حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى حَدَّثَنَا أَبُو أَحْمَدَ الزُّبَيْرِيُّ حَدَّثَنَا عُمَرُ بْنُ سَعِيدِ بْنِ أَبِي حُسَيْنٍ قَالَ حَدَّثَنِي عَطَاءُ بْنُ أَبِي رَبَاحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَاَل مَا أَنْزَلَ اللَّهُ دَاءً إِلَّا أَنْزَلَ لَهُ شِفَاء رواه البخاري
dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu (w. 59 H.) dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam beliau bersabda: "Allah tidak akan menurunkan penyakit melainkan menurunkan obatnya juga." H.R Al-Bukhari (w. 256 H)Istifadah: Imam Ibn Hajar dalam kitabnya Fath al-Baari menjelaskan bahwa yang dimaksudkan dengan obat (at -Tibb) ada 2 jenis:
1. Obat jasad ( tibb jasadi ) , yaitu salah satu dari 3 hal yang menjadi perantara sembuhnya suatu penyakit; obat , perawatan, dan dokter (tabib);
2. Obat hati ( tibb qalbi ) , yaitu secara khusus dengan mengingat Allah dan RasulNya, sehingga dengan karuniaNya, Allah menenangkan hati setiap hambaNya.
Keduanya adalah pengobatan untuk jenis penyakit yang berbeda, masing- masing membutuhkan penanganan yang berbeda.
[Lembaga Kajian & Riset Rasionalika Darus-Sunnah]
Tidak ada komentar: