Ketua Umum MUI, KH Ma’ruf Amin mengatakan bahwa MUI akan membentuk Badan Penanggulangan Terorisme. Badan ini nantinya akan berada langsung di bawah komando MUI dan berfungsi untuk meluruskan pemikiran radikal dan paham terorisme.
“Pemicu terorisme ada di pemikiran. Karena itu, ulama memiliki peran dalam meluruskan pemahaman terorisme,” ungkap KH Ma’ruf Amin di Pertemuan Ulama dan Dai Internasional di Jakarta, seperti dilansir dari Anadolu Agency, Selasa, (3/7/2018).
“Terorisme itu tidak bisa ditanggulangi di hilir, kita harus tanggulangi di hulu,” jelas Ma’ruf lebih lanjut, tanpa merinci kapan tepatnya badan ini akan beroperasi atau detail siapa-siapa saja yang menjadi anggotanya.
Badan Penanggulangan Terorisme ini nantinya juga akan berkoordinasi dengan pemerintah. Tugas utama badan ini adalah menangkal pemahaman radikal sehingga dapat menanggulangi konflik yang terjadi.
“Kita di Indonesia itu kan, ada kesepakatan. Boleh kita memperjuangkan di sini terbuka, tapi dengan cara yang demokratis, tidak dengan cara radikalisme dan terorisme,” ungkap Ma’ruf.
Sebelumnya, MUI mengeluarkan fatwa Nomor 3 Tahun 2004 tentang Terorisme yang isinya menegaskan bahwa terorisme berbeda dengan jihad.
Dalam fatwa tersebut, MUI menyatakan terorisme adalah tindakan kejahatan terhadap kemanusiaan dan peradaban yang menimbulkan ancaman serius terhadap kedaulatan negara, bahaya terhadap keamanan, perdamaian dunia serta merugikan kesejahteraan masyarakat.
Sumber : Anadolu Agency | Redaktur : Hermanto Deli
“Pemicu terorisme ada di pemikiran. Karena itu, ulama memiliki peran dalam meluruskan pemahaman terorisme,” ungkap KH Ma’ruf Amin di Pertemuan Ulama dan Dai Internasional di Jakarta, seperti dilansir dari Anadolu Agency, Selasa, (3/7/2018).
“Terorisme itu tidak bisa ditanggulangi di hilir, kita harus tanggulangi di hulu,” jelas Ma’ruf lebih lanjut, tanpa merinci kapan tepatnya badan ini akan beroperasi atau detail siapa-siapa saja yang menjadi anggotanya.
Badan Penanggulangan Terorisme ini nantinya juga akan berkoordinasi dengan pemerintah. Tugas utama badan ini adalah menangkal pemahaman radikal sehingga dapat menanggulangi konflik yang terjadi.
“Kita di Indonesia itu kan, ada kesepakatan. Boleh kita memperjuangkan di sini terbuka, tapi dengan cara yang demokratis, tidak dengan cara radikalisme dan terorisme,” ungkap Ma’ruf.
Sebelumnya, MUI mengeluarkan fatwa Nomor 3 Tahun 2004 tentang Terorisme yang isinya menegaskan bahwa terorisme berbeda dengan jihad.
Dalam fatwa tersebut, MUI menyatakan terorisme adalah tindakan kejahatan terhadap kemanusiaan dan peradaban yang menimbulkan ancaman serius terhadap kedaulatan negara, bahaya terhadap keamanan, perdamaian dunia serta merugikan kesejahteraan masyarakat.
Sumber : Anadolu Agency | Redaktur : Hermanto Deli
source : moslemtoday.com
Tidak ada komentar: