Mengukur Kebenaran berdasarkan Kecerdasan

Janganlah Tertipu Mengukur Kebenaran berdasarkan Kecerdasan atau Kuatnya Pandangan atau Hapalan Seseorang ]

Berkata Syeikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah:

{ قد يكون الرجل من أذكياء الناس وأحدِّهم نظرا ويعميه عن أظهر الأشياء،وقد يكون من أبلد الناس وأضعفهم نظرا ويهديه الله لما اختُلِف فيه من الحق بإذنه،فلا حول ولا قوة إلا به؛فمن اتكل على نظره واستدلاله،أو عقله ومعرفته،خُذِل. }
“Terkadang seseorang termasuk diantara golongan manusia yang cerdas dan yang paling tajam pandangannya dalam keadaan ia dibutakan oleh perkara yang paling nampak.

Dan terkadang ia termasuk diantara golongan manusia yang paling bodoh dan paling lemah pandangannya dalam keadaan Allah memberikan kepadanya petunjuk terhadap apa yang diperselisihkan dari kebenaran dengan izin-Nya.

Mengukur Kebenaran berdasarkan Kecerdasan

Tiada daya dan upaya kecuali dengan-Nya;

barang siapa yang bersandar kepada cara pandangnya dan cara ia berargumentasi, atau akal dan pengetahuannya, ≡ niscaya hina lah ia.” [Dar'ut ta'arudh 9/34]

Pahitnya Kebenaran

Al-Imam Rabi' bin Hadi al-Madkhali hafizhahullah mengatakan,

الحق مرٌّ على كثير من الناس، إلا من يوفقهم اللّه.
“Kebenaran memang pahit bagi sekian banyak orang kecuali mereka yang Allah beri taufiq.” [Al-'Umdah hal. 76]

Diantara Tanda Orang Yang Mencari Kebenaran

Asy-Syaikh Shalih al-Fauzan hafizhahullah berkata:

الذي يريد الحق يفرح بالنصيحة ويفرح بالتنبيه على الخطأ.
 “Orang yang menginginkan kebenaran merasa senang dengan nasehat dan senang diingatkan kesalahannya.” [Syarh Kitab al-Ubudiyyah, hlm. 252]

Orang Yang Ikhlash Menyambut Nasehat Dengan Senang Dan Tidak Takut Kritikan
Ibnul Wazir rahimahullah berkata:

{ والقاصد لوجه الله لا يخاف أن يُنقد عليه خَلَلٌ في كلامه، ولا يَهاب أن يُدَلَّ على بطلان قوله، بل يحب الحق من حيث أتاه، ويقبل الهدى ممَّن أهداه. بل المخاشنة بالحق والنصيحة أحبُّ إليه مِن المُداهنة على الأقوال القبيحة، وصديقك مَن أَصْدَقَكَ لا من صدّقَك. }
“Orang yang ikhlash semata-mata mengharapkan wajah Allah,

▸ dia tidak takut dikritik kesalahan pada ucapannya,
▸ dan tidak khawatir ditunjukkan kebathilan ucapannya,
▸ bahkan dia selalu mencintai kebenaran dari manapun datangnya
▸ dan menerima petunjuk dari siapapun yang menghadiahkan kepadanya.

Bahkan sikap keras yang dilandasi kebenaran dan nasehat lebih dia cintai dibandingkan sikap basa-basi demi mempertahankan ucapan-ucapan yang buruk.

Dan temanmu yang sebenarnya adalah yang bersikap jujur kepadamu, bukan yang selalu membenarkan ucapanmu.

Dan disebutkan pada sebuah ucapan hikmah

{ عليك بمَن يُنذر الإبسال والإبلاس، وإيّاك ومَن يقول: لا بأس ولا تأس. }
“Hendaknya engkau bersama orang yang suka mengingatkan agar tidak terjerumus kepada kebinasaan dan menyesal lagi putus asa, jangan bersama orang yang suka mengatakan: ‘Tidak apa-apa dan jangan bersedih!’” [Al-Awashim wal Qawashim, karya Ibnul Wazir, jilid 1 hal. 224]

Url: http://bit.ly/Fw391010
Sumber: http://telegram.me/KEUTAMAANILMU

Tidak ada komentar: