7 Catatan nasehat Ustadz Dr. Ali Musri, MA Mengenai Fitnah Takfir

Fitnah Takfir
Nasehat Ustadz Dr. Ali Musri Semjan Putra, MA hafidzahullah pada sesi terakhir Daurah Kitab “al-Iman ‘inda as-Salaf wa Mukhaalifiihim” Masjid Al-Mukarromah, Sabtu malam, 14 Shafar 1441H / 12 Oktober 2019

1. Perkara mengkafirkan (takfir) bukan ranah para du’at, thalabatul ‘ilmi, ini adalah ranah para Ulama Raasikhuuna fil ‘Ilmi (ulama yang kokoh dalam keilmuan). Serahkan permasalahan yang besar kepada ulama kibar.

2. Lihatlah para sahabat tidak pernah bermudahan-mudahan dalam menjawab pertanyaan. Kebiasaan mereka saling melempar satu ke yang lainnya sampai kembali lagi kepada orang pertama yang ditanya. Apalagi masalah takfir dan iman.

3. Ingatlah, bahwa awal perpecahan di dalam umat Islam dimulai dari fitnah takfir yang serampangan.

4. Ingat pulalah, bahwa Syaikh Al-Albani rahimahullah sering mengulang-ulang, “Setiap orang yang jatuh dalam kekafiran, tidak langsung divonis kafir dan setiap orang yang jatuh dalam perbuatan bid’ah tidak bisa langsung divonis mubtadi’.

5. Hati-hati dengan berselancar di dunia maya, lebih fokuslah untuk belajar dan beramal.

6. Jauhi sumber-sumber fitnah, waspadai syubhat yang begitu halus. Terkadang seseorang alasannya hanya ingin tahu, ternyata syubhat menimpa dirinya dan dia tidak bisa membantah syubhat tersebut.

7. Manfaatkan waktu untuk menuntut ilmu, ilmu adalah kekayaan yang tidak akan berkurang. Harta bisa kebakaran dan kebanjiran, adapun ilmu bisa dibawa kemana saja oleh pemiliknya.

8. Urusan menuntut ilmu, bukan menuntut ilmunya yang paling penting, tapi muraja’ahnya. Banyak orang yang siap menuntut ilmu, tapi tidak siap dalam muraja’ahnya. Hakekat ilmu adalah muraja’ahnya.

Pontianak, Ustadz Noviyardi Amarullah Tarmizi
Sabtu malam, 14 Shafar 1441 H / 12 Oktober 2019

Tidak ada komentar: