sepenggal Mutiara hikmah dari buku FAWAIDUL FAWAID BAB AQIDAH

1. JANGANLAH DIREPOTKAN OLEH RIZKI DAN AJAL

Pusatkanlah pikiran anda untuk bisa mengerjakan segala yang diperintahkan kepada anda. jangan disibukkan ia dengan urusan rizki dan ajal. karena rizki dan ajal adalah dua hal yang sudah pasti akan menyertai hidup anda.

Selama anda masih hidup, rizki pasti datang menyapa. Apabila Allah dengan hikmah-Nya menutup satu pintu rizki niscaya Dia akan membukakan bagi Anda,dengan rahmat-Nya pintu rizki lain yang lebih bermanfaat dari pintu sebelumnya.

Renungkanlah bagaimana janin memperoleh makanan berupa darah hanya dari satu jalan, yaitu melalui tali pusarnya.
buku FAWAIDUL FAWAID BAB AQIDAH
Setelah janin itu keluar, dari perut ibunya dan perantara makanan tadi telah diputus, dibukalah bagi janin ini dua jalan untuk mendapatkan rizki yang lebih baik dan lebih lezat yaitu air susu murni yang mudah ditelan.

Sesudah sempurna masa penyusuan dan kedua jalan tersebut diputus karena telah sampai masa penyapihan,Allahpun membuka empat jalan lain yang lebih sempurna, yaitu dua makanan dan dua minuman.

Dua makanan yang dimaksud adalah hewan dan tumbuhan, sedangkan dua minuman itu berupa air dan susu, serta berbagai nutrisi tubuh lainnya yang bermanfaat dan lezat.

Apabila manusia meninggal dunia, maka terputuslah keempat perantara rizki diatas baginya. Akan tetapi, jika ia termasuk golongan yang berbahagia maka Allah azza wa jalla akan membukakan baginya delapan jalan lagi, yaitu pintu-pintu surga yang berjumlah delapan.

Hamba tersebut kelak dapat memasuki surga itu dari pintu mana saja yang dikehendakinya.

Demikianlah, apabila Allah ta'ala menahan satu kenikmatan dunia dari hamba-Nya yang beriman, niscaya Allah ta'ala menggantinya dengan nikmat yang lebih baik dan bermanfaat baginya.

2. HANYA UNTUK ORANG MUKMIN

Penggantian berupa kenikmatan yang lebih baik itu hanya dikaruniakan kepada orang mukminin. Ia sama sekali tidak diberikan kepada selain mereka. Allah azza wa jalla, sengaja tidak memberikan bagian yang rendah dan hina kepada orang mukmin-bahkan Dia tidak meridhai hal itu- agar Dia dapat memberinya bagian yang jauh lebih baik lagi mulia.

Hanya saja, ketidaktahuan hamba terhadap kemaslahatan dirinya dan kemurahan Rabb nya, serta hikmah dan kelembutan-Nya, yang membuatnya tidak dapat membedakan antara penolakan dan penundaan dari Allah ta'ala.
Karenanya ia sangat berharap mendapatkan segala keinginannya didunia sekalipun itu hina, dan tidak mengharapkan penundaannya hingga akhirat meskipun ia lebih mulia baginya.
Seandainya seorang hamba benar-benar mengenal Rabbnya, -meskipun hal itu sangat sukar- niscaya ia akan menyadari bahwa karunia Allah berupa ditahannya kesenangan duniawi dari dirinya adalah lebih besar nilainya daripada segala yang pernah diberikan-Nya kepadanya dimasa didunia.

Allah ta'ala tidak menolak sesuatu yang diminta hamba-Nya melainkan karena Dia ingin memberikan yang lebih baik kepada hamba itu.

Allah subhanahu wa ta'ala tidak memberikan hamba-Nya cobaan melainkan untuk mensejahterakannya, tidak mengujinya melainkan untuk mensucikannya, tidak mematikannya melainkan untuk menghidupkannya kembali, dan tidak melahirkannya didunia ini melainkan agar ia dapat berbekal untuk menemui-Nya dan meniti jalan yang akan mengantarkan kepada-Nya.

Demikianlah. Allah ta'ala menjadikan malam dan siang silih berganti bagi orang yang ingin mengambil pelajaran atau orang yang ingin bersyukur.

Namun, orang-orang yang dzalim tetap memilih kekufuran dan hanya kepada Allah saja kita memohon pertolongan.

3. MUTIARA - MUTIARA HIKMAH

Berikut ini adalah beberapa hikmah yang penting untuk diingat:

~ Siapa saja yang mengenal dirinya sendiri niscaya dia akan selalu berusaha memperbaikinya daripada bersusahpayah mencari-cari aib orang lain.

~ Siapa saja yang mengenal Rabb nya niscaya dia akan selalu sibuk mencari keridha'anNya daripada sibuk menuruti hawa nafsunya.

~ Amal shalih yang paling bermanfaat adalah yang dilakukan penuh keikhlasan tanpa mengharap balasan dari sesama manusia dan atas keyakinan bahwa itu merupakan karunia Allah semata., bukan atas kemampuan pribadi atau pertolongan sesama.

(potongan hikmah DARI buku yang berjudul FAWAIDUL FAWAID BAB AQIDAH DAN TAUHID KARYA IBNU QAYYIM Rahimahullah )

semoga manfaaat

Tidak ada komentar: