Resep dokter aja diikuti, bagaimana syariat Allah ?

{ Sungguh mengherankan }

Orang yg sakit, biasanya pergi ke dokter.. dokter akan memberikan resep obat kepadanya.. lalu dia akan pergi ke apotek utk membeli obat sesuai resep dokter itu.

Dia akan meminum obat tersebut, meskipun dia tidak tahu bahan obatnya... meskipun dia tidak paham dasar ilmiah yg dijadikan dokter utk memberikan resepnya.

Dia mau minum obat tersebut, dg rasanya yg pahit.

Dia mau mengikuti aturan pakainya, sesuai takarannya.

Bahkan mungkin saja dia mau bangun dari tidur pulasnya hanya utk meminumnya.

Semuanya itu dia lakukan, karena merasa yakin kepada dokter, dan berharap sembuh dari sakitnya.
Sungguh sangat mengherankan jika orang yg demikian dlm menyikapi resep dokter.. kemudian saat datang kepadanya dalil berupa firman Allah dan hadits Nabi shalallahu alaihi wasallam; dia menolaknya, dengan alasan karena belum jelas baginya maslahat atau hikmah dari penerapan dalil tersebut!!

Resep dokter aja diikuti, bagaimana syariat Allah ?

Saudaraku, aku tidak mengajakmu meniadakan akal, karena taklif (beban syariat) sangat berkaitan dg akal.. sebaliknya, aku mengajakmu utk berpikir lebih jauh.. aku mengajakmu untuk menjaga adab dan akhlak terhadap Allah, Penciptamu.

Janganlah engkau menuduh buruk hukum syariat yg hikmahnya belum tampak bagimu, atau mungkin saja akalmu blm mampu menjangkaunya.

Saudaraku, paling tidak, yakinlah bahwa Allah jauh lebih menyayangimu melebihi dokter yg engkau percaya dlm resep obatnya.

Yakinlah bahwa Allah tidak akan mengarahkanmu kepada sesuatu, kecuali ada kebaikan padanya utk duniamu dan akhiratmu.

Jadikanlah hatimu menerima dan lapang terhadap hukum Allah.. tundukkanlah akalmu kepada syariat-Nya.

Jadikanlah semboyanmu pada apapun yg belum mampu engkau cerna dg baik dlm syariat ini: "kami beriman, bahwa semua itu dari Rabb kami" [QS. Ali Imran:7].

Ustadz Dr. Musyaffa’ Ad Dariny, MA
Dewan Pembina Yayasan Risalah Islam

Tidak ada komentar: