Siapakah Orang Yang (Benar-Benar) Berpuasa

Siapakah Orang Yang (Benar-Benar) Berpuasa

Orang Yang Anggota Tubuhnya Turut Berpuasa dari Perbuatan Dosa

Al-Imām Ibnul Qayyim rahimahullah berkata :

ﻭﺍﻟﺼَّﺎﺋﻢ ﻫﻮ ﺍﻟَّﺬﻱ ﺻﺎﻣﺖ ﺟﻮﺍﺭﺣﻪ ﻋﻦ ﺍﻵﺛﺎﻡ،
“Orang yang (benar-benar) berpuasa ialah orang yang anggota tubuhnya turut berpuasa dari perbuatan-perbuatan dosa;

ﻭﻟﺴﺎﻧﻪ ﻋﻦ ﺍﻟﻜﺬﺏ ﻭﺍﻟﻔﺤﺶ ﻭﻗﻮﻝ ﺍﻟﺰُّﻭﺭ، ﻭﺑﻄﻨﻪ ﻋﻦ ﺍﻟﻄَّﻌﺎﻡ ﻭﺍﻟﺸَّﺮﺍﺏ، ﻭﻓﺮﺟﻪ ﻋﻦ ﺍﻟﺮَّﻓَﺚ؛
Lisannya pun berpuasa dari perkataan dusta, keji, dan palsu, begitu pula perutnya berpuasa dari makan dan minum, serta kemaluannya berpuasa dari persenggamaan;

ﻓﺈﻥْ ﺗﻜﻠَّﻢ ﻟﻢ ﻳﺘﻜﻠَّﻢ ﺑﻤﺎ ﻳﺠﺮﺡ ﺻﻮﻣﻪ، ﻭﺇﻥ ﻓﻌﻞ ﻟﻢ ﻳﻔﻌﻞ ﻣﺎ ﻳﻔﺴﺪ ﺻﻮﻣﻪ، ﻓﻴﺨﺮﺝ ﻛﻼﻣﻪ ﻛﻠُّﻪ ﻧﺎﻓﻌًﺎ ﺻﺎﻟﺤًﺎ،
Jika ia berbicara, ia tidak berbicara dengan ucapan yang merusak puasanya, bila berbuat, ia tak melakukan perbuatan yang merusak puasanya, sehingga dari seluruh perkataannya akan terlahir ucapan yang bermanfaat dan baik;

ﻭﻛﺬﻟﻚ ﺃﻋﻤﺎﻟﻪ، ﻓﻬﻲ ﺑﻤﻨﺰﻟﺔ ﺍﻟﺮَّﺍﺋﺤﺔ ﺍﻟَّﺘﻲ ﻳﺸﻤُّﻬﺎ ﻣﻦ ﺟﺎﻟﺲ ﺣﺎﻣﻞ ﺍﻟﻤﺴﻚ، ﻛﺬﻟﻚ ﻣﻦ ﺟﺎﻟﺲ ﺍﻟﺼَّﺎﺋﻢ ﺍﻧﺘﻔﻊ ﺑﻤﺠﺎﻟﺴﺘﻪ، ﻭﺃَﻣِﻦ ﻓﻴﻬﺎ ﻣﻦ ﺍﻟﺰُّﻭﺭ ﻭﺍﻟﻜﺬﺏ ﻭﺍﻟﻔﺠﻮﺭ ﻭﺍﻟﻈُّﻠﻢ،
Begitu pula amal-amalnya, seperti semerbak harum yang tercium oleh orang yang duduk bersama ‘pembawa minyak wangi’, orang yang bersama dengan orang yang berpuasa pun akan mendapat manfaat dari kebersamaan mereka, kebersamaan itu juga terbebas dari ucapan palsu, dusta, kejahatan, dan kezaliman.

ﻫﺬﺍ ﻫﻮ ﺍﻟﺼَّﻮﻡ ﺍﻟﻤﺸﺮﻭﻉ ﻻ ﻣﺠﺮَّﺩ ﺍﻹﻣﺴﺎﻙ ﻋﻦ ﺍﻟﻄَّﻌﺎﻡ ﻭﺍﻟﺸَّﺮﺍﺏ ... ؛
Inilah puasa yang sesuai syariat, bukan sekedar menahan diri dari makan & minum...!!!

ﻓﺎﻟﺼَّﻮﻡ ﻫﻮ ﺻﻮﻡ ﺍﻟﺠﻮﺍﺭﺡ ﻋﻦ ﺍﻵﺛﺎﻡ، ﻭﺻﻮﻡ ﺍﻟﺒﻄﻦ ﻋﻦ ﺍﻟﺸَّﺮﺍﺏ ﻭﺍﻟﻄَّﻌﺎﻡ؛ ﻓﻜﻤﺎ ﺃﻥَّ ﺍﻟﻄَّﻌﺎﻡ ﻭﺍﻟﺸَّﺮﺍﺏ ﻳﻘﻄﻌﻪ ﻭﻳﻔﺴﺪﻩ،
ﻓﻬﻜﺬﺍ ﺍﻵﺛﺎﻡ ﺗﻘﻄﻊ ﺛﻮﺍﺑَﻪ، ﻭﺗﻔﺴﺪُ ﺛﻤﺮﺗَﻪ، ﻓﺘُﺼَﻴِّﺮﻩ ﺑﻤﻨﺰﻟﺔ ﻣﻦ ﻟﻢ ﻳﺼُﻢ 
Karena sejatinya puasa adalah puasanya anggota tubuh dari perbuatan-perbuatan dosa, juga puasanya perut dari minum & makan; Maka sebagaimana makan & minum memutus dan merusak puasa, begitu pula dengan dosa yang memutus pahala, dan merusak buah (tujuan) dari puasa, hal-hal inilah yang mengubah kedudukan orang yang berpuasa menjadi seperti orang yang tidak berpuasa”. [Al-Wābil ash-Shayyib hlm. 31-32]

Tidak ada komentar: