Mungkinkah Anak Nakal Karena Orang Tua ?

Mungkinkah Anak Nakal Karena Orang Tua ?

Kenakalan anak tentu membuat gelisah dan sedih orang tua. Bagaimana tidak, karena apa saja yang dilakukan oleh anak yang nakal tentu berpengaruh terhadap kejiwaan orang tua. Apalagi jika kenakalan itu berhubungan dengan orang lain, tentu orang tua akan terkena beban jiwa karena telah terseret dalam permasalahan yang pelik. Itulah yang kita rasakan bila anak nakal - naudzubillahi min dzalik-.

Bila anak nakal, cara penanggulangannya adalah harus dicari sebab kenakalannya tersebut. Karena bisa jadi lantaran orang tua yang tidak mendidik dan mengawasinya, atau karena perbuatan jelek orang tua yang diam-diam ditiru oleh anaknya. Jika demikian, orang tua harus meluruskan dirinya terlebih dahulu agar anak tetap menjadi anak yang baik. Allah Subhanahu wata'ala berfirman:

یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ قُوۤا۟ أَنفُسَكُمۡ وَأَهۡلِیكُمۡ نَارا
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka. (QS. at-Tahrīm: 6)

Mungkinkah anak nakal karena orang tua?

Jawabnya, mungkin. Karena orang tua tidak maksum (bersih dari kesalahan). Bahkan pada zaman sekarang, banyak orang tua yang tidak mengerti agama Islam. Jika demikian, bagaimana dia bisa menjadi orang tua yang baik dalam akidah, ibadah, dan akhlaknya?

Orang yang mengenal agama Islam pun masih banyak yang melanggar larangan Allah Tabaaraka wata'ala dan meninggalkan perintah-Nya. Jika orang tua nakal karena melanggar syariat Islam, maka tidak mustahil bila anak meniru kemaksiatan dan kezaliman orang tua. Bila demikian, bagaimana bisa orang tua menuntut anak agar menjadi baik, sedangkan dirinya sendiri nakal? Allah Subhanahu wata'ala berfirman:

أَتَأۡمُرُونَ ٱلنَّاسَ بِٱلۡبِرِّ وَتَنسَوۡنَ أَنفُسَكُمۡ وَأَنتُمۡ تَتۡلُونَ ٱلۡكِتَـٰبَۚ أَفَلَا تَعۡقِلُونَ
Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaikan, sedang kamu melupakan diri (kewajiban)mu sendiri. Padahal kamu membaca al-Kitab (Taurat)? Maka tidaklah kamu berpikir? (QS. al-Baqarah: 44)

Qatadah Rahimahullah berkata, “Bani Isra’il memerintah manusia agar taat kepada Allah dan menjadi orang yang bertakwa serta berbuat baik, padahal mereka sendiri melanggar ketentuan Allah. Maka Allah mencela mereka. (Tafsir Ibnu Katsir: 1/246)

Jika orang tua menginginkan anak yang shalih dan shalihah, hendaknya ibu dan bapak benar-benar menjadi contoh yang baik dalam akidah, ibadah, dan akhlaknya. Jangan sampai orang tua melarang anaknya mencuri, berjudi, meminum minuman keras, tetapi orang tua masih melanggarnya. Orang tua menyuruh anak agar beramal shalih seperti shalat, membaca al-Quran, namun orang tua malas, bahkan jarang mengamalkannya. Yang lebih mengherankan, orang tua melarang anaknya merokok, namun dia sendiri merokok dihadapan anaknya. Sungguh besar kebencian di sisi Allah bagi orang yang mengatakan (menganjurkan kepada manusia) apa saja yang tidak dia kerjakan. (Lihat QS. ash-Shaff: 3)

Miris dan mengkhawatirkan, bila ada orang tua yang bodoh tentang agama dan berwatak keras. Ini sangat berbahaya bagi pendidikan anak. Maka, sudah semestinya kita sebagai orang tua untuk introspeksi diri. Jangan-jangan kenakalan anak karena ulah kita sendiri?!. Dan hendaknya orang tua mau menasihati anaknya bila didapati melanggar syariat Allah, agar anak menjadi shalih dan shalihah. Bila bukan mereka yang menjadi generasi pewaris yang shalih, maka siapa lagi?

Semoga bermanfaat.


Oleh: Ust. Aunur Rofiq bin Ghufron, Lc
artikel maribaraja.com

Tidak ada komentar: