Apa itu manhaj? Nanya serius nih

Apa itu manhaj? Nanya serius nih

Manhaj secara bahasa artinya adalah jalan alias metodologi.

Jadi manhaj salaf artinya jalan atau metodologi kaum salaf (para sahabat, tabi’in, tabi’ut tabi’in -pen)

Dalam urusan apa? Ya dalam beragama secara kafah/menyeluruh; Memahami dalil dalil agama, mengamalkannya, mendakwahkannya, menyikapi kawan dan juga lawan.

Dan tentu unsur manhaj terbesar ialah yang berkaitan dengan metode beriman kepada Allah, rasul dan rukun iman lainnya, alias aqidah.

Demikian secara global, dan bila dirinci maka dalam setiap urusan ada jalan/manhaj yang telah diajarkan dan dicontohkan kaum salaf.

Diantaranya dengan menerapkan konsep keadilan, alias memposisikan segala urusan secara proporsional.

Karenanya dalam segala bab ilmu, ulama’ sedari dahulu memilah menjadi rukun, wajib, sunnah, syarat, pembatal dan lainnya.

Satu kesesatan nyata bila rukun shalat disikapi sama dengan sunnah sunnah shalat, akubatnya orang yang sengaja meninggalkan sunnah dianggap batal shalatnya atau sebaiknya meninggalkan rukun shalat dengan sengaja dianggap bagaikan meninggalkan sunnah shalat.

Dengan demikian, bisa jadi anda salah dalam satu permasalahan, bisa salah memahami, salah mengamalkan, mengajarkan, salah menyikapi kawan atau lawan, termasuk salah dalam memprioritaskan sebagian hal, baik pada level pemahaman, praktek, dakwah, atau sikap.

Karenanya, bila ada yang mengatakan manhajnya benar atau salah, perlu ditanya lebih lanjut, Manhaj dalam urusan apa?

Khowarij misalnya sesat manhajnya karena salah metode dalam memahami dan mengaplikasikan dalil dalil yang bersifat ancaman (wa’iid), sedangkan murjiah sesat manhajnya dalam memahami dalil dalil yang membawa kabar gembira (wa’du).

Sekte Qadariyah dan Jabriyah
sesat dalam memahami dan mengaplikasikan tentang qadha’ dan qadar Allah Azza wa Jalla.

Sayang saat ini, kata manhaj sering diucapkan secara global alias “hantam kromo”, akibatnya terjadi kekacauan, bisa berupa penyempitan arti kata manhaj, atau pengaburan artinya.

Saat ini kata manhaj seakan hanya sebatas urusan menyikapi pihak yang berbeda atau bersebrangan, atau dalam urusan akidah saja, adapun urusan beramal/muamalah, ibadah persona, akhlaq kepada sesama, tazkiyatunnufus, dan lainnya terkesan jauh dari tema manhaj.

Salah satu indikasinya, tema manhaj dianggap tabu atau “berbahaya” bila disampaikan kepada publik secara terbuka.

Dan diantara indikatornya, adanya pemisahan antara ilmu ushul fiqih, mushthalah hadits, fiqih, akidah dan lainnya dari pembahasan manhaj, seakan ilmu ilmu tersebut betul betul terpisah dari manhaj, padahal manhaj adalah metode alias ilmu alat atau kendaraan, sedangkan ilmu ilmu tersebut merupakan ilmu tujuan (inti) atau muatan.

Dengan demikian manhaj yang dipisahkan dari ilmu ilmu tersebut bagaikan kendaraan tanpa muatan.

Padahal prinsip utama kaum salaf ialah beragama berdasarkan Al Qur’an dan As Sunnah sesuai dengan manhaj salafusshaleh.

Sebagaimana Al Qur’an dan As Sunnah diajarkan secara terbuka, maka sepatutnya tema manhaj juga diajarkan secara luas agar masyarakat dapat beragama dengan benar dan mampu meneladani kaum salaf dengan benar.

Betul, ada tema tema dalam Al Qur’an, As Sunnah dan juga manhaj yang tidak layak disampaikan kepada semua orang, karena faktor waktu, tempat atau oknum yang menyampaikan atau yang menyimaknya, namun itu bukan alasan untuk menutup rapat pembahasan tentang manhaj.

Pada status sebelumnya, saya bertanya bukan main main, namun mengharap jawaban dari anda sekalian untuk mendapatkan gambaran bagaimana persepsi saudara sekalian tentang “manhaj”, yang menjadi acuan benar atau salahnya kita dalam memahami, mengamalkan, mendakwahkan dan bersikap dalam urusan agama.

Semoga dapat dipahami dengan baik.

(Ustadz. DR. Muhammad Arifin Badri, MA; Ketua STDI Imam Syafii Jember; Alumni Universitas Islam Madinah KSA)

Tidak ada komentar: