Coretan Faidah Pembukaan Daurah Syar'iyyah Ke 19

بسم الله الرحمن الرحيم 
CORETAN FAIDAH PEMBUKAAN DAURAH SYAR'IYYAH KE 19 di kota Batu Malang.

Nasehat ke 1
➖➖➖➖➖
Muqaddimah Prof. Dr. Syaikh Sholih bin Abdul Aziz Sindi hafizhahullah

Beliau mendoakan hadirin para asatidzah dengan keberkahan atas perjuangan untuk bisa menghadiri daurah. Dan serta agar jerih payah dari apa yang dilakukan tersebut dapat menghantarkan kepada Surga-Nya.

Syaikh hafizhahullah berkata, “Capek letihnya perjalanan kami untuk bisa tiba di negeri Indonesia ini telah hilang ketika kami melihat wajah semangat antum dalam menuntut ilmu begitu menggebu”
Syaikh hafizhahullah berterima kasih kepada panitia lajnah yang telah berjuang menyelenggarakan daurah.

Syaikh hafizhahullah memberikan wasiat tentang ayat :

شَرَعَ لَكُم مِّنَ الدِّينِ مَا وَصَّىٰ بِهِ نُوحًا وَالَّذِي أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ وَمَا وَصَّيْنَا بِهِ إِبْرَاهِيمَ وَمُوسَىٰ وَعِيسَىٰ ۖ أَنْ أَقِيمُوا الدِّينَ وَلَا تَتَفَرَّقُوا فِيهِ ۚ كَبُرَ عَلَى الْمُشْرِكِينَ مَا تَدْعُوهُمْ إِلَيْهِ ۚ اللَّهُ يَجْتَبِي إِلَيْهِ مَن يَشَاءُ وَيَهْدِي إِلَيْهِ مَن يُنِيبُ (13)
Dia telah mensyari'atkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. Amat berat bagi orang-orang musyrik agama yang kamu seru mereka kepadanya. Allah menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (agama)-Nya orang yang kembali (kepada-Nya). (QS. Asy-Syuura: 13)

Pembukaan Daurah Syar'iyyah Ke 19

Ini adalah wasiat yang begitu besar, dan di dalamnya menghimpun dua nasehat yang dahsyat yaitu”
Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya.

Pahala menuntut ilmu itu adalah begitu besar, dan semoga Allah tidak mengharamkan pahala tersebut dari kita.

Tujuan dari hidup kita adalah agar kita bisa beribadah kepada Allah dengan apa saja yang Allah telah syari’atkan dan yang telah Rasulullah ﷺ telah ajarkan. Dimana yang terpenting dari itu adalah menegakkan agama Islam pada diri kita dan kepada orang lain. Hal tersebut bisa dilakukan hanya dilandaskan dengan ilmu syar’i, ilmu yang diambil dari wahyu Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam.

Allah Ta’ala berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا عَلَيْكُمْ أَنْفُسَكُمْ ۖ لَا يَضُرُّكُمْ مَنْ ضَلَّ إِذَا اهْتَدَيْتُمْ ۚ إِلَى اللَّهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيعًا فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu; tiadalah orang yang sesat itu akan memberi mudharat kepadamu apabila kamu telah mendapat petunjuk. Hanya kepada Allah kamu kembali semuanya, maka Dia akan menerangkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. (QS. Al-Maidah 105)

Ilmu butuh dengan perjuangan, ilmu tidak akan bisa didapatkan dengan berhayal, santai-santai, namun yang benar adalah bahwa ilmu syar’i itu perlu perjuangan keras untuk mendapatkannya

Ibnul Mubarak rahimahullah mengatakan:

حاجة الناس إلى العلم.الناس إلى العلم أحوج منهم إلى الطعام والشراب
Kebutuhan manusia terhadap ilmu itu lebih urgen daripada kebutuhan mereka terhadap makanan dan minuman

Syaikh hafizhahullah mengucapkan bait syair dari perkataan Al-Hakami rahimahullah di kitab Ma’arijul Qabul:

يا طالب العلم لا تبغي به بدلاً ... فقد ظفرت ورب اللوح والقلمِ
Wahai penuntut ilmu jangan engkau mencari ilmu agar mendapatkan ganti dunia
Engkau telah diberikan ilmu tapi hanya sebagai penghias papan dan pena saja (ilmu menjadi sia-sia)

وقدس العلم واعرف قدر حرمته ... في القول والفعل والآداب فالتزم
Haruslah diaplikasikan dalam perkataan, perbuatan dan maka peganglah teguh
Ilmu itu suci karenanya ketahuilah kedudukan ilmu itu tidak sama dengan yang lainnya

واجهد بعزم قوي لا انثناء له ... لو يعلم المرء قدر العلم لم ينم
Seandainya seorang mengenal kedudukan keutamaan ilmu maka tentulah seorang tidak akan bisa tidur

Dan bersungguh-sungguah dalam menuntut ilmu dengan kemauan yang kuat jangan pernah kendor
Wahai saudaraku, ayo semangat, kerahkan kesungguhan untuk menuntut ilmu, perangi kemalasanmu,
Ilmu adalah dasar hidupnya ruh.

Setelah bersungguh-sungguh dan bersemangat dalam menuntut ilmu syar’I maka diperlukan 3 perkara:

1. Prioritas kita adalah dengan mendahulukan yang paling penting (AHAM) kemudian baru penting (MUHIM).

Ilmu itu banyak dan seperti bahtera yang luas. Maka seseorang yang ingin mendapatkan ilmu harus menempuh jalan yang benar dan tahapan yang benar.

Karena kalau tidak bertahap maka seseorang tidak mendapatkan apa yang dia inginkan dari ilmu.
Harus dengan tahapan yang jelas dari yang paling penting kemudian penting.

Mulailah dengan aqidah yang shohih dan bagitupula amal yang shohih merupakan perwujudan dari pemahaman dalam agamanya.

Seandainya Allah telah memberikan taufiq kefahaman bagimu dalam fiqih akbar (kaitannya dengan aqidah) dan juga fiqih ashghar (penerapan fiqih sehari-hari) maka engkau telah mendapatkan kebaikan yang begitu besar.

2. Dalam mencari ilmu itu perlu ada pendetailan (تدقيق Tadqiiq) dan penelitian (تحقيق tahqiiq). Maka kalau tidak seperti itu maka tidak akan bisa mendapatkan keutamaan ilmu dengan optimal. Di jaman penuh fitnah maka kedua sikap tersebut diatas sangat diperlukan sekali.

3. PENTINGNYA mudzakarah (berdiskusi) dan murojaah (mengulang-ngulang)

حياة العلم مذاكرته
Hidupnya ilmu itu dengan adanya diskusi (untuk mengulang-ulang dan menajamkan pemahaman)

Mudzakarah (berdiskusi tentang ilmu) ilmu itu penting, Harus diulang-ulang terus karena tidak bisa hanya sekali lihat sekali paham, Maka tujuan dari daurah adalah sebagai bentuk mudzakarah ilmu dan menguatkan ilmu 

Syaikh hafizhahullah juga menasehati, untuk: "Jangan berpecah belah dalam agama, harus mengeratkan ukhuwah, bersatu dengan aqidah yang sama, jangan lemah dalam menghadapi musuh."

Wahyu Allah tidak berpecah belah, harus bersatu dalam Ahlus Sunnah wal Jama’ah. Berpecah belah adalah perilaku dari orang-orang diluar Ahlus Sunnah wal Jama’ah.
Sumber dari bersatunya hati itu adalah dengan penerapan akhlaq yang mulia. Semoga Allah menyatukan hati kita dalam kebenaran.

Nasehat ke 2
➖➖➖➖➖

Prof. Dr. Syaikh Sulaiman bin Salimullah ar-Ruhaili hafizhahullah:
Fenomena yang menimpa kaum muslimin sekarang adalah fitnah telah melanda dengan dahsyat beserta macam-macamnya banyak Berpecah belah lah hati, dan manusia bersatu dalam hal yang tidak manfaat, tidak ada jalan keluar dari itu kecauli kembali pada al-Quran dan Sunnah, disertai dengan taubat yang benar, kemduain amal dengan amalan Sunnah yang shohih.

Allah berfirman:

إِلَّا مَنْ تَابَ وَآمَنَ وَعَمِلَ عَمَلًا صَالِحًا فَأُولَٰئِكَ يُبَدِّلُ اللَّهُ سَيِّئَاتِهِمْ حَسَنَاتٍ ۗ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا
"Kecuali orang-orang yang BERTAUBAT , BERIMAN dan BERAMAL SHALIH; maka itu kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS al-Furqon : 70)

Kita butuh 4 perkara untuk meluruskan masalah fitnah tersebut;

1. Hendaknya BERILMU, yaitu berupaya menuntut ilmu yang BERMANFAAT.
▪Karena ilmu yang bermanfaat akan menjadikan UCAPAN dan AMAL nya benar.
▪Dan akan menjadikan AQIDAH dan IMAN nya benar.
▪Serta menjadikan NIAT (qashd) nya benar.
▪Ilmu itu menjadikan seseorang TAWADHU, semakin berilmu semakin tawadhu dan terbebas dari UJUB, TAKABBUR lagi SOMBONG.

إن الله عز وجل يحب العالم المتواضع، ويبغض العالم الجبار، ومن تواضع لله عز وجل ورثه الله عز وجل الحكمة
Sesungguhnya Allâh mencintai seorang alim yang rendah hati dan membenci orang alim yang angkuh. Barangsiapa yang tawadhu karena Allah, maka Allah anugerahkan hikmah kepadanya.

▪Ilmu itu diperoleh dengan usaha bukan dengan angan kosong

لا يزال المرء عالما مادام في طلب العلم ، فاذا ظن انه قد علم فقد بدا جهله
Seseorang akan senantiasa dikatakan alim selama dia tetap menuntut ilmu. Apabila ia mengira bahwa dirinya telah mengetahui maka semakin tampak ketidaktahuannya.

من ظن انه بدون العمل يصل فهو متمنّ 
Siapa yang mengira bahwa dirinya akan bisa mencapai tanpa amalan, maka ia hanyalah PEMIMPI (orang yang hanya berangan belaka)

2. Hendaknya berusaha untuk IJTIMA'UL KALIMAH (mempersatukan) bukan yang malah merusak dan memporakporandakan persatuan.

Persatuan yang dimaksud adalah persatuan hakiki, yaitu : yang dibangun di atas agama dan menegakkan agama (iqomatud diin).

شَرَعَ لَكُمْ مِنَ الدِّينِ مَا وَصَّىٰ بِهِ نُوحًا وَالَّذِي أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ وَمَا وَصَّيْنَا بِهِ إِبْرَاهِيمَ وَمُوسَىٰ وَعِيسَىٰ ۖ أَنْ أَقِيمُوا الدِّينَ وَلَا تَتَفَرَّقُوا فِيهِ
"Dia telah mensyari'atkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya." (QS asy-Syuro : 13)

Yang dibangun di atas Kitabullah. Bukan yang dibangun di atas sentimen partai, organisasi, kebangsaan, dll.

وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا ۚ
"Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai." (QS Ali Imran : 103)

Allah mendahulukan perintah untuk berpegang dengan tali Allah (bersatu), menunjukkan urgensinya bersatu dan larangan kuat berpecah belah.

Yang dibangun di atas cara Nabi Shallallahu'alaihi wassalam dan metode sahabat beliau serta para salaf shalih.

وَمَنْ يُشَاقِقِ الرَّسُولَ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ الْهُدَىٰ وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ الْمُؤْمِنِينَ نُوَلِّهِ مَا تَوَلَّىٰ وَنُصْلِهِ جَهَنَّمَ ۖ وَسَاءَتْ مَصِيرًا
"Dan barangsiapa menentang Rasul (Muhammad) setelah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan dia dalam kesesatan yang telah dilakukannya itu dan akan Kami masukkan dia ke dalam neraka Jahanam, dan itu seburuk-buruk tempat kembali." [QS An-Nisa' 115]

3. Hendaknya berusaha untuk bersikap ar-RIFQ (lemah lembut) dan selalu mengedepankan kelemahlembutan.

Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda kepada Aisyah :

إِنَّ الرِّفْقَ لاَيَكُونُ فِي شَيْءٍ إِلاَّ زَانَهُ وَلاَ يُنْزَ عُ مِنْ شَيءٍ إِلاَّ شَانَهُ
“Sungguh, segala sesuatu yang dihiasi kelembutan akan nampak indah. Sebaliknya, tanpa kelembutan segala sesuatu akan nampak jelek”. (HR. Muslim no. 2594)

Dalam hadits ini rawi menceritakan bahwa Aisyah waktu itu sedang menaiki onta tetapi ontanya rewel dan sulit maka beliau bersikap kasar kepada onta tersebut, maka Nabi shallallahu alaihi wasallam menasehati Aisyah agar bersikap lemah lembut meskipun kepada hewan.
Nabi shallallahu alaihi wasallam perintahkan bersikap lemah lembut kepada hewan apalagi kepada manusia maka lebih utama.

Dalam riwayat lain Aisyah radhiallahu anha bercerita :

أَنَّ اليَهُودَ أَتَوُا النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، فَقَالُوا : السَّامُ عَلَيْكَ ، قَالَ : وَعَلَيْكُمْ فَقَالَتْ عَائِشَةُ : السَّامُ عَلَيْكُمْ ، وَلَعَنَكُمُ اللَّهُ وَغَضِبَ عَلَيْكُمْ ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَهْلًا يَا عَائِشَةُ ، عَلَيْكِ بِالرِّفْقِ ، وَإِيَّاكِ وَالعُنْفَ ، أَوِالفُحْشَ
"Suatu hari orang-orang yahudi datang kepada Nabi shallallahu alaihi wasallam seraya berkata : kematian atasmu, maka Nabi menjawab : bahkan atasmu. maka Aisyah berkata : semoga kematian atas kalian (yahudi), semoga Allah melaknat dan murka kepada kalian. maka Nabi bersabda : tenang wahai Aisyah, hendaklah engkau bersikap lemah lembut, dan jauhilah sikap kasar dan buruk". (HR. Bukhari no. 6064).

▪Ketahuilah :

الرفق اساس الخير
Kelemahlembutan itu pondasinya kebaikan

Diantara bentuk sikap ar- RIFQ adalah NASEHAT dan MELURUSKAN KESALAHAN dengan cara yang hikmah lagi baik.

4. Hendaknya berlaku RAHMAH (kasih sayang) terhadap sesama muslim.

ارحَموا مَن في الأرضِ يَرحَمْكُم مَن في السَّماءِ
Sayangilah yang berada di bumi niscaya tuhan yang berada di langit akan menyayangimu.

من لا يَرحم لا يُرحم
Siapa yang tidak menyayangi takkan disayang.
Hendaknya saling memandang satu dengan lainnya dengan rahmah (kasih sayang).

Ingatlah dunia ini singkat, sedangkan yg tersisa darinya hanya sedikit saja. Sedangkan akhirat itu kekal, dan apa yang ada padanya itu abadi.

Syaikh mengucapkan terima kasih dan pujian kepada gurunda Ustadz Abu Auf Abdurrahman at-Tamimi dan ustadz Mubarak Bamu'allim serta Bapak Chalid Bawazir hafizhahullah yang telah membiayai seluruh pelaksana dauroh. Tidak lupa pula kepada seluruh panitia yg membantu dan peserta yang hadir.

Syaikh hafizhahullah menasehatkan peserta dauroh utk tetap semangat belajar meski datang ke lokasi dauroh dari tempat yang berjauhan. Namun semuanya dikumpulkan di atas ikatan keimanan, persaudaraan dan ilmu.

Semuanya adalah karena Allah sehingga kita wajib untuk tetap menyandarkan segalanya kepada Allah.

Syaikh Sulaiman bin Salimullah ar Ruhaili hafizhahullah mengatakan,

من لزم الوسادة زمن الإجتهاد في العبادة لم يبلغ منازل الصالحين والسادة
Barangsiapa yang bersandar dengan bantal malas malasan pada waktu yang seharusnya diperuntukkan untuk ibadah maka dia tidak akan mencapai derajat orang orang Sholih dan kebahagiaan.

Syaikh Sulaiman bin Salimullah ar Ruhaili hafizhahullah sebelum memberikan kata akhirnya menyampaikan :

- Jika bukan karena Allah maka kita semua takkan bisa belajar.
- Jika bukan karena Allah maka kita semua takkan bisa memiliki ilmu.
- Jika bukan karena Allah maka kita semua takkan bisa berkumpul.

Daurah Syar'iyyah ke 19 detail pengajarannya:

Syaikh Solih bin Abdul Aziz Sindi hafizhahullah Akan mengajar Fiqih Akbar – tentang asmaul husna
Syaikh Sulaiman bin Salimullah ar Ruhaili hafizhahullah Akan mengajar Fiqih Shoghir – tentang fiqih islami

Syaikh Sulaiman bin Salimullah ar Ruhaili hafizhahullah memberikan syukur terima kasih kepada Abu Ahmad Kholid Bawazir, Ustadz Abdurrahman At Tamimi, Ustadz Mubarak Ba Muallim dan lainnya serta para peserta daurah yang datang terkadang butuh 2 hari untuk mencapai tempat daurah.

Semoga Allah mengumpulkan kita dalam surga Firdaus-Nya, dan mengumpulkan kita dalam kebaikan.

(dilengkapi lagi oleh Abu Kayyisa)

Tidak ada komentar: