Miris, China pisahkan Anak muslim Xinjiang dengan keluarganya

Anak muslim Xinjiang dengan keluarganya

Dengan alasan memerangi ekstremenisme agama, China disebut memisahkan umat Muslim dari keluarga mereka di wilayah Xinjiang. Mereka mengirim para orangtua ke kamp-kamp penahanan demi melancarkan upaya tersebut.

Kabarnya ratusan anak Muslim dipisahkan dari orangtuanya dan dikirim ke pusat perawatan yang dikelola pemerintah atau sekolah berasrama tanpa kontak dengan orangtua. Orangtua di kamp tahanan tidak tahu keberadaan anak-anaknya yang hilang.

Menurut laporan, China menargetkan anak-anak sekolah dan anak di asrama. Kabar penindasan anak di wilayah minoritas Muslim ini telah menyebar.

Uighur sebagai salah satu kelompok etnis Muslim terbesar di China memiliki banyak kesamaan dengan orang China Han domestik yang berbicara bahasa Turki.

Laporan menujukkan bahwa sebanyak 1,5 juta warga Uighur dan Muslim berada di pusat penahanan atau biasa disebut kamp pendidikan ulang. Meski demikian, Pemerintah China terus membantah isu tersebut.

Seperti dilansir IB Times, Senin (8/7/2019), kabarnya seluruh kota telah kehilangan lebih dari 400 anak dengan kedua orangtuanya berada di kamp pendidikan atau penjara. Tujuan China melakukan hal itu kepada Muslim Xinjiang adalah mengubah identitas orang dewasa dan melepaskan anak-anak dari akar etnis Muslim mereka.

Mengingat tingginya tingkat pengawasan China di Xinjiang, sulit bagi jurnalis asing untuk mengumpulkan kesaksian langsung dari para korban. Oleh sebab itu berdasarkan bukti-bukti dari Turki sekitar ribuan orang Xinjiang dipisahkan dari keluarganya.

“Saya tidak tahu siapa yang menjaga anak-anak itu. Saya mendengar bahwa mereka berada di panti asuhan,” terang salah satu wanita yang dipisahkan dari ketiga orang anaknya.

Tak hanya ibu tersebut, wawancara pun dilakukan dengan beberapa orangtua dan para kakek nenek tentang hilangnya lebih dari 90 anak di Xinjiang. Pihak berwenang China mengklaim mereka mendidik warga Uighur di pusat pelatihan kejuruan untuk memerangi ekstremisme agama.

Seorang peneliti dari Jerman yang membongkar penahanan massal Muslim Xinjiang, Dr. Adrian Zenz mengungkapkan, hasil studinya menunjukkan kampus besar dan asrama baru dibangun untuk memastikan perawatan anak-anak.

Kamp-kamp penahanan yang sama juga dibangun untuk para orang dewasa. Fakta mengejutkan adalah pendaftaran pra sekolah di Xinjiang diperbesar di bawah rata-rata nasional ke tertinggi di China dalam beberapa tahun terakhir.

Pemerintah China juga telah meningkatkan propaganda yang memuji nilai-nilai sekolah berasrama sebagai kunci untuk mempertahankan stabilitas dan perdamaian. Mereka akan berfokus dengan sekolah yang akan menggantikan orangtua kandung. Banyak pihak menduga, tujuannya mencabut akar Islam dari budaya Muslim Xinjiang. (okezone.com)

Tidak ada komentar: