Fulan adalah pengusung sunnah ?

Fulan adalah pengusung sunnah

berkata Imam Barbahari rahimahullah:

( ولا يحل لرجل مسلم أن يقول : فلان صاحب سنة ؛ حتى يعلم منه أنه قد اجتمعت فيه خصال السنة ، لا يقال له : صاحب سنة حتى تجتمع فيه السنة كلها) .
Tidak halal bagi seorang mengatakan: fulan adalah pengusung sunnah hingga ia mengetahui bahwa telah terkumpul padanya perkara-perkara sunnah, tidak boleh dikatakan padanya: ia adalah pengusung sunnah hingga sunnah seluruhnya terkumpul pada dirinya. 

Sumber: Syarhus sunnah (hlm: 122)

Berkata Asy-syeikh Al-allamah Shaleh Al-fauzan hafizhahullah mengomentari ucapan di atas:
لا تزكي الشخص وتمدحه إلا عن علم ؛ لئلا يغتر الناس بمدحك له وهو ليس كذلك ؛ فإذا تحققت منه ومن طريقته ومن علمه ومن استقامته فإنك تزكيه . أما أن تنبعث في مدحه وتزكيته وأنت لا تعلم عنه شيئًا ؛ فهذه تزكية خطيرة تغر الناس بهذا الشخص ، فليت الذين يزكون الناس يتوقفون عند ذلك ، فلا يزكون إلا من توفرت فيه شروط التزكية لأن التزكية شهادة ؛ فإذا كانت التزكية غير صحيحة صارت شهادة زور .
Jangan engkau merekomendasi (mensucikan) seseorang dan memujinya kecuali berdasarkan ilmu agar manusia tidak tertipu dengan pujianmu terhadapnya sedang ia tidak demikian hakikatnya. Maka apabila engkau yakin terhadap dirinya, jalan, ilmu dan keistiqomahannya maka rekomendasilah ia.

Adapun engkau terprovokasi di dalam memuji dan merekomendasikannya sedang engkau tidak mengetahui tentang ia sedikitpun maka ini adalah merupakan rekomendasi yang berbahaya yang dapat menipu manusia terhadap orang ini.

Duhai kiranya orang-orang yang merekomendasi manusia berhenti pada perkara itu, sehingga mereka tidak merekomendasi kecuali orang yang terpenuhi padanya syarat-syarat rekomendasi karena rekomendasi adalah persaksian; maka apabila rekomendasi tersebut tidak benar niscaya akan menjadi persaksian palsu.

Beliau juga berkata:
خصال السنة تكون في العقيدة وفي العلم وفي العمل وفي الاقتداء بالسلف الصالح ، أما أنه ليس فيه إلا خصلة واحدة ؛ فلا تحكم عليه أنه من أهل السنة بموجب خصلة واحدة أو شيء واحد فكيف بمن ليس عنده شيء منها !؟
Perkara-perkara sunnah itu adalah pada akidah, ilmu, amal dan ketauladanan dengan salaf shaleh. Adapun padanya tidak terdapat kecuali hanya satu perkara sunnah maka jangan engkau menghukuminya bahwa ia termasuk ahlussunnah dengan keharusan satu perkara atau satu hal sunnah, maka bagaimanakah dengan orang yang tidak terdapat padanya sesuatu dari perkara-perkara itu?!.

Sumber: Ithaful uqul bit ta'liqat ala syarhis sunnah (2/275)

Tidak ada komentar: