Syeikh Muhammad Al-Khoory Dermawan Kaya Asal Dubai Pendiri AMCF



Banyak sekali orang kaya di dunia ini. Mereka mendapat limpahan rezeki yang banyak dengan berbagai macam cara. Dan tidak sedikit pula di antara mereka yang menjadi dermawan alias senang membagi-bagikan kekayaannya untuk kegiatan sosial kemasyarakatan.

Salah seorang di antaranya ialah Dr (HC) Syekh Mohammad MT Al-Khoory. Pria murah senyum dan ramah asal Dubai, Uni Emirat Arab (UEA), bahkan menjadi dermawan mancanegara.

Dengan kekayaannya yang berlimpah, ia mendirikan organisasi Asian Muslim Charity Foundation (AMCF) untuk menyalurkan bantuan untuk kegiatan sosial kemasyarakatan di Asia, termasuk di Indonesia.

Salah satu yang diberi bantuan yaitu Univeritas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar. Bantuan yang diberikan antara lain pemugaran dan pembangunan kembali Masjid Subulussalam Kampus Unismuh Makassar dengan total anggaran Rp7 miliar.

Masjid tersebut dibongkar habis pada 2017 dan dibangun kembali mulai November 2017. Setelah pembangunannya rampung, dilakukanlah peresmian oleh Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah, didampingi sang donatur Syekh Mohammad MT Al-Khoory, Rektor Unismuh Prof Abdul Rahman Rahim, Ketua BPH Unismuh Dr Muhammad Syaiful Saleh, Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulsel Prof Ambo Asse, serta sejumlah pejabat, di Kampus Unismuh, Jl Sultan Alauddin, Makassar, Jumat, 19 April 2019.

Syeikh Muhammad Al-Khoory merupakan Direktur Utama group perusahaan Al-Khoory di Dubai, Uni Emirates Arab, yang dirintis oleh ayah dan saudara-saudaranya. Di Indonesia, dia membantu 1.570 proyek kemanusiaan, di antaranya, membangun 1.248 masjid dan 100 panti asuhan.

Dia juga mendirikan 20 sekolah Bahasa Arab dan Studi Islam, empat ma’had, 25 klinik pengobatan menggunakan gedung yang tidak dibangun oleh yayasan AMCF tapi dibangun oleh yayasan lain.

Jauh sebelumnya, dermawan Dubai ini sudah menjadi relawan sosial sejak tahun 1985 sampai sekarang. Dia bekerja di Kenya dari tahun 1985 sampai tahun 1992. Kemudian pindah bekerja di Indonesia dari tahun 1998 hingga saat ini.

Pada Sabtu (21/9), dia berkunjung ke Makassar dan bertemu langsung Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah. Mantan Bupati Bantaeng ini pun sangat bangga dikunjungi seorang relawan dan pekerja sosial seperti Syeikh Al Khoory.

Karena itulah orang nomor satu di Sulsel ini memberikan penghargaan berupa piagam dan pin berbentuk kapal Pinisi. Usai memperoleh penghargaan, Syeikh Muhammad MTM Al-Khoory berterima kasih dan syukur atas pemberian anugerah itu.

Ia menyampaikan apa yang dia capai itu bukan karena dirinya sendiri tetapi berkat keterlibatan semua pihak. “Terima kasih kepada Gubernur Sulsel yang telah memberikan penghargaan ini. Juga terima kasih kepada Wali Kota Makassar dan juga bupati yang telah hadir,” kata Muhammed Khoory.

Nurdin Abdullah mengatakan, penghargaan tersebut merupakan bentuk syukur dan apresiasi pada Muhammad Khoory, atas kerja dan pengabdian yang telah dilakukan di Indonesia, termasuk di Sulsel.

“Ini karena masih ada saudara kita yang peduli pada dunia pendidikan dan kegiatan sosial yang lain. Apa yang kita berikan tidak sebanding apa yang telah diberikan,” katanya di Rumah jabatan Gubernur, Sabtu (21/9).

Nurdin menyebutkan, prakarsa ini sebagai bentuk terima kasih kepada Muhammad Khoory karena telah menghimpun pengusaha Timur Tengah untuk membantu Indonesia.

“Siapa tahu juga beliau berniat membantu di daerah bukan hanya di Makassar saja,” sebut Nurdin yang disambut tepuk tangan bupati-bupati yang hadir.

Dia menutup sambutan agar Muhammad Khoory didoakan dalam kondisi sehat dan terus berkarya. Saat ini Muhammad Khoory mengelola dan menjalankan grup perusahaan yang bergerak di bidang impor dan distribusi mobil dan bus, pompa air, pembangkit listrik, pemadam kebakaran, pengelolaan limbah, dan juga di bidang properti dan perhotelan.

Ia juga membangun pusat kemanusiaan di empat provinsi di Indonesia, yaitu Jawa Barat, Jawa Timur, Sulawesi Selatan dan Sumatera Utara. Dia juga mengelola delapan kapal kemanusiaan di beberapa provinsi di Indonesia termasuk di Sulawesi Selatan.

Tidak. Hanya itu, ada lima stasiun radio di Indonesia yaitu di Papua Barat, Ternate, Gorontalo, Palu, dan Makassar yang dia kelola. Kemudian, dua markaz dakwah di Sumatera Utara dan Sulawesi Selatan.

Selain itu, dia membangun 25 sekolah di Indonesia dan mendanai 174 da’i pada saat ini. Pihaknya juga kerja sama dengan Universitas Muhammadiyah Makassar sejak tahun 1996.

Tidak ada komentar: