُضُّواْ مِنۡ أَبۡصَٰرِهِمۡ وَيَحۡفَظُواْ فُرُوجَهُمۡۚ ذَٰلِكَ أَزۡكَىٰ لَهُمۡۚ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِيرُۢ بِمَا يَصۡنَعُونَ ٣٠ وَقُل لِّلۡمُؤۡمِنَٰتِ يَغۡضُضۡنَ مِنۡ أَبۡصَٰرِهِنَّ وَيَحۡفَظۡنَ فُرُوجَهُنَّ ٣١
"Katakanlah kepada laki-laki yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya, yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat. Katakanlah kepada wanita yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya." [QS. An-Nuur: 30-31]

6. Hendaklah orang yang berpuasa juga menghindari kesaksian palsu.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda, seperti yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu:

مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّوْرِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ ِللهِ حَاجَةٌ فِي أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ.
"Barangsiapa yang tidak meninggalkan ucapan palsu dan pengamalannya, maka Allah tidak memiliki kepentingan pada tindakannya meninggalkan makanan dan minumannya." [Shahiih al-BukhariHendaklah (III/24)]

7. Hendaknya orang yang berpuasa juga menghindari tipu muslihat dan kecurangan dalam segala bentuk mu’amalah. 

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ غَشَّنَا فَلَيْسَ مِنَّا
"Barangsiapa menipu kami berarti dia bukan dari golongan kami." [HR. Muslim (I/69)].

So... berhentilah melakukan keburukan-keburukan tersebut di atas selamanya. Beliau shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda,

رب صائم ليس له من صيامه إلا الجوع ورب قائم ليس له من قيامه إلا السهر
"Berapa banyak orang yang berpuasa hanya mendapatkan rasa haus dan lapar dari puasanya." 

[HR. Ibnu Majah no. 1690, Al-Hakim no. 1572, Ahmad 2/373, dan Al-Baihaqi dalam Al-Kubraa no. 8097, ini adalah lafadh Ibnu Majah. Syaikh Al-Albani berkata dalam Shahih Sunan Ibni Majah 2/81 no. 1380: Hasan shahih]

Telegram: t.me/berbagiilmuislam_center

Tidak ada komentar: