Penjelasan Ringkas Seputar Ramadhan

Allah -Ta’aalaa- berfirman:

{شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْ أُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ وَمَنْ كَانَ مَرِيْضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ يُرِيْدُ اللهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيْدُ بِكُمُ الْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ}
“Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur-an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu, dan pembeda (antara yang benar dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu ada di bulan itu; maka berpuasalah. Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (dia tidak berpuasa); maka (wajib menggantinya) sebanyak hari yang ditinggalkannya itu pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, agar kamu bersyukur.” (QS. Al-Baqarah: 185)

A. MENYAMBUT BULAN RAMADHAN

Dari Abu Hurairah -radhiyallaahu ‘anhu-, bahwa Rasulullah -shallallaahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:

قَدْ جَاءَكُمْ رَمَضَانُ، شَهْرٌ مُبَارَكٌ، افْتَرَضَ اللهُ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ، تُفْتَحُ فِيْهِ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ، وَتُغْلَقُ فِيْهِ أَبْوَابُ الْجَحِيْمِ، وَتُغَلُّ فِيْهِ الشَّيَاطِينُ، فِيْهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ، مَنْ حُرِمَ خَيْرَهَا؛ فَقَدْ حُرِمَ
“Telah datang kepada kalian bulan Ramadhan bulan yang penuh berkah, Allah mewajibkan puasa atas kalian di dalamnya. Pada bulan itu dibuka pintu-pintu Surga, ditutup pintu-pintu neraka, dan dibelenggu setan-setan. Pada bulan itu terdapat sebuah malam yang lebih baik dari 1000 (seribu) bulan. Barangsiapa yang tercegah dari kebaikan (malam) itu; maka sungguh dia tercegah (untuk mendapatkannya).” [HR. Ahmad dan An-Nasa-i, dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani]

Mengenai penamaan bulan ini dengan nama Ramadhan (رَمَضَان);para ulama berbeda pendapat mengenai dasar penamaannya. Dari perspektif maknawi:

- Ada pendapat yang menyatakan bahwa dinamakan Ramadhan karena “Turmadhu Fiihi adz-Dzunuub” (pada bulan ini dosa-dosa manusia dibakar).

- Atau yang maknanya “Ar-Ramdhaa’: Syiddatul Harr” (panas membara). [“Fat-hul Baari” (IV/113)]

- Pendapat lain menyatakan bahwa dinamakan Ramadhankarena orang-orang Arab ketika mentransfer nama-nama bulan dari bahasa kuno; mereka menamakan bulan-bulan itu berdasarkan realita dan kondisi yang terjadi di zaman itu. Lalus ecara kebetulan bulan ini jatuh tepat pada cuaca yang panas membakar, maka dinamakan bulan ini dengan nama Ramadhan. [“Ash-Shihaah (III/1081), karya Al-Jauhari, dengan sedikit perubahan]

Penjelasan Ringkas Seputar Ramadhan

B. KEBERKAHAN BULAN RAMADHAN

Bulan Ramadhan adalah bulan yang memiliki banyak keberkahan, keutamaan, dan berbagai keistimewaan yang tidak dimiliki oleh bulan-bulan lainnya. Di antaranya:

Pertama: Berpuasa di bulan Ramadhan adalah penyebab terampuninya dosa-dosa dan terhapusnya berbagai kesalahan.

Nabi -shallallaahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا؛ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan karena keimanan(kepada Allah) dan mengharapkan pahala (dari Allah); niscaya akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim]

Beliau -shallallaahu ‘alaihi wa sallam- juga bersabda:

الصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ، وَالْجُمُعَةُ إِلَى الْجُمُعَةِ، وَرَمَضَانُ إِلَى رَمَضَانَ، مُكَفِّرَاتٌ مَا بَيْنَهُنَّ إِذَا اجْتَنَبَ الْكَبَائِرَ
“Shalat fardhu lima waktu,Shalat Jum’at ke Jum’at berikutnya,dan Ramdhan ke Ramdhanberikutnya: menghapuskan dosa-dosa yang dilakukan di antara masa tersebut seandainya dosa dosa besar dijauhkannya.” [HR. Muslim]

Kedua: Pada bulan Ramadhan ini terdapat satu malam yang lebih baik daripada 1000 (seribu) bulan;yaitu malam Lailatul Qadar.

Ketiga: Terdapat banyak hadits lain yang menjelaskan keutamaan dan keistimewaan bulan yang barakah ini, di antaranya:

Dari Abu Hurairah -radhiyallaahu ‘anhu-, Rasulullah -shallallaahu ‘alaihi wa sallam-bersabda:

إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ: فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ، وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ، وَصُفِّدَتِ الشَّيَاطِيْنُ
“Apabila Ramadhan datang:maka pintu-pintu Surga dibuka,pintu-pintu Neraka ditutup, dan setan-setan dibelenggu.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim]

Dalam riwayat lain, Rasulullah -shallallaahu ‘alaihi wa sallam-bersabda:

قَدْ جَاءَكُمْ رَمَضَانُ، شَهْرٌ مُبَارَكٌ
“Telah datang kepada kalian bulan Ramadhan bulan yang penuh berkah.” [HR. Ahmad dan An-Nasa-i, sebagimana telah disebutkan]

Keempat: Di antara keberkahan bulan ini adalah: kaum Muslimin dapat meraih banyak keutamaan dan manfaat puasa yang bersifat ukhrawi maupun duniawi, diantaranya:

1. Meraih ketakwaan

Allah -Tabaaraka Wa Ta’aalaa- berfirman:

{يَاأَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ}
“Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al-Baqarah: 183)

2. Pelipatgandaan pahala

Dari Shahabat Abu Hurairah -radhiyallaahu ‘anhu-, Rasulullah -shallallaahu ‘alaihi wa sallam-bersabda:

كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ، الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعمِائَة ضِعْفٍ، قَالَ اللهُ -عَزَّ وَجَلَّ-: إِلَّا الصَّوْمَ، فَإِنَّهُ لِيْ وَأَنَا أَجْزِيْ بِهِ، يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِيْ
“Setiap amal yang dilakukan anak Adam akan dilipatgandakan;satu kebaikan dilipatgandakan menjadi 10 (sepuluh) sampai 700(tujuh ratus) kali lipat. Allah -‘Azza Wa Jalla- berfirman: ”Kecuali puasa, sesungguhnya puasa itu untuk-Ku dan Akulah yang akan memberi ganjaran (balasan)nya. Orang yang berpuasa meninggalkan syahwat dan makannya demi Aku semata.” [HR. Muslim]

Imam An-Nawawi -rahimahullaah- berkata: “Firman Allah: “dan Akulah yang akan memberi ganjaran (balasan)nya” adalah penjelasan nyata tentang kebesaran karunia Allah dan melimpahnya balasan pahala-Nya.Karena sesungguhnya orang yang mulia dan dermawan jika mengabarkan bahwa dia sendiri akan menanggung balasannya: ini menunjukkan betapa besar kadar balasan yang dia persembahkan dan betapa luas pemberian yang diberikannya.” [“Syarh Shahiih Muslim” (VIII/29)]

3. Bau mulut orang yang berpuasa itu lebih baik di sisi Allah -Ta’aalaa- daripada wangi minyak kesturi.

Dari Abu Hurairah Rasulullah -radhiyallaahu ‘anhu-, Rasulullah -shallallaahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:

وَالَّذِيْ نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ، لَخُلُوفُ فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللهِ مِنْ رِيْحِ الْمِسْكِ
“Demi Rabb yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya,sungguh, aroma mulut orang yang berpuasa itu lebih baik di sisi Allah daripada aroma misk (kesturi).” [HR. Al-Bukhari dan Muslim]

4. Mendapat dua kebahagiaan

Rasulullah -shallallaahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:

لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ يَفْرَحُهُمَا: إِذَا أَفْطَرَ فَرِحَ، وَإِذَا لَقِيَ رَبَّهُ فَرِحَ بِصَوْمِهِ
“Bagi orang yang berpuasa itu ada dua kegembiraan di mana dia berbahagia karenanya, yaitu ketika berbuka (puasa) dia bergembira dan ketika ia berjumpa denganRabb-nya ia pun bergembira dengan puasanya itu.”

5. Memasuki Surga melalui pintu khusus bernama Ar-Rayyan

Dari Sahl bin Sa’d -radhiyallaahu ‘anhu-, dari Nabi -shallallaahu ‘alaihi wa sallam-, beliau bersabda:

إِنَّ فِي الْجَنَّةِ بَابًا يُقَالُ لَهُ الرَّيَّانُ، يَدْخُلُ مِنْهُ الصَّائِمُوْنَ يَوْمَ القِيَامَةِ، لاَ يَدْخُلُ مِنْهُ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ
“Sesungguhnya di Surga itu ada sebuah pintu yang disebut Ar-Rayyan. Pada Hari Kiamat nanti orang-orang yang suka berpuasa akan masuk Surga melalui pintu itu. Tidak ada seorang pun selain mereka yang diperkenankan(untuk masuk Surga) lewat pintu itu.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim]

C. AMALAN-AMALAN DI BULAN RAMADHAN DAN SUNNAH-SUNNAH SEPUTAR PUASA DI BULAN RAMADHAN

Bulan Ramadan adalah bulan yang penuh keberkahan, oleh karena itu hendaklah setiap muslim mengisi bulan ini dengan berbagai amal-amal ketaatan kepada Allah -Ta’aalaa-.

Di antaranya:

1. Berdo’a Ketika Melihat Hilal (Awal Bulan Hijriyyah)

Yaitu dengan membaca:

اللَّهُمَّ أَهِلَّهُ عَلَيْنَا بِالْيُمْنِ وَالْإِيْمَانِ، وَالسَّلَامَةِ وَالْإِسْلَامِ، رَبِّيْ وَرَبُّكَ اللهُ
“Ya Allah, tampakkanlah bulan itu kepada kami dengan membawa keberkahan dan keamanan,keselamatan dan Islam. Rabb-ku dan Rabb-mu (wahai bulan sabit) adalah Allah.” [HR. At-Tirmidzi, Ahmad, dan Al-Hakim]

2. Berpuasa di Bulan Ramadhan

Allah -Tabaaraka Wa Ta’aalaa- berfirman:

{يَاأَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ}
“Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al-Baqarah: 183)

Allah -Ta’aalaa- berfirman:

{...فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ وَمَنْ كَانَ مَرِيْضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ...}
“…Karena itu, barangsiapa di antara kamu ada di bulan itu; maka berpuasalah. Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (dia tidak berpuasa); maka (wajib menggantinya) sebanyak hari yang ditinggalkannya itu pada hari-hari yang lain…” (QS. Al-Baqarah: 185)

3. Makan Sahur

Dari Anas bin Malik -radhiyallaahu ‘anhu-, ia berkata:Rasulullah -shallallaahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:

تَسَحَّرُوْا فَإِنَّ فِي السَّحُوْرِ بَرَكَةً
“Sahurlah kalian! Karena sesungguhnya di dalam sahur itu terdapat keberkahan.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim]

Rasulullah -shallallaahu ‘alaihi wa sallam- juga bersabda:

السَّحُوْرُ أَكْلُهُ بَرَكَةٌ، فَلَا تَدَعُوْهُ، وَلَوْ أَنْ يَجْرَعَ أَحَدُكُمْ جُرْعَةً مِنْ مَاءٍ، فَإِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى الْمُتَسَحِّرِيْنَ
“Sahur makannya adalah berkah; maka janganlah kalian tinggalkan walaupun hanya dengan air. Sesungguhnya Allah dan malaikat-Nya bershalawat kepada orang-orang yang makan sahur.” [HR. Ahmad dan lainnya]

4. Membaca Al-Qur-an

Ramadhan adalah bulan Al-Qur-an. Allah -Subhaanahu Wa Ta’aalaa- berfirman:

{شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْ أُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ...}
“Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur-an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu, dan pembeda (antara yang benar dan yang bathil)…” (QS. Al-Baqarah: 185)

Membaca Al-Qur-an sangat besar pahalanya dan keutamaanya,terlebih di bulan Ramadhan yang penuh berkah ini.

5. Qiyamul Lail

Dari Abu Hurairah -radhiyallaahu ‘anhu-, ia mengatakan: Rasulullah -shallallaahu ‘alaihi wa sallam-memberikan motivasi (kepada paraShahabat) untuk mendirikan“Qiyaam Ramdhaan” (Shalat malam Ramadhan) tanpa paksaan dalam menyuruh mereka. Maka beliau -shallallaahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:

مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا؛ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barangsiapa yang mengerjakan Shalat malam di bulan Ramadhan karena keimanan (kepada Allah)dan mengharapkan pahala (dari Allah); niscaya akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim]

Rasulullah -shallallaahu ‘alaihi wa sallam- pernah mengerjakanShalat Tarawih bersama paraShahabat secara berjama’ah selama beberapa malam, kemudian beliau meninggalkannya lantaran khawatir Shalat tersebut menjadiwajib hukumnya atas kaum muslimin. Kemudian sepeninggal Rasulullah -shallallaahu ‘alaihi wa sallam-: Shahabat ‘Umar bin Al-Khaththab -radhiyallaahu ‘anhu-berinisiatif untuk kembali mengumpulkan orang-orang di masjid untuk menunaikan Shalat Tarawih. Dan -alhamdulillaah-syi’ar seperti ini masih terus berlangsung hingga hari ini.

Dan hendaknya mengerjakanShalat Tarawih bersama imam, dan jangan pulang sebelum imam selesai. Sebab Rasulullah -shallallaahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:

مَنْ قَامَ مَعَ الْإِمَامِ حَتَّى يَنْصَرِفَ؛ كُتِبَ لَهُ قِيَامُ لَيْلَةٍ
“Barangsiapa yang Shalat bersama imam sampai selesai;maka ditulis baginya pahala Shalat sepanjang malam.” [HR. Abu Dawud, At-Tirmidzi, An-Nasa-i, Ibnu Majah, dan lain-lain]

6. Banyak Beramal Shalih

Sangat dianjurkan untuk banyak beramal shalih di bulan yang penuh berkah ini di mana amal-amal shalih dilipatgandakan pahalanya. Karena itu, hendaklah setiap muslim bersegera dalam beramal shalih; seperti: berpuasa, mendirikan Shalat malam, memberikan makan orang lain, atau hanya dengan melembutkan perkataan .

Nabi bersabda -shallallaahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:

إِنَّ فِي الْجَنَّةِ غُرَفًا تُرَى ظُهُوْرُهَا مِنْ بُطُوْنِهَا وَبُطُوْنُهَا مِنْ ظُهُوْرِهَا
“Sesungguhnya di dalam surga itu terdapat istana-istana yang bagian luarnya terlihat dari dalamnya dan bagian dalamnya terlihat dari bagian luarnya.”

Maka berdirilah seorang arab badui seraya bertanya: Untuksiapakah itu wahai Rasulullah?Maka beliau menjawab:

لِمَنْ أَطَابَ الْكَلَامَ، وَأَطْعَمَ الطَّعَامَ، وَأَدَامَ الصِّيَامَ، وَصَلَّى بِاللَّيْلِ وَالنَّاسُ نِيَامٌ
“Untuk orang yangmelembutkan ucapannya, memberi makan orang lain, melanggengkan puasa, dan mengerjakan Shalat malam di saat manusia sedang tidur.” [HR. At-Tirmidzi dan Ahmad]

‘Abdullah bin Abbas -radhiyallaahu ‘anhumaa- berkata:“Adalah Rasulullah -shallallaahu ‘alaihi wa sallam- orang yang paling dermawan dalam memberikan kebaikan (kepada orang lain). Dan beliau -shallallaahu ‘alaihi wa sallam- lebih dermawan lagi pada bulan Ramadan ketika Jibril -‘alaihis salaam- bertemu beliau. Jibril menemui beliau setiap malam bulan Ramadan untuk menyimak bacaan Al-Qur-an. Sungguh, Rasulullah -shallallaahu ‘alaihi wa sallam- lebih dermawan (lebih giat) terhadap kebaikan di bulan Ramadhan melebihi angin yang berhembus.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim]

7. Menjaga Adab-adab ketikaBerpuasa Ramadhan

Seorang hamba yang berpuasa di bulan Ramadhan harus lebih menunaikan adab-adab mulia sebagai seorang muslim. Tidak boleh sikapnya seperti layaknya orang awam yang jauh dari tuntunan agama. Karena itu, hendaklah ia menjaga: sikap, pandangan, pendengaran, dan tutur katanya dari perkara-perkara yang buruk dan merusak.

Rasulullah -shallallaahu ‘alaihi wa sallam- juga bersabda:

مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّوْرِ وَالعَمَلَ بِهِ؛ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِيْ أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ
“Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dan perbuatan dusta; maka Allah tidak butuh kepada makan dan minum yang ia tinggalkan.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim]

8. Menjaga Anggota Badan dariPerkara Terlarang

Seorang muslim dan muslimah wajib menahan akal dan hatinya dari memikirkan dan meyakini perkara yang haram dan sesat,menahan matanya dari memandang yang haram, menjaga telinganya dari mendengar yang haram, menahan lisannya dari berkata yang haram, dan menjaga kaki dari melangkah ke tempat yang haram. Terlebih lagi di bulan Ramadhan, sebab Rasulullah -shallallaahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:

رُبَّ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إِلَّا الْجُوْعُ
“Betapa banyak orang yang berpuasa namun tidak ada bagian dari puasanya kecuali hanya mendapat lapar belaka.” [HR. Ibnu Majah]
9. Menjaga Lisan

Dari Abu Hurairah -radhiyallaahu ‘anhu- Rasulullah -shallallaahu ‘alaihi wa sallam-bersabda:

الصِّيَامُ جُنَّةٌ، فَلاَ يَرْفُثْ وَلاَ يَجْهَلْ، وَإِنِ امْرُؤٌ قَاتَلَهُ أَوْ شَاتَمَهُ؛ فَلْيَقُلْ: إِنِّيْ صَائِمٌ
“Puasa adalah perisai. Maka janganlah berkata kotor dan jangan berbuat bodoh. Dan apabila ada yang memeranginya atau mencelanya; maka hendaknya ia berkata: Aku sedang berpuasa.”[HR. Al-Bukhari dan Muslim]

10. Bersegera dalam Berbuka dan Berlomba-lomba dalam Menghidangkan Makanan Berbuka

Bersegera dalam berbuka akan membuahkan kebaikan;sebagaimana diriwayatkan dari Sahl bin Sa’d -radhiyallaahu ‘anhu-bahwa Rasulullah -shallallaahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:

لَا يَزَالُ النَّاسُ بِخَيْرٍ مَا عَجَّلُوا الفِطْرَ
“Manusia akan senantiasa dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim]

Dari Zahid bin Khalid Al-Juhani -radhiyallaahu ‘anhu-, Rasulullah -shallallaahu ‘alaihi wa sallam-bersabda:

مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا؛ كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ، غَيْرَ أَنَّهُ لَا يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا
“Barangsiapa memberi makan kepada orang yang berpuasa; maka baginya pahala seperti apa yang diraih oleh orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikitpun.” [HR. Ahmad, At-Tirmidzi, dan Ibnu Majah, dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani]

11. Menghidupkan Malam Lailatul Qadar

Rasulullah -shallallaahu ‘alaihi wa sallam- sangat bersungguh-sungguh dan giat dalam beribadah serta berdo’a pada sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan.

‘Aisyah -radhiyallaahu ‘anhaa- berkata: Rasulullah -shallallaahu ‘alaihi wa sallam-apabila sudah masuk 10 (sepuluh) hari terakhir bulan Ramadhan; maka beliau mengencangkan ikat pinggangnya, menghidupkan malamnya, dan membangunkan istrinya.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim]

12. Berdo’a pada malam Lailatul Qadar

Yaitu dengan membaca:

اللَّهُمَّ إِنَّكَ عُفُوٌّ تُحِبُّ؛ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّيْ
“Ya Allah, sesungguhnya EngkauMaha Pemaaf, Engkau menyukai pemaafan; karena itu, berilah maaf kepadaku.” [HR. at-Tirmidzi dan lainnya]

(diambil dari buku AMALAN SUNNAH SETAHUN MENURUT AL-QUR-AN & AS-SUNNAH (hlm. 572-585, cet. Khazanah Fawa-id), karya Ustadz Yazid bin ‘Abdul Qadir Jawas -hafizhahullaah-)

-ditulis oleh: Ahmad Hendrix (dengan sedikit perubahan dan peringkasan)

Tidak ada komentar: