Meluruskan Tuduhan Bapak Mahfudz MD: Ulama Radikal Arab Saudi Lari Ke Indonesia

Meluruskan Tuduhan Bapak Mahfudz MD

Surat Terbuka untuk yth bapak Prof. Mahfud MD,

Pernyataan bapak bahwa ada ulama radikal dari Arab Saudi yg kabur membawa jutaan dollar ke Indonesia dan menyusupi kegiatan2 pendidikan ataupun di pesantren (seperti yg diberitakan di Gatra•com 16 Agustus 2019) sangat tendesius dan berpotensi menimbulkan keresahan.

Mengapa menimbulkan keresahan? Karena pernyataan bapak tersebut dapat dengan mudah ditafsirkan oleh mereka yg membenci Islam bahwa kegiatan2 dakwah murni yg berafiliasi dengan negara ataupun ulama asal Arab Saudi patut dicurigai sebagai bagian terorisme atau radikalisme terselubung.

Saya kira kita sepehamaman tentang bahaya radikalisme dalam artian kegiatan2 teror seperti makar ataupun kerusuhan2 yg merusak keutuhan dan kedamaian negara. Yg demikian tentu saja, saya yakin mayoritas kaum muslimin mendukung upaya-upaya pemerintah membasmi dan memberantasnya.

Itu pulalah sebabnya, saya berharap bapak tidak membuat pernyataan2 tendensius yg menyudutkan Islam saja, agama bapak sendiri ... apalagi kalau kita mau jujur keberadaan gerakan2 radikal di Papua yg sangat jelas ingin memisahkan diri dari NKRI tidak bisa dipisahkan dari misi dakwah kelompok ataupun agama tertentu yg juga didanai dan didukung oleh negara asing seperti Australia, PNG, Fiji, Vanuatu.

Belum lagi, baru2 ini beredar video pejabat yg mengklaim Papua sebagai ‘Tanah Israel Kedua’ (The Second Land of Israel). What is this? Apakah yg demikian tak bisa disebut sebagai radikalisme? Kalau bukan radikalisme atas nama negara asing, tentu tak terelakan adalah radikalisme atas nama agama ... untungnya jelas bukan agama Islam.

Saya kira, sepatutnya bapak bisa belajar dari sikap penguasa di Arab Saudi yg tidak reaktif menanggapi kaburnya ngulama asal Indonesia ke negara mereka. Penguasa disana meski sangat keras memerangi radikalisme/terorisme, tetapi tidak grasa-grusu ataupun reaktif mengabarkan berita yg meresahkan terkait keberadaan ngulama tsb, yg saya dan mungkin juga bapak sepakat bahwa beliau adalah tokoh yg identik dengan radikalisme anti-pemerintah di tanah air.

Sekian dan Salam Damai, Prof!

sumber Katon Kurniawan

Tidak ada komentar: