Ini Murni Soal Keteladanan - Ustadz Aan Chandra

Seperti biasanya, setiap kamis pagi ba'da subuh Syaikh Prof. Dr. Abdurrazzaq Al Badr memberikan kuliah umum di maskam Ibnu Baz UIM KSA. Dalam salah satu kuliahnya beliau pernah berpesan,

"Diantara manusia ada yang menjadi penunjuk jalan hidayah dan ada yang menjadi pemandu dijalan hidayah.

Orang yang pertama adalah mereka yang hanya mengajarkan manusia tentang jalan hidayah, adapun yang kedua adalah mereka yang merangkul manusia bersama menapaki jalan hidayah.

Maka jangan hanya jadi penunjuk jalan saja, tapi berjalanlah bersama meniti jalan hidayah."

Hingga kini... kalimat yang singkat itu seolah terus terngiang ditelinga kami, menerobos masuk ke dalam relung hati yang paling dalam. Nasehat itu sebagai pengingat bagi para da'i, agar tidak hanya sekedar menunjukkan jalan pulang kepada mereka yang ingin kembali ke pangkuan hidayah, tapi harus menjadi pandu yang mau memapah jiwa-jiwa yang letih karena masa lalu itu, di jalan hidayah.

Ini Murni Soal Keteladanan

Menjadi qudwah, menjadi uswah, menjadi penterjemah Islam yang baik, sebagai cermin bagi mereka yang akan meniti jalan yang sama.

Terkadang manusia merindukanmu, bukan karena ucapanmu, tapi karena keteladanmu. Syaikh Muhammad bin Muhammad Mukhtar As-Syingity pernah mengatakan, "Banyak diantara manusia yang tidak mampu berbicara, walau sepatah dua patah kata dihadapan orang banyak (tidak pintar ceramah). Namun perilakunya lebih mampu menginspirasi banyak orang kembali ke jalan Allah. Orang seperti ini, bahkan diamnya adalah dakwah, maka jadilah orang itu"

Iya... INI MURNI SOAL KETELADANAN...

Tentu akan sangat berbeda antara orang yang mengatakan "Akhi itu jalan menuju masjid" dengan orang yang mengatakan "Akhi, mari saya antar ke masjid atau Akhi mari kita ke masjid'.

Tak perlu risau...

Bila tujuan hidupmu adalah Allah, maka tak perlu merisaukan ucapan manusia. Setinggi apapun orang memanah, tetap takkan sampai ke bintang.

Silahkan disebarkan, mudah2an anda mendapatkan bagian dari pahalanya

Barakallah fikum.

Madinah, 30 Dzulqo'dah 1436 H
Ditulis oleh Ustadz Aan Chandra Thalib El Gharantaly حفظه الله تعالى.

Tidak ada komentar: