Semakin Manusia Jauh Dari Islam, Cara Pandang Dan Praktek Hidup Mereka Akan Semakin Terbalik
Hal itu sangat kita rasakan di zaman ini:
1. Pakaian kaum wanita semakin terbuka dan sempit, dibanding pakaian lelaki.
Celana lelaki melebihi mata kaki, yang wanita ngatung di atas mata kaki, bahkan hal itu tampak pada seragam resmi sekolah dan instansi antara lelaki dan wanita. Padahal wanita harusnya lebih tertutup daripada lelaki .
2. Kuburan orang saleh, lebih rame daripada masjid. Padahal, masjid rumah Allah yang Maha Hidup, sedang kuburan rumah makhluk yang sdh mati.
Kalau mereka menginginkan keberkahan, bukankah rumah Allah lebih pantas dijadikan tujuan, karena Allah adalah sumber semua keberkahan.
3. Lebih Khusyu' ketika berdoa di kuburan daripada ketika berdoa di masjid, bahkan lebih khusyu' daripada ketika dia sedang sholat menghadap Allah.
Padahal harusnya dia lebih khusyu' ketika menghadap Allah dan sedang berada di rumah-Nya, daripada ketika berdoa dalam ziarahnya menghadap mayat yang tak berdaya.
4. Memerintahkan orang yang taat beribadah, untuk menghormati orang yang meninggalkan ibadah, padahal harusnya sebaliknya.
Bahkan harusnya yang meninggalkan ibadah tanpa udzur itu diingkari dan ditindak secara hukum, begitu pula orang yang memberikan sarana untuk melanggar syariat ibadah.
5. Memerintahkan orang yang diserang dan dirusak rumahnya, agar arif dalam bermasyarakat dan toleran.
Padahal sebenarnya, siapakah yang sebenarnya tidak arif dan tidak toleran, yang dianiaya ataukah yang menganiaya. Siapakah yang tidak rahmatan lil alamin. Sungguh mengherankan, mereka bisa diajak toleran dengan orang kafir, tapi antipati bila diajak toleran dengan saudaranya sendiri.
6. Memandang aneh orang berjilbab besar atau cadaran, sedang mereka tidak menganggap aneh terhadap saudarinya yang berpakaian minim dan ketat.
Padahal, harusnya sebagai kaum muslimin, manakah yang lebih dicintai Allah dan RosulNya shallallahu'ailaihi wasallam?
7. Mereka lebih zuhud terhadap akherat, daripada terhadap dunia. Padahal mereka tahu, bahwa akherat itu lebih kekal dan lebih sempurna nikmatnya.
Bukankah seharusnya mereka lebih berzuhud terhadap dunia, daripada terhadap akherat?
8. Orangtua lebih semangat memilihkan anak kecilnya untuk sekolah umum yang minim agama, daripada sekolah yang agamanya kuat.
Bukan karena keuangan yang kurang, tapi karena motivasi duniawi, padahal harusnya sebaliknya, karena akherat lebih penting daripada dunia.
9. Orang lebih sedih ketika kehilangan harta daripada saat kehilangan pahala,
banyak kesempatan mendapatkan pahala mereka lewatkan tanpa sedikitapiun ada rasa kecewa. Bahkan mereka menikmati ghibah , yang dengannya pahalanya banyak yang hilang.
Coba, bila yang hilang itu adalah harta. Bagaimana kecewa dan sedihnya mereka.
10. Kalau untuk masalah dunia inginnya yang mewah, akan tetapi untuk masalah akherat ala kadarnya.
11. Kalau untuk masalah agama, semua berhak bicara kalau masalah dunia hanya orang ahlinya saja yang berhak bicara.
12. Kalau ingin berbuat baik, ada rasa malu,. bahkan berpenampilan islami saja malu.
Padahal di sana banyak orang berbuat buruk dan bebas berpenampilan tak senonoh tanpa malu.
Wahai kaum muslimin, berbenahlah, mendekatlah kepada Islam yang mulia. Dan pakailah kacamata Islam dalam memandang sesuatu, bila Anda mengaku sebagai bagian dari Islam.
Semoga bermanfaat...
Ustadz Musyaffa’ Ad Dariny Lc, MA
Dewan Pembina RisalahIslam.or.id
https://t.me/MuliaDenganSunnah
Tidak ada komentar: