Penentang Dakwah Semoga Mereka Mendapat Hidayah

Semoga Mereka Mendapat Hidayah

Sejarah akan selalu berulang, bila dakwah Baginda Nabi kita di awalnya mendapat penolakan dan pertentangan yang dahsyat dari para punggawa Quraisy-penjaga gawang tradisi jahiliyyah-, maka demikian pula dakwah yang haq ini dimusuhi dan ditentang.

Ketika cahayanya mulai menyebar di seluruh lapisan masyarakat, tumbuh dan berkembang bagaikan jamur bersemi di musim hujan, ketika itu pulalah genderang perang di tabuh.

Dimana-mana provokasi atas penolakan terhadap dakwah ini terjadi. Setiap da’i yang ingin menyeru manusia kepada kitabullah dan Sunnah Rasulillah, ditolak dengan demonstrasi, pengerahan massa dan tindakan-tindakan yang intoleran.

Dakwah haq ini ibarat balon..
Semangkin ditekan semangkin terbang..
Semangkin dihalang semangkin melanglang..
Semangkin cahayanya ditutup ia semangkin terang..

Laju pesatnya dakwah ini di segala lapisan masyarakat mulai dari pejabat hingga ‘akar rumput’ masyarakat, benar-benar membuat semua pihak yang punya kepentingan merasa terganggu.

Atas dasar merasa ‘senasib sepenanggungan’ inilah maka mereka sepakat untuk bersama- sama menggalang kesatuan menahan laju arus dakwah sunnah ini.

Persis sebagaimana bersatu padunya 10.000 Kaum Musyrikin Quraisy, Yahudi Bani Nazhir, Bani Qainuqa, Bani Quraizhah, dan Suku besar para perampok jalanan Ghathafan untuk menghabisi kaum muslimin yang hanya berjumlah 3.000 personil pasukan dalam peristiwa perang Khandaq.

Hijrahnya manusia secara berbondong-bondong meninggalkan segala bentuk budaya lokal yang ‘di-agamakan’ oleh kaum tradisionil membuat mereka ‘kebakaran jenggot’ dan kehilangan akal untuk membendungnya.

Tak mempan dihadapi dengan argumen dan hujjah, diskusi maupun cara-cara halus, maka mereka terpaksa menempuh cara-cara kasar, provokatif dengan pengerahan massa.

Berkali-kali kajian ilmiyah, tabligh akbar maupun daurah-daurah yang berlandaskan dalil quran dan sunnah, mereka gagalkan dengan pengerahan massa, provokasi dan ancaman akan membuat keributan.

Isu-isu yang mereka husung untuk menjauhkan ummat dari kajian-kajian seperti ini, tak jauh dari isu ‘wahabi sesat’ dan ancaman terhadap keutuhan ummat dan NKRI. Bahkan terkadang mereka tak malu untuk menisbatkan kajian-kajian ilmiyah tersebut dengan gerakan ISIS, Islam radikal dan semacamnya.

Kebencian Rafidhah, khawarij, Sufiyyah dan ‘kaum aqlani'(baca kaum rasionalis) dan kaum SEPILIS (sekulerisme, pluralisme dan pluraisme) yang acapkali dipermalukan dan disingkap ‘boroknya’ oleh para da’i pembawa kemurnian Islam, membuat mereka ‘gerah’ dan melihat “SALAFI WAHABI” harus dihabisi.

Tapi yakinlah kawan…

Kemenangan semakin dekat…
Cinta ummat kepada sunnah semakin lekat…
Dai-dai sunnah telah menyebar dan merapat…
Kajian sunnah di manapun dapat….
Jamaah masjid-masjid semakin terpikat…

Dai-dai ahli bid’ah semakin tersingkir…
Fulus dan amplop kini semakin jarang mampir…
Umatpun semangkin cerdas dan mikir…
Selalu bertanya tentang dalil dan tafsir…
Membuat mereka mati konyol dan ngacir..
Sebab tak punya modal kecuali dalil yang diplintir-plintir….
Gembosin awam untuk demo mengganggu lalu lintas dan parkir….

Semoga mereka sadar dan mendapat hidayah.
Akan perbuatan mereka yang salah.
Agar kembali ke pangkuan sunnah.
Sebelum badan dan ruh terpisah.
Atau datang hukuman dan musibah.

Ya Allah.. tunjukilah kaumku, sesungguhnya mereka tidak mengerti.

✒ Ustadz Abu Fairuz Ahmad Ridwan, M.A, حفظه الله
Sumber: abufairuz.com

Tidak ada komentar: