Sibuk Ngomongin Kezaliman Penguasa tapi zalim terhadap Hak Allah

kedai kopi ngomongi kezhaliman penguasa

Tadi selepas shalat subuh dalam ceramahnya ustadz Ilham Tabrani berkisah, suatu ketika menjelang waktu shalat fardhu beliau menemui banyak orang yg tidur di masjid. Karena tak ada muadzin, sementara sudah masuk waktu shalat, beliau berinisiatif mengumandangkan adzan. Dan yg membuat beliau terkejut adalah orang2 yg tadi ditemuinya tidur ternyata bubar selesai adzan; entah kemana tak ditemui di mesjid lagi. 

Dalam benak saya sempat terpikir mereka itu mahluk halus yg minggat kepanasan mendengar nama Allah dikumandangkan. Tetapi penjelasan ustadz sepertinya lebih masuk akal ... itulah bukti bahwa hidayah Allah sangat mahal; sedekat apapun dengan masjid, jika hidayah Allah tak menyapa, maka tak ada yg akan mampu menggerakkan mereka menegakkan shalat.

Dan sore tadi saya sendiri membuktikannya. Saat berjalan menuju masjid, saya temui orang ramai berkumpul dan bersiap untuk berbuka puasa di warung makan sekitar masjid. Sekitar 30menit selepas maghrib, bermaksud membeli camilan, saya datangi salah satu warung tadi dan terlihat orang2 yg sama masih asyik berkumpul, ngobrol sana sini. 

Hot topic-nya apalagi kalau bukan kezaliman penguasa. Bermaksud mengingatkan karena waktu maghrib sebentar lagi habis, sambil bercanda saya tanya: "mas mbak sudah pada shalat belum?" Wee ... lha malah salah seorang ngegas tersinggung: "shalat mah urusan masing2, gak perlu kepo tanya2".

Eeh buseng, dalam hati saya bergumam: "tuh kan bener, stadz ... emang bener golongan syaitan itu paling risih kalau diseru menyembah Allah" ... Buktinya? Lha itu, banyak yg sibuk ngomongin kezaliman penguasa, tapi faktanya mereka abai atas kezalimannya sendiri pada Allah.

Betul ... hidayah Allah itu mahal, kalau yg murah mah mabok copras-capres.

Allahul Musta'an

sumber fb katon kurniawan

Tidak ada komentar: