Malu Lah Kalian Kepada Allah Dengan Sebenar-Benar Malu

Dari Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu anhu, ia berkata: Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda :

«اسْتَحْيُوا مِنَ اللَّهِ حَقَّ الحَيَاءِ». قَالَ: قُلْنَا: يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّا نَسْتَحْيِي وَالحَمْدُ لِلَّهِ، قَالَ: «لَيْسَ ذَاكَ، وَلَكِنَّ الِاسْتِحْيَاءَ مِنَ اللَّهِ حَقَّ الحَيَاءِ أَنْ تَحْفَظَ الرَّأْسَ وَمَا وَعَى، وَالبَطْنَ وَمَا حَوَى، وَلْتَذْكُرِ المَوْتَ وَالبِلَى، وَمَنْ أَرَادَ الآخِرَةَ تَرَكَ زِينَةَ الدُّنْيَا، فَمَنْ فَعَلَ ذَلِكَ فَقَدْ اسْتَحْيَا مِنَ اللَّهِ حَقَّ الحَيَاءِ»
"Malulah kepada Allah dengan sebenar-benar malu”, Lalu kata Ibnu Mas'ud, “Kami berkata, 'Wahai Rasulullah, kami sudah benar-benar malu kepada Allah, Alhamdulillah?”, Beliau menjawab, “Bukan seperti itu, akan tetapi malu kepada Allah yang benar itu adalah dengan memelihara kepala dan apa yang ada disekitarnya, memelihara perut dan apa yang berhubungan dengannya, dan mengingat mati dan kehancurannya. Siapa saja yang menghendaki akhirat maka hendaklah ia meninggalkan perhiasan dunia. Siapa saja yang telah melakukan itu semua, maka ia sungguh telah malu kepada Allah dengan sebenar-benar malu." (HR Tirmidzi : 2458, disahihkan oleh Al Albani didalam Shahih Sunan tirmidzi 2/590)

Malu Lah Kalian Kepada Allah

Al Mubarakfuri rahimahullah mengatakan tentang maksud hadits diatas :

أَنْ تَحْفَظَ الرَّأْسَ أَيْ عَنِ اسْتِعْمَالِهِ فِي غَيْرِ طَاعَةِ اللَّهِ بِأَنْ لَا تَسْجُدَ لِغَيْرِهِ وَلَا تُصَلِّيَ لِلرِّيَاءِ وَلَا تَخْضَعَ بِهِ لِغَيْرِ اللَّهِ وَلَا تَرْفَعَهُ تَكَبُّرًا وَمَا وَعَى أَيْ جَمَعَهُ الرَّأْسُ مِنَ اللِّسَانِ وَالْعَيْنِ وَالْأُذُنِ عَمَّا لَا يَحِلُّ اسْتِعْمَالُهُ وَتَحْفَظَ الْبَطْنَ أَيْ عَنْ أَكْلِ الْحَرَامِ وَمَا حَوَى أَيْ مَا اتَّصَلَ اجْتِمَاعُهُ بِهِ مِنَ الْفَرْجِ وَالرِّجْلَيْنِ وَالْيَدَيْنِ وَالْقَلْبِ فَإِنَّ هَذِهِ الْأَعْضَاءَ مُتَّصِلَةٌ بِالْجَوْفِ وَحِفْظُهَا بِأَنْ لَا تَسْتَعْمِلَهَا فِي الْمَعَاصِي بَلْ فِي مَرْضَاةِ اللَّهِ تَعَالَى
"Agar menjaga kepala jangan digunakan pada perkara bukan ketaatan, seperti sujud kepada selain Allah, janganlah shalat karena riya, jangan merendahkan kepala untuk selain Allah, jangan mengangkat kepala karena sombong, dan juga menjaga apa yang ada disekitar kepala yaitu lisan, mata, telinga dari perkara yang tidak halal menggunakannya. Menjaga perut yakni dari memakan yang haram, adapun makna yang ada disekitar perut yaitu anggota badan yang menyambungkan ke perut kemaluan, dua tangan, dua kaki dan hati, semua anggota badan ini menyambungkan ke rongga mulut, maka peliharlah agar tidak menggunakannya untuk kemaksiatan tapi untuk mencari keridhaan Allah Ta’ala." (Tuhfatul Ahwadzi, syarah Sunan Tirmidzi 7/155).

Tidak ada komentar: