Ada peribahasa, lisan itu bisa lebih tajam dari pedang. Kebenarannya sudah teruji, sebab kata-kata bisa memberikan luka yang lebih parah dari tebasan pedang
Satu pedang hanya bisa melukai satu atau beberapa orang, tapi lisan bisa hasilkan fitnah, yang korbannya bukan hanya sepuluh duapuluh, tapi sepenuh negeri
Karenanya Rasulullah ingatkan tentang menjaga lisan, sebab salah satu sebab manusia paling banyak rusaknya, karena tak bisa menghubungkan akal dan lisannya
Ingat, yang harus diatur itu lisan kita, bukan lisan orang lain. Sebab kita tak punya kuasa pada lisan orang lain, yang kita kuasai, ya lisan kita sendiri
Jadi jangan terlalu repot menanggapi celaan atau cacian orang lain, sebab bukan kita yang akan dihisab atas itu, dirinya justru yang akan dihisab
Omongan orang, tak menggambarkan nilai kita sedikitpun, tapi justru memberitahu level yang bicara. Nilai kita ditentukan dengan bagaimana respons kita atas itu
Karena lisan adalah pedang, maka cercaan dan celaan itu betujuan untuk melukai, kalau kitanya baper, malah si pencela akan senang, ia sudah berhasil melaksanakan tujuan
Ingat, tak ada satupun yang bisa melukai kita, kecuali kalau kita mengizinkannya. Kita tak bisa kendalikan orang lain, tapi kita berkuasa dan berdaulat atas diri sendiri
Belajar Islam, itu efeknya kita mampu menguasai diri sendiri, menggunakan lisan untuk kebaikan, dan bisa tetap tenang meskipun dihujani kata-kata berbisa
Terutama saat Ramadhan ini, habiskan saja tenaga dan suara, untuk melafadzkan ayat-ayat Allah, untuk berdakwah, untuk kebaikan. Abaikan mereka yang mencela
Sebab tiap-tiap manusia akan bertanggung jawab dengan amal mereka sendiri. Maka mengapa kita menyibukkan diri dengan apa yang orang lain katakan?
#lisan #tazkiyatunnufus
#pejuanghijrah #Goresanjari
Tidak ada komentar: