Hati-Hati dengan Istidraj

Jarang solat tapi selalu sehat
Malas ngaji tapi banyak rezeki
Tidak mau menutup aurat tapi hidupnya penuh nikmat
Suka ngeriba tapi banyak harta
Sering melalaikan amanah tapi hartanya melimpah
Pelit sedekah tapi selalu bahagia
Dan lain sebagainya.

Hati-Hati dengan Istidraj

Intinya, ada orang-orang yang sering maksiat tapi kok hidupnya enak amat?

Jangan dulu bangga. Bisa jadi itu semua adalah istidraj, yaitu jebakan berupa nikmat yang disegerakan dari Allah subhanahu wa ta'ala. Dari Ubah bin Amir radhiallahu ‘anhu, Nabi ﷺ bersabda:

إِذَا رَأَيْتَ اللَّهَ تَعَالى يُعْطِي الْعَبْدَ مِنَ الدُّنْيَا مَا يُحِبُّ وَهُوَ مُقِيمٌ عَلَى مَعَاصِيهِ فَإِنَّمَا ذَلِكَ مِنْهُ اسْتِدْرَاجٌ
“Apabila Anda melihat Allah memberikan kenikmatan dunia kepada seorang hamba, sementara dia masih bergelimang dengan maksiat, maka itu hakikatnya adalah istidraj dari Allah.”

Bisa jadi Allah itu ngasih tapi tidak ridho.

Ibarat ngasih tapi dilemparin, penuh dengan kemurkaan. Na’udzubillah min dzalik..

Dan, biasanya tidak akan berkah. Semua itu ibarat kebahagiaan semu. Dan suatu hari bisa saja Allah tarik kembali. Akhirnya, hanya kesengsaraanlah yang akan dia dapatkan.

Ketika dia tidak bersegera taubat karena dibutakan kehidupan dunianya yang penuh dengan nikmat. Maka, bersiap-siaplah siksa Allah di akhirat kelak. Adzab Allah yang Maha Dahsyat. Na’udzubillah tsumma na’udzubillah..

Maka, berhati-hatilah. Jangan sampai mengundang murkaNya. Bersegeralah taubat. Kembali taat kepadaNya. Laksanakan perintahNya dan jauhi laranganNya.

Lain halnya dengan nikmat dunia yang diberikan kepada orang mu’min, sholih, ahli ibadah. Itupun nikmat Allah yang disegerakan, namun sebagai ujian penguat iman. Maka, hendaklah disyukuri agar semakin diberkahi.

Ketika dalam ketaatan, andai hidup tak seenak yang diharap, malah berbagai cobaan yang didapat. Yakinlah, itu semata karena Allah sayang kepada hambaNya yang taat.

Bisa jadi, itu cara Allah untuk meningkatkan derajat. Membuat hambaNya selamat. Atau, sebagai penggugur dosa jika ada khilaf.

Yakinlah, bahwa kesenangan umatnya Nabi Muhammad yang taat, akan Allah berikan di akhirat kelak. Sebagai nikmat yang berlipat-lipat. Insya Allah, Aamiin Ya Robbal ‘aalamiin..

وَ مَا الۡحَیٰوۃُ الدُّنۡیَاۤ اِلَّا لَعِبٌ وَّ لَہۡوٌ ؕ وَ لَلدَّارُ الۡاٰخِرَۃُ خَیۡرٌ لِّلَّذِیۡنَ یَتَّقُوۡنَ ؕ اَفَلَا تَعۡقِلُوۡنَ
Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?” (QS. Al- ‘An‘aam: 32)

Tidak ada komentar: