Tunduk Terhadap Perintah Allah Akan Membawa Keberkahan

Tunduk Terhadap Perintah Allah
TUNDUK TERHADAP PERINTAH ALLAH MEMBAWA BERKAH – Pelajaran Dari Bulan Dzulhijjah

Ketundukkan adalah hal yang dituntut dari seorang hamba. Berkaitan dengan bulan yang mulia ini dan syariat di dalamnya maka kita dapat mengambil pelajaran dari Nabi Ibrahim alaihis salam.

Pertama, pada saat diperintahkan untuk meninggalkan isteri dan anaknya yang masih bayi di sebuah lembah yang tak berpenghuni, tidak ada air dan tumbuhan, beliau tunduk dan melaksanakan dengan penuh ketaatan seraya berdoa:

رَّبَّنَا إِنِّي أَسْكَنتُ مِن ذُرِّيَّتِي بِوَادٍ غَيْرِ ذِي زَرْعٍ عِندَ بَيْتِكَ الْمُحَرَّمِ رَبَّنَا لِيُقِيمُوا الصَّلَاةَ فَاجْعَلْ أَفْئِدَةً مِّنَ النَّاسِ تَهْوِي إِلَيْهِمْ وَارْزُقْهُم مِّنَ الثَّمَرَاتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُونَ
Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezekilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur. (QS. Ibrahim: 37)

Kedua, setelah anaknya tersebut tumbuh besar, saat hati Nabi Ibrahim sangat bahagia melihatnya beranjak dewasa. Tapi, Allah dengan hikmah-Nya justru memerintahkan untuk menyembelihnya. Ujian dan perintah yang berat tentunya. Namun sekali lagi, beliau tunduk dan taat. Allah berfirman:

  فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرَى قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ
“Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku Sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka bagaimana pendapatmu!” ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; in syaa Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.” (QS. Ash-Shofat: 102 )

Ujian dan perintah yang tidak mudah diterima oleh hawa nafsu, akan tetapi Nabi Ibrahim tunduk dan patuh sekaligus percaya bahwa Allah selamanya tidak akan mencelakakan atau menyia-nyiakan hamba-Nya. Akhirnya dengan sikap inilah Nabi Ibrahim mengapai derajat yang amat tinggi yaitu khalilurrahman.

Maka belajarlah dari Nabi Ibrahim, jangan pernah ragu untuk melakukan sesuatu yang merupakan perintah Allah atau meninggalkan sesuatu karena Allah. Percaya bahwa ketundukan akan membawa berkah.

Sebagai contoh, jika kita berada dalam pekerjaan yang haram, bergelimang dengan riba, judi atau maksiat maka tinggalkanlah segera. Tunduk dan patuh kemudian yakinlah bahwa Allah tidak akan menyia-nyiakan hamba yang tunduk dan patuh pada-Nya. Ingat sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam

إِنَّكَ لَنْ تَدَعَ شَيْئًا لِلَّهِ عَزَّ وَجَلَّ إِلا بَدَّلَكَ اللَّهُ بِهِ مَا هُوَ خَيْرٌ لَكَ مِنْهُ
“Sesungguhnya tidaklah engkau meninggalkan sesuatu karena Allah azza wajalla melainkan Allah akan mengganti dengan yang lebih baik dari itu.” (HR. Ahmad:21996)

Oleh sebab itu, pelajaran penting ini harus benar-benar kita pahami. Kemudian kita lakukan dalam kehidupan kita sehari-hari, agar kita menjadi hamba Allah yang sejati.

Semoga bermanfaat.

Ditulis oleh: Zahir al-Minangkabawi
artikel maribaraja.com

Tidak ada komentar: