Pendiri Mualaf Center, Hanny Kristianto atau yang akrab disapa Koh Hanny akhirnya meminta maaf atas pernyataannya yang menyebutkan bahwa Imam Samudera (Teroris terpidana mati Bom Bali 2002) adalah murid asatidzah Rodja.
“Hari ini saya melakukan klarifikasi ke asatidz di Rodja tentang Imam Samudera yang katanya ngaji ke Rodja, ternyata mereka bukan pendengar atau dari murid asatidzah di Rodja,” tulis Koh Hanny di akun Instagramnya, Jumat, (30/8/2019).
Koh Hanny menjelaskan bahwa jejak digital dan fakta menunjukkan, ketika kasus pengeboman itu terjadi Rodja belum ada. Kasus bom Bali terjadi tahun 2002, sedangkan Radio Rodja baru muncul di kanal AM pada tahun 2005.
“Semua asatidzah di Rodja melarang tindakan terorisme dan mengecam keras segala hal yang berkaitan dengan terorisme. Paham Imam Samudera dkk itu sangat bertolak belakang dengan apa yang diajarkan oleh asatidzah di Rodja,” ujar Koh Hanny.
Koh Hanny menambahkan bahwa ada banyak fitnah yang ditujukan kepada Radio Rodja. “Ternyata firnah yang ditujukan ke Rodja sangat banyak,” tambah Koh Hanny.
Sebelumnya pihak Radio Rodja sendiri menantikan klarifikasi dari Koh Hanny atas pernyataannya tersebut. “Dakwah asatidz di Rodja sering membantah dan menjelaskan bagaimana faham khowarij…ko bisa di sebut salahsatu pelaku bom bali disebut ngaji di rodja?..kita tunggu klarifikasi atas fitnah ini,” tulis Abu Abdurrahman Fawwaz. (DH/MTD)
sumber moslemtoday.com
Tidak ada komentar: