Meluruskan Tebakan Malam Lailatul Qadar

Menurut kebanyakan para ulama peneliti meragukan kebenaran penyandaran ucapan tersebut kepada Ibnu Taimiyah, bahkan yang masyhur pendapat itu digulirkan oleh Ibnu Rajab yang mengutip dari Ibnu Hubairah bahwa bila malam ganjil bertepatan dengan malam Jumat maka harapan terjadinya lailatul qadar amat terbuka pada malam tersebut dibanding yang lainnya.

" لطائف المعارف لابن رجب " (ص/203) .
Syaikh Sulaiman al-Majid – seorang Hakim di Riyadh dan anggota Majlis Syuro Arab Saudi – pernah ditanya,

”Apakah benar jika salah satu malam ganjil di sepuluh hari terakhir ramadhan bertepatan dengan hari jumat maka besar kemungkinan itu lailatul qadar.”

Jawaban beliau,

لا نعلم في الشريعة دليلاً على أنه إذا وافقت ليلة الجمعة ليلة وتر فإنها تكون ليلة القدر، وعليه: فلا يُجزم بذلك ولا يُعتقد صحته، والمشروع هو الاجتهاد في ليالي العشر كلها؛ فإن من فعل ذلك فقد أدرك ليلة القدر بيقين، والله أعلم
Kami tidak menjumpai adanya satupun dalil dalam syariat yang menyebutkan bahwa apabila malam jumat bertepatan dengan salah satu malam ganjil, maka itu lailatul qadar. Oleh karena itu, tidak boleh dipastikan dan diyakini kebenarannya. Yang dianjurkan adalah bersungguh-sungguh di sepuluh malam terakhir semuanya. Orang yang melakukan hal ini, bisa dipastikan dia akan mendapatkan lailatul qadar.

Meluruskan Tebakan Malam Lailatul Qadar

Dalam fatwa yang lain, beliau juga menegasakan,

لم يصح عن ابن تيمية أنه قال: إذا وافقت ليلة الجمعة ليلة وتر فأحرى أن تكون ليلة القدر
Tidak benar ada keterangan dari Ibnu Taimiyah bahwa beliau mengatakan, ‘Jika malam jumat bertepatan dengan malam ganjil maka kemungkinan besar lailatul qadar.’

وقال الحافظ ابن حجر رحمه الله : " لَيْلَةُ الْقَدْرِ مُنْحَصِرَةٌ فِي رَمَضَان ، ثُمَّ فِي الْعَشْر الْأَخِيرِ مِنْهُ ، ثُمَّ فِي أَوْتَارِهِ ، لَا فِي لَيْلَةٍ مِنْهُ بِعَيْنِهَا , وَهَذَا هُوَ الَّذِي يَدُلُّ عَلَيْهِ مَجْمُوع الْأَخْبَار الْوَارِدَة فِيهَا " انتهى من " فتح الباري " (4/260).
Imam Ibnu Hajar berkata, Lailatul Qadar hanya terjadi pada bulan Ramadhan kemudian lebih berpotensi terjadi pada sepuluh terakhir dan lebih berpeluang besar terjadi pada malam-malam ganjil namun tidak bisa dipastikan malam yang mana, berdasarkan berbagai hadits-hadits yang terkait dengannya.

وقال النووي رحمه الله : " حَدِيث أُبَيّ بْن كَعْب أَنَّهُ كَانَ يَحْلِف أَنَّهَا لَيْلَة سَبْع وَعِشْرِينَ , وَهَذَا أَحَد الْمَذَاهِب فِيهَا , وَأَكْثَر الْعُلَمَاء عَلَى أَنَّهَا لَيْلَة مُبْهَمَة مِنْ الْعَشْر الْأَوَاخِر مِنْ رَمَضَان , وَأَرْجَاهَا أَوْتَارُهَا , وَأَرْجَاهَا لَيْلَة سَبْع وَعِشْرِينَ وَثَلَاث وَعِشْرِينَ وَإِحْدَى وَعِشْرِينَ , وَأَكْثَرهمْ أَنَّهَا لَيْلَة مُعَيَّنَة لَا تَنْتَقِل ، وَقَالَ الْمُحَقِّقُونَ : إِنَّهَا تَنْتَقِل فَتَكُون فِي سَنَة : لَيْلَة سَبْع وَعِشْرِينَ , وَفِي سَنَة : لَيْلَة ثَلَاث , وَسَنَة : لَيْلَة إِحْدَى , وَلَيْلَة أُخْرَى وَهَذَا أَظْهَر ، وَفِيهِ جَمْع بَيْن الْأَحَادِيث الْمُخْتَلِفَة فِيهَا " .

انتهى من " شرح صحيح مسلم للنووي " (6/43).
Imam Nawawi berkata, Hadits Ubay bin Ka'ab, di mana beliau bersumpah bahwa lailatul qadar terjadi pada malam kedua puluh tujuh merupakan pendapat beliau murni, namun kebanyakan ulama berpendapat malam lailatul qadar disamarkan pada malam-malam sepuluh terakhir dari bulan Ramadhan, sementara berpeluang tinggi terjadi pada malam-malam ganjil dan paling tinggi peluang terjadiya pada malam kedua puluh tujuh, kedua puluh tiga atau kedua puluh satu. Sebagian ulama berpendapat bahwa lailatul qadar pada malam tertentu tidak berpindah-pindah, namun kebanyakan ulama peneliti menegaskan bahwa malam lailatul qadar berpindah-pindah, sehingga pada setiap tahunnya mungkin terjadi pada malam kedua puluh tujuh, malam kedua puluh tiga atau malam yang lainnya.

Zainal Abidin Syamsuddin.

Tidak ada komentar: