Bersegera Hadir Ke masjid adalah Adab shalat Jumat

Bersegera Hadir Ke masjid

BERANGKAT JUM’ATAN LEBIH AWAL

Di antara adab menghadiri shalat Jum’at yang sering kita lalaikan di hari ini adalah bersegera berangkat ke masjid di awal waktu. Kerap kali kita datang ketika waktu jum’at hampir masuk. Bahkan tak jarang pula kita datang setelah khatib telah naik ke mimbar. Padahal banyak di antara kita yang sebenarnya bisa datang di awal waktu.

Dan ini adalah kenyataan yang ada. Sehingga ketika khatib naik mimbar dan adzan dikumandangkan, namun masjid masih kosong, hanya beberapa shaf saja, baru nanti ketika khutbah separuh jalan masjid penuh. Padahal pahala berangkat ke masjid lebih awal sangat besar, dan banyak juga diantara kita yang telah mengetahuinya. Dari Aus bin Aus Ats-Tsaqafi, ia berkata: Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

مَنْ غَسَّلَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَاغْتَسَلَ ثُمَّ بَكَّرَ وَابْتَكَرَ وَمَشَى وَلَمْ يَرْكَبْ وَدَنَا مِنْ الْإِمَامِ فَاسْتَمَعَ وَلَمْ يَلْغُ كَانَ لَهُ بِكُلِّ خُطْوَةٍ عَمَلُ سَنَةٍ أَجْرُ صِيَامِهَا وَقِيَامِهَا
“Barangsiapa yang mandi pada hari Jum’at, lalu dia pergi untuk shalat Jum’at pada awal waktu dan sampai mendapatkan awal khutbah dengan berjalan kaki dan tidak berkendaraan, lalu duduk mendekat kepada imam untuk mendengarkan khutbah dan tidak berbicara, maka setiap langkahnya dicatat pahala puasa dan ibadah shalat malam satu tahun.” (HR. Abu Dawud: 346)

Semakin awal berangkat ke masjid untuk shalat jum’at maka semakin besar pahalanya. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

مَنْ راح في الساعة الأولى فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ بَدَنَةً ، وَمَنْ رَاحَ فِي السَّاعَةِ الثَّانِيَةِ فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ بَقَرَةً ، وَمَنْ رَاحَ فِي السَّاعَةِ الثَّالِثَةِ فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ كَبْشًا أَقْرَنَ ، وَمَنْ رَاحَ فِي السَّاعَةِ الرَّابِعَةِ فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ دَجَاجَةً ، وَمَنْ رَاحَ فِي السَّاعَةِ الْخَامِسَةِ فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ بَيْضَةً
“Siapa yang berangkat Jum’at di awal waktu, maka dia seperti berqurban dengan unta. Siapa yang berangkat Jum’at di waktu kedua, maka dia seperti berqurban dengan sapi. Siapa yang berangkat Jum’at di waktu ketiga, maka dia seperti berqurban dengan kambing gibas yang bertanduk. Siapa yang berangkat Jum’at di waktu keempat, maka dia seperti berqurban dengan ayam. Siapa yang berangkat Jum’at di waktu kelima, maka dia seperti berqurban dengan telur.” (HR. Bukhari: 881, Muslim: 850)

Dan apabila seorang datang setelah imam naik mimbar maka dia tidak mendapatkan keutamaan bersegera menuju jumatan lagi. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

إذا كان يومُ الجمعةِ كان على كلِّ بابٍ من أبوابِ المسجدِ الملائكة يكتبون الأولَ فالأولَ، فإذا جلس الإمامُ طووا الصحفَ وجاؤوا يستمعون الذكرَ.
“Apabila hari Jumat tiba maka akan ada para malaikat di setiap pintu-pintu masjid. Mereka akan mencatat setiap orang yang datang dari yang pertama, lalu berikutnya dan berikutnya. Hingga ketika Imam telah naik di mimbarnya para malaikat pun menutup catatan-catatannya, lalu mereka ikut mendengarkan khutbah.” (HR. Bukhari: 3211)

Namun itulah kita, hati kita sudah banyak yang keras sehingga tak tergiur lagi dengan pahala dan ganjaran akhirat. Kita lebih tergiur dengan ganjaran dunia yang bersifat kontan dan terlihat, padahal hampir semua ganjaran ibadah itu bersifat tertunda dan tak terlihat.

Oleh sebab itu, obatilah hati kita segera. Paksa dahulu tidak mengapa, Paksa diri kita untuk datang di awal waktu, meski terasa berat. Mudah-mudahan Allah segera melunakkan hati kita ini sehingga tergiur dengan semua ganjaran-Nya.

Semoga bermanfaat.

Ditulis oleh: Zahir al-Minangkabawi
artikel maribaraja.com

Tidak ada komentar: