Bagaimana menyikapi perselisihan Fiqh para ulama' ?

Hendaknya berlapang dada dan penuh adab tanpa harus saling menghujat dan mencela masing masing pendapat.

Hendaklah memilih pendapat Ulama yang sesuai dengan Dalil (Al Quran dan As Sunnah sesuai pemahaman Salafush Shalih)

Kita tinggalkan ulama atau ustadz yang kita cintai dan memihak yang lain jika ulama yang lainnya lebih dekat kepada dalil.

Tidak membenturkam pendapat ulama satu dengan ulama yang lainnya, karena setiap ulama berpendapat sesuai kapasitas ilmu mereka, tidak ada yang menguasai Ilmu Agama seluruhnya. Allah berfirman:

(وَمَا أُوتِيتُمْ مِنَ الْعِلْمِ إِلَّا قَلِيلًا)
Dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit". [Surat Al-Isra 85]

Pilihlah pendapat ulama ahlus sunnah ketimbang ahli bidah, kesempurnaan ilmu ulama ahlussunnah melebihi yang lainnya sedangkan mereka pun bertingkat tingkat dalam hal ini, tidak ada satu ulama' pasti ada ulama' yang lebih faqih darinya. Allah berfirman:

(وَفَوْقَ كُلِّ ذِي عِلْمٍ عَلِيمٌ)
Dan di atas tiap-tiap orang yang berpengetahuan itu ada lagi Yang Maha Mengetahui. [Surat Yusuf 76]

menyikapi perselisihan Fiqh para ulama

Tetaplah doakan mereka dengan lafadz : رحمه الله walaupun ulama tersebut berbeda pendapat dengan anda.

Perselisihan mereka sebatas ilmu, tidak menafikan persahabatan, semoga Allah merahmati Imam Yusuf as Shadafi tatkala mengatakan: " Tidak pernah saya melihat orang yang lebih cerdas daripada syafii. Saya pernah berdialog dengannya tentang suatu permasalahan kemudian berpisah. Tatkala dia berjumpa denganku, dia mengambil tanganku seraya berucap: Wahai Abu Musa! Apakah kita tidak bisa untuk selalu bersahabat walaupun kita tidak bersepakat dalam suatu masalah?!." ( Siyar A'lamin Nubala' 10/16 adz Dzahabi )

Ustadz Aris Saifuddin Ar rifqany

Tidak ada komentar: