Doa Masuk dan Keluar Masjid

Doa Masuk dan Keluar Masjid

Sebagai tempat yang dikhususkan untuk ibadah kepada Allah Ta’ala, masjid memiliki sejumlah adab. Saat hendak memasuki masjid kita disunahkan melangkahkan kaki kanan terlebih dahulu serta membaca doa masuk masjid

Dari Abu Humaid As-Sa’idi dan Abu Usaid Al-Anshari radhiyallahu ‘anhuma berkata: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda: Jika salah seorang diantara kalian masuk ke dalam masjid maka hendaklah ia membaca doa:

اللَّهُمَّ افْتَحْ لِي أَبْوَابَ رَحْمَتِكَ
ALLAHUMMAFTAHLII ABWAABA RAHMATIK

“Ya Allah, bukalah untukku pintu-pintu rahmat-Mu.”

Dan jika ia keluar dari masjid maka hendaklah ia membaca doa:

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ
ALLAHUMMA INNII ASALUKA MIN FADHLIK

“Ya Allah, aku memohon sebagian karunia-Mu.”

(HR. Muslim, An-Nasai, Ahmad, Ad-Darimi, Ibnu Hibban dan Al-Baihaqi)
_______________________

Doa kedua

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda: “Jika salah seorang diantara kalian masuk ke dalam masjid maka hendaklah ia mengucapkan salam (shalawat dan salam) kepada Nabi dan hendaklah ia membaca doa:

اللَّهُمَّ افْتَحْ لِي أَبْوَابَ رَحْمَتِكَ
ALLAHUMMATAHLII ABWAABA RAHMATIK

“Ya Allah, bukalah untukku pintu-pintu rahmat-Mu.”

Dan jika ia keluar dari masjid maka hendaklah ia ia mengucapkan salam (shalawat dan salam) kepada Nabi dan hendaklah ia membaca doa:

اللَّهُمَّ أَجِرْنِي مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
ALLAHUMMA AJIRNII MINASYAITHAANIR RAJIIM

“Ya Allah, lindungilah aku dari setan yang terkutuk.”

(HR. Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban, Al-Hakim dan Al-Baihaqi. Dishahihkan oleh Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban, Al-Hakim dan Adz-Dzahabi)________________

Doa ketiga

Dari Abdullah bin Amru bin Ash radhiyallahu ‘anhuma dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa salam bahwasanya jika beliau akan masuk ke dalam masjid, beliau berdoa:

أَعُوذُ بِاللَّهِ الْعَظِيمِ وَبِوَجْهِهِ الْكَرِيمِ وَسُلْطَانِهِ الْقَدِيمِ مِنْ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
A’UDZUBILLAHIL ‘ADHIEM BIWAJHIHILKARIIM WASULTHANIHIL QADIIM MINASYSYAITHANIR RAJIIM

“Aku berlindung kepada Allah Yang Maha Agung, wajah-Nya yang mulia dan kekuasaan-Nya yang terdahulu dari godaan setan yang terkutuk.” (HR. Abu Daud Dinyatakan hasan oleh imam An-Nawawi)

Masjid memiliki kedudukan dan keutamaan dalam Islam, oleh karena itu Allâh Azza wa Jalla menyebutkannya dalam Kitab-Nya pada 18 tempat. Dan dikarenakan kedudukannya yang tinggi dan agung di sisi Allâh Azza wa Jalla , maka Allâh Azza wa Jalla menyandarkan kata masjid pada Diri-Nya dalam bentuk penyandaran yang bermuatan pemuliaan dan penghormatan. Baitullah, (rumah Allah). Masjid adalah tempat yang paling dicintai dan sebaik-baik tempat bagi seorang hamba untuk mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala. Masjid adalah tempat terbaik yang ditinggikan kalimat tauhid di dalamnya dan merupakan tempat ditunaikan kewajiban yang paling agung setelah dua syahadat.

وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنْ مَنَعَ مَسَاجِدَ اللَّهِ أَنْ يُذْكَرَ فِيهَا اسْمُهُ
Dan siapakah yang lebih zhalim daripada orang yang menghalang-halangi menyebut nama Allâh dalam masjid-masjid-Nya. [Al-Baqarah/2:114]

Juga firman-Nya:

إِنَّمَا يَعْمُرُ مَسَاجِدَ اللَّهِ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ
Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allâh ialah orang-orang yang beriman kepada Allâh dan hari akhir. [At-Taubah/9:18]

Dan firman-Nya:

وَأَنَّ الْمَسَاجِدَ لِلَّهِ فَلَا تَدْعُوا مَعَ اللَّهِ أَحَدًا
Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah kepunyaan Allâh, maka janganlah kamu menyembah seseorangpun di dalamnya di samping (menyembah) Allâh. [Al-Jinn/72:18]

Dan firman-Nya:

فِي بُيُوتٍ أَذِنَ اللَّهُ أَنْ تُرْفَعَ وَيُذْكَرَ فِيهَا اسْمُهُ يُسَبِّحُ لَهُ فِيهَا بِالْغُدُوِّ وَالْآصَالِ
Bertasbih kepada Allâh di masjid-masjid yang telah diperintahkan untuk dimuliakan dan disebut nama-Nya di dalamnya, pada waktu pagi dan waktu petang [An-Nûr/24:36]

Masjid sebagai tempat yang berkah, hingga berkumpul untuk taklim dimasjid jauh lebih utama dan berbeda dengan taklim yang diselenggarakan diluar masjid. Berikut kabar bahwa masjid mempunyai keutamaan hingga turun empat kebaikan secara langsung

مَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللهِ يَتلُونَ كِتَابَ اللهِ ، وَيَتَدَارَسُونَهُ بينهم ، إِلاَّ نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِينَةُ وَغَشِيتْهُمُ الرَّحْمَةُ ، وَحَفَّتْهُمُ المَلاَئِكَةُ ، وَذَكَرَهُمُ اللهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ
Dan tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu diantara rumah-rumah Allâh, mereka membaca Kitabullah dan mempelajarinya, melainkan akan turun kepada mereka ketenangan, rahmat akan meliputi mereka, para Malaikat mengelilingi mereka, dan Allâh memuji mereka di hadapan makhluk yang ada di sisi-Nya. HR. Muslim, Kitab adz-Dzikr wad Du`â’, Bab fadhlul ijtimâ’ ala tilâwatil Quran, no. 2699

Mengenai keutamaan masjid yang lainnya yaitu disebutkan dalam hadits yang shahih dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

أَحَبُّ البِلادِ إلَى اللهِ مَسَاجِدُهَا ، وَأبْغَضُ البِلاَدِ إلَى اللهِ أسْوَاقُهَا
Tempat yang paling dicintai Allâh adalah masjid-masjidnya; dan tempat yang paling Allâh benci adalah pasar-pasarnya. HR. Muslim no. 671

Imam Nawawi, ”Tempat-tempat yang paling Allâh cintai dari sebuah negeri adalah masjid-masjidnya” karena masjid merupakan tempat-tempat ketaatan, terbangun atas dasar takwa. Sementara tempat yang paling Allâh Azza wa Jalla benci dari suatu negeri adalah pasar-pasarnya. Karena pasar (sering-red) menjadi tempat perbuatan menipu, riba, sumpah-sumpah dusta, melanggar janji, berpaling dari dzikrullâh dan tindakan-tindakan lain yang semakna. Syarh An-Nawawi Ala ShahîU Muslim 5/177

Pasar sebagai tempat yang disebutkan secara khusus tidak disukai, bukan berarti harus dijauhi. Pasar sebagai tempat kesibukan dunia dan transaksi, banyak yang lalai dari dzikir kepada Allah. Ujung-ujungnya sampai terjerumus dalam perkara yang haram karena merasa tidak ada yang mengawasinya setiap saat. Pasar (mall) biasanya khusus untuk mencari dunia, berbagai ambisi para hamba dan berpaling dari dzikrullâh. Juga karena ia menjadi tempat sumpah-sumpah yang membawa dosa. Di sanalah terjadi pergumulan setan; namun bila sebaliknya, ketika di pasar, mall dan pusat-pusat keramaian diisi dengan ingat Allah dan berdzikir maka keutamaan besar dan dahsyat. Dan berdagang merupakan profesi mulia dan mempunyai keutamaan luar biasa sebagai mana sabda Rasulullah shallallahu alahi wa salam berikut ini

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam seringkali memuji dan memotivasi para pedagang. Diantaranya beliau bersabda:

التاجر الصدوق الأمين مع النبيين والصديقين والشهداء
“Pedagang yang jujur dan terpercaya akan dibangkitkan bersama para Nabi, orang-orang shiddiq dan para syuhada” (HR. Tirmidzi no.1209, ia berkata: “Hadits hasan, aku tidak mengetahui selain lafadz ini”)

عَنْ رَافِعِ بْنِ خَدِيجٍ قَالَ: قِيلَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّ الْكَسْبِ أَطْيَبُ؟ قَالَ: «عَمَلُ الرَّجُلِ بِيَدِهِ وَكُلُّ بَيْعٍ مَبْرُورٍ»
Dari Rafi’ bin Khadij ia berkata, ada yang bertanya kepada Nabi: ‘Wahai Rasulullah, pekerjaan apa yang paling baik?’. Rasulullah menjawab: “Pekerjaan yang dilakukan seseorang dengan tangannya dan juga setiap perdagangan yang mabrur (baik)” (HR. Al Baihaqi dalam Al Kubra 5/263, dishahihkan Al Albani dalam Silsilah Ash Shahihah 607)

Tidak ada komentar: