kriminalisasi ulama atau ulamaisasi provokator ?

ulamaisasi provokator

Sesaat setelah Mohamed Morsi lengser, masa pro Morsi merespon kudeta itu dengan demonstrasi damai menuntut agar kekuasaan Morsi dikembalikan ... "kami hanya menuntut keadilan" katanya. Masa berkumpul menduduki lokasi2 tertentu, sebenarnya tanpa melakukan kekerasan apapun kecuali mendengarkan orasi2 panas dari orang semodel Mohamed Badie atau Jamal Abdul Hadi. 

Tetapi setelah lebih dari 6 minggu dan negoisasi gagal menghentikan aksi tsb, pihak keamanan hilang kesabaran membubarkan paksa para demonstran yg berkumpul. Salah satunya di halaman masjid Rabaa al-Adawiya pada 14 Agustus 2013, dimana hasilnya adalah 595 sipil, 43 polisi tewas dan 3994 lainnya terluka. Bahkan pihak ikhwanul muslimin sendiri mengklaim 2600 orang tewas.

Sama halnya, revolusi Suriah 2011 pun diawali dengan demonstrasi damai ... bahkan cuma dilakukan oleh pemuda2 tanggung mengejek Bashar Assad lewat coretan grafitti di kota Darrra. Hasilnya? Ratusan ribu orang tewas dalam perang yg sampai hari ini belum berakhir. Yg terbaru Aljazair 2019, 'revolution du sourire' menuntut mundur rezim militer yg berkuasa juga merupakan aksi damai. 

Dari label 'sourire'-nya yg berarti senyum bisa terlihat maksud damai itu, akan tetapi tetap jatuh korban 2 orang mati dan 183 lainnya terluka. Dan ini belum selesai sejak bulan februari lalu; kita lihat saja pihak mana yg urat sabar-nya paling panjang. Mudah2an tragedi pemilu 1992 yg berbuntut perang saudara selama satu dasawarsa tak terulang lagi.

Jadi, adalah hal yg absurd buah kebodohan yg nyata, jika peringatan2 atas keburukan demonstrasi dan aksi sejenis diremehkan dengan celoteh2 semisal 'siapa yg mau kudeta?' atau 'people power bukan makar' dsb dsb. Lihat! Mesir, Suriah, Aljazair ... semuapun diawali dgn aksi damai rakyat, tak ada yg mengungkapkan plot kudeta. Dan hasilnya tetaplah chaos ...

Yg lebih parah lagi anggapan peringatan2 itu sebagai upaya menakut-nakuti dari orang yg pro-rezim yg menghalangi orang berjihad melawan kezaliman. Mumet kuadrat ini ... betul! betul peringatan2 itu menakut-nakuti ... menakut-nakuti dengan fakta, bukan berdelusi atas dasar asumsi semisal kalau fulan tdk berkuasa maka nanti begini dan begitu. Untuk apa menakut-nakuti? Agar tidak ada darah kaum muslimin yg tertumpah gegara salah membedakan antara mati syahid dan mati konyol ... minimal menakut-nakuti atas dosa buah kezaliman #demonstrasi, #peoplepower, #aksidamai whatever you named it.

Tidak! Kami tetap bersama ulama, tunggu komando ulama. Begitu kata sebagian orang. Well ... ulama yg mana? Lha wong belum apa2 sudah banyak yg kabur gitu koq. Kita juga sih yg bermudah2an mengulamakan seseorang. Mentang2 bersorban langsung aja disebut ulama, giliran mau ditangkepin bilangnya 'kriminalisasi ulama', padahal bisa jadi atau mungkin saja yg terjadi adalah 'ulamaisasi kriminal atau provokator'. Logis?

sumber fb katon kurniawan

Tidak ada komentar: