Lailatul Qadar Pada Malam Genap di 10 Hari Terakhir Bulan Ramadhan ?

Pertanyaan

Bismillah......
Sebagian kaum muslimin berpendapat bahwasanya hitungan malam qodar ganjil di sisi manusia boleh jadi malam genap di sisi allah

-mhn tanggapannya bukankah menghukumi at memahami seseuatu berdasarkan lahiriah yg terlihat,mhn penjelasannya bagi yg memiliki ilmu dlm perkara ini

Syukron

Jawaban

Ya bisa jadi lailatul qadar ada pada malam genap pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan

Fatwa Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah pernah ditanya tentang lailatul qadar, ketika beliau dalam penjara tahun 706 H (Majmu’ al-Fatawa, juz 25, hal. 284-286):

Lailatul Qadar Pada Malam Genap

Beliau menjawab:

“Segala puji hanya milik Allah subhanah. Lailatul qadar ada pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan, sebagaimana kabar sahih dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwasanya beliau bersabda:

هِيَ فِي الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ.
“(Lailatul qadar) ada pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan.”

Dan ia ada pada malam-malam ganjilnya. Namun perhitungan ganjil tersebut dapat dilihat dari hari yang berlalu (dari depan), sehingga bisa dicari pada malam ke-21, 23, 25, 27, dan 29. Atau dapat pula dilihat dari hari yang tersisa (dari belakang), sebagaimana yang disabdakan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:

لِتَاسِعَةٍ تَبْقَى لِسَابِعَةٍ تَبْقَى لِخَامِسَةٍ تَبْقَى لِثَالِثَةٍ تَبْقَى.
“(Yakni) pada malam kesembilan yang tersisa, kelima yang tersisa, dan ketiga yang tersisa.”

Dengan demikian, apabila bulan tersebut berjumlah 30 hari, maka lailatul qadar ada pada malam-malam genap. Sehingga malam ke-22 adalah malam ke-9 yang tersisa, malam ke-24 adalah malam ke-7 yang tersisa, dan seterusnya, sebagaimana yang ditafsirkan oleh Abu Sa’id al-Khudri radhiyallahu ‘anhu dalam hadis shahih, dan begitu pula yang dilakukan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sebulan itu. (HR. Bukhari)

Namun apabila bulan itu berjumlah 29 hari, perhitungan dari belakang sama dengan dari depan.

Kalau memang perhitungannya demikian, sepatutnya seorang mukmin mencarinya pada sepuluh malam terakhir seluruhnya, sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:

تَحَرَّوْهَا فِي الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ.
“Carilah (lailatul qadar) pada sepuluh hari terakhir.”

Namun kemungkinan terbesarnya ada pada tujuh hari terakhir, dan yang lebih besar lagi pada malam ke-27, sebagaimana dahulu Ubay bin Ka’ab radhiyallahu ‘anhu sampai bersumpah bahwa lailatul qadar terjadi pada malam ke-27.

Ketika ditanya, dengan apa engkau dapat mengetahuinya, ia menjawab: "Dengan tanda yang telah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kabarkan kepada kita. Beliau mengabarkan bahwa pada pagi harinya matahari terbit seperti nampan tak bersinar.”

Fatwa Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin

Syaikh al-Utsaimin rahimahullah berkata:

Lantas, malam keberapa sajakah yang merupakan bilangan ganjilnya? Jawabnya adalah:
(Malam) ke-21, 23, 25, 27, dan 29, lima malam tersebut yang sangat diharapkan, namun ini tidak berarti bahwa lailatul qadar tidak ada kecuali pada malam ganjil, akan tetapi mungkin ada pada malam ganjil dan mungkin ada pada malam genap. (asy-Syarh al-Mumti’, juz 6, hal. 494)

Janganlah kita pilih kasih dan meng-anak tirikan malam-malam genap!
Dipastikan kita akan mendapatkan lailatul qadr -insyallah-.

Dan bukankah salah satu hikmah dirahasiakannya malam ini agar kita selalu semangat ibadah tanpa pilih kasih?!

Semoga kita tetap bersemangat mencari Lailatul Qadar pada malam ganjil ataupun genap.

Tambahan Faidah: http://salamdakwah.com/artikel/2767-lailatul-qadar-bisa-jadi-malam-genap

Wallahu a'lam.

Tidak ada komentar: