Menginspirasi, Kakek 91 tahun menabung selama 30 tahun agar bisa haji bersama istri

menabung selama 30 tahun

Banyumas - Ibadah haji menjadi dambaan tiap muslim. Tak pandang kaya atau miskin, tua maupun muda. Namun, untuk mewujudkannya dibutuhkan niat yang kuat. Saat ada niat, semuanya seolah dimudahkan oleh Tuhan.

Pun dengan Ahmadi, veteran berusia 91 tahun, yang kini berprofesi sebagai penjaga makam. Sejak puluhan tahun silam, pria sepuh asal Desa Gumelar Lor Kecamatan Tambak Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah ini bermimpi menunaikan ibadah haji.

Kondisi ekonomi Ahmadi yang serba pas-pasan tak menyurutkan niat Ahmadi untuk berangkat haji dengan istri tercinta, Sartoyah.

Maka, sejak 20 tahun silam, kakek yang memiliki 11 anak dan 21 cucu ini pun membulatkan tekad. Ia menabung sedikit demi sedikit untuk mencapai cita-citanya beribadah haji.

Padahal, jika menilik kesehariannya, keluarga Ahmadi hanya bisa hidup seadanya. Selain menjaga makam, Ahmadi hanya menggarap sebidang kebun yagng ditanaminya dengan sayur dan ubi.

Dari penghasilan tak menentu ini lah, Ahmadi tiap ada rejeki, selalu menyisihkan untuk ditabung. Singkat cerita, ia pun mendaftar haji pada tahun 2011.

Ahmadi Urung Berangkat Haji 3 Kali Demi Tunggu Jadwal Haji Istri Tercinta


Calon jamaah haji tertua di Banyumas, Ahmadi (91) beraktifitas di sebidang kebun yang ditanaminya.

Saat itu, ia langsung dipanggil berangkat melalui program percepatan, karena usianya yang memang sudah 84 tahun. Namun, rupanya, tidak dengan istrinya, Sartoyah.

Sartoyah, masih harus menunggu pada tahun 2011 itu. Ahmadi hanya dipanggil berangkat haji sendirian tanpa istrinya.

Rasa sayangnya kepada istri membuat Ahmadi enggan berangkat tahun 2011. Ia rela menunggu hingga istrinya mendapat jadwal pada 2018 ini.

"Ya enggak mau berangkat haji sendirian," tukas Ahmadi, Sabtu, 28 Juli 2018.

Akhirnya, yang ditunggu pun tiba. Ahmadi dan Sartoyah masuk daftar pemberangkatan haji tahun 2018 ini. Kepastian jadwal itu membuat Ahmadi bertambah semangat.

Rupanya usia Ahmadi yang sudah lebih dari 90 tahun membuatnya banyak dikhawatirkan orang. Ia menjadi salah satu calon jemaah haji tertua, di Indonesia.

Namun, melihatnya beraktivitas, kekhawatiran itu seolah luruh. Pada usianya yang sudah 91 tahun, ia kelihatan cekatan. Olah raga pagi dan sore, selalu dilakukannya bersamaan dengan aktivitas ke kebun yang berjarak satu kilometer dari rumah.

Di kebun, Ahmadi membersihkan rumput, menyiram tanaman, serta memanen sayur dan cabai. Cabai itu dijualnya ke pasar. Dari kebun ini lah, sedikit demi sedikit, ia mengumpulkan tabungan untuk berangkat haji.

"Ya bagaimana caranya lah. Demi memenuhi panggilan Allah," dia menuturkan, dengan bahasa Panginyongan alias Banyumasan.

Inspirasi Kekuatan Niat Haji Ahmadi untuk Muslim Lainnya

Calon jamaah haji tertua di Banyumas, Ahmadi (91) yang juga penjaga makam membersihkan area makam tiap hari.

Aktivitas yang membuatnya tetap gesit di usia sepuh ini pun berlanjut dengan membersihkan makam, yang juga kompleks makam veteran. Ia mencabut rumput, menyingkirkan dedauan yang berserak, atau membabat semak yang mengotori area makam.

Camat Tambak, Dwi Irawan Sukma berharap keberangkatan haji Ahmadi dan Sartoyah bisa menginspirasi kaluarga lainnya. Dalam segala keterbatasan, nyatanya, Ahmadi dan istri tercintanya, bisa berangkat haji yang bagi sebagian dinilai berbiaya tinggi.

Ahmadi diketahui sudah sempat dipanggil berangkat haji pada 2011 dan tahun setelahnya, hingga tiga kali. Namun, Ahmadi enggan berangkat sendirian.

Ia tetap menunggu istri tercintanya Sartoyah, agar bisa berangkat haji bersama-sama, hingga akhirnya, jadwal keberangkatan haji istrinya tiba pada 2018 ini.

"Demi kecintaannya kepada istri, Mbah Ahmadi enggan berangkat sendirian," ucap Dwi Irawan.

Ahmadi tergabung dalam kelompok terbang (kloter) 91. Rencananya, Ahmadi dan Sartoyah berangkat ke tanah suci melalui Embarkasi Solo pada 13 Agutus 2018 nanti.

"Semoga Mbah Ahmadi jadi Haji yang mabrur. Waras, Slamet, hingga kepulangannya esok," kata Dwi, berdoa.

repost from liputan6.com

Tidak ada komentar: