Kenapa mereka membenci MANHAJ SALAF

Kenapa mereka membenci MANHAJ SALAF

Akhir-akhir ini dakwah yang haq yaitu dakwah yang menyeru kepada Tauhid dan Sunnah dengan Pemahaman Salaful Ummah semakin marak di penjuru dunia.

Ini hanya karena karunia Allah ﷻ yang dilimpahkan kepada kita.

Seiring dengan itu, para pembenci dakwah ini semakin gencar melemparkan propaganda-propagandanya. Mereka menyeru bahwa dakwah ini adalah dakwah yang memecah belah, menghilangkan persatuan, intoleran, radikal, wahabi, pro status quo, kokohiyun dan gelaran-gelaran buruk lainnya.

Kenyataannya, dakwah ini semakin berkembang dan semakin meluas. Mereka yg cinta pada dunia memutar otaknya agar dakwah ini nyungsep. Seperti tumbuhnya hizbiy, harokiy, liberalisme, pluralisme dan sebagainya dengan mengatas namakan gerakan Islam.

Gerakan mereka ini ternyata dengan mudah dibantahkan hanya dengan ilmu, yaitu ilmu aqidah dan manhaj yang kuat yang tertanam pada diri pengikut Salaf (Salafiyyun).

Satu hal yang membuat Salafiyyun dengan tenang untuk berdakwah adalah hujjah yang Allah ﷻ berikan dalam Al Qur’an dan Hadist Nabi ﷺ .

Mari kita simak satu persatu hujjah ini.

Tidaklah Allah ﷻ mengutus Muhammad ﷺ kecuali Dia menjadikan sahabat-sahabat yang mendampinginya, membelanya dan beriman kepadanya.

Allah ﷻ memilih orang-orang yang tepat sebagai pendamping Nabi ﷺ , mereka rela berjuang dan berkorban harta dan jiwa bersama Nabi ﷺ , mereka adalah orang-orang yang langsung mendengar dan taat kepada risalah Nabi ﷺ .

Para sahabat belajar langsung kepada Nabi ﷺ , melihat turunnya Al Qur’an, melihat guru Nabi ﷺ yaitu jibril berbincang dengannya.

Setelah para Nabi, mereka adalah manusia yang paling baik hatinya, paling lurus imannya, paling tinggi ilmunya, paling tinggi derajatnya.

Abdullah ibnu Mas’ud berkata “Lalu Allah ﷻ melihat hati para hamba setelah hati Muhammad ﷺ, kemudian Dia dapati hati para sahabatnya adalah sebaik-baik hati, maka Allah ﷻ menjadikan mereka sebagai pendamping-pendamping Nabi Nya dan berperang membela agamanya” (HR Ahmad I/379; hasan)

Para sahabat adalah sebaik-baik manusia setelah para Nabi, dan sebaik-baik generasi yang pernah ada di muka bumi.

Derajat para sahabat adalah derajat yang tinggi, Allah ﷻ befirman :

‎وَالسَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُم بِإِحْسَانٍ رَّضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ذَٰلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar. (QS At Taubah 100)

Dan derajat ini bisa kita ikuti bersama mereka dengan syarat ‘Mengikuti mereka dengan baik’.

Pujian Allah ﷻ kepada mereka adalah mutlak,

“Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka ruku' dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar.” (QS Al Fath 29)

‎كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَلَوْ آمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُم مِّنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ
Kalian adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. (QS Ali Imran 110)

Allah ﷻ secara gamblang menerima taubat para sahabat,

‎لَّقَد تَّابَ اللَّهُ عَلَى النَّبِيِّ وَالْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنصَارِ الَّذِينَ اتَّبَعُوهُ فِي سَاعَةِ الْعُسْرَةِ مِن بَعْدِ مَا كَادَ يَزِيغُ قُلُوبُ فَرِيقٍ مِّنْهُمْ ثُمَّ تَابَ عَلَيْهِمْ إِنَّهُ بِهِمْ رَءُوفٌ رَّحِيمٌ
Sesungguhnya Allah telah menerima taubat Nabi, orang-orang muhajirin dan orang-orang anshar yang mengikuti Nabi dalam masa kesulitan, setelah hati segolongan dari mereka hampir berpaling, kemudian Allah menerima taubat mereka itu. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada mereka, (At Taubah 117)

Generasi terbaik adalah generasi Sahabat,

‎قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَيْرُ أُمَّتِي قَرْنِي ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sebaik-baik ummatku adalah yang orang-orang hidup pada zamanku (generasiku) kemudian orang-orang yang datang setelah mereka kemudian orang-orang yang datang setelah mereka". (HR Bukhari 3377, 5948, 6201, Muslim 4599)

Rasulullah ﷺ membela para sahabatnya, dan jika ada yg mencaci maki mereka, maka ulama sepakat bisa membatalkan Islamnya.

‎قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تَسُبُّوا أَصْحَابِي لَا تَسُبُّوا أَصْحَابِي فَوَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَوْ أَنَّ أَحَدَكُمْ أَنْفَقَ مِثْلَ أُحُدٍ ذَهَبًا مَا أَدْرَكَ مُدَّ أَحَدِهِمْ وَلَا نَصِيفَهُ
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah bersabda: 'Janganlah kalian mencaci maki para sahabatku! Janganlah kalian mencaci maki para sahabatku! Demi Dzat yang jiwaku ditangan-Nya, seandainya seseorang menginfakkan emas sebesar gunung Uhud, maka ia tidak akan dapat menandingi satu mud atau setengahnya dari apa yang telah diinfakkan para sahabatku.' (HR Bukhari 3397, Muslim 4610, Abu Daud 4039)

Yang mencintai para sahabat adalah kaum Mukmin, dan yang membencinya adalah kaum Munafik.

Allah ﷻ mencintai kaum yang mencintai para sahabat, dan Dia membenci kaum yang membenci para sahabat.

“Tidak mencintai mereka kecuali orang mukmin, dan tidak membenci mereka melainkan orang munafik. Barangsiapa mencintai mereka niscaya Allah akan mencintainya, dan barangsiapa membenci mereka niscaya Allah akan membencinya." (HR Muslim 110, Tirmizi 3835)

Sebagai penutup, dan nasihat khusus untuk diri ini dan yang membacanya,

-Adalah wajib beragama ini mengikuti dalil dari Al Qur’an dan Hadits, dan tidaklah cukup berdalil dari dua tersebut, maka kewajiban memahami dalil tersebut berdasarkan para Salafus Shaleh tidak bisa dipisahkan.

Khawarij, Qadariyah, Murji’ah, Sufi dan firqah sesat lainnya memahami Al Qur’an dan Hadits dengan hawa nafsu pemikiran mereka tanpa memahaminya dari jalan sahabat.

‎وَإِن تُطِعْ أَكْثَرَ مَن فِي الْأَرْضِ يُضِلُّوكَ عَن سَبِيلِ اللَّهِ إِن يَتَّبِعُونَ إِلَّا الظَّنَّ وَإِنْ هُمْ إِلَّا يَخْرُصُونَ
Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah). (QS Al Anaam 116)

-Para sahabat adalah manusia mulia, tetapi mereka bukanlah maksum, jika mereka berbuat salah, kita patut diam. Tidak boleh ada celaan kepada mereka.

-Musuh-musuh Islam saat ini sedang gencar merusak agama ini, baik dari dalam dan dari luar. Maka perbanyaklah untuk hadir di Majelis Ilmu yang didalamnya ‘Qalallahu ta’ala waqala Rasulullah ﷺ ala fahmi Salaf’

Demikian dari kami,
Semoga bermanfaat bagi penulis dan pembaca.
‎سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ
‎والسلام عليكم و رحمة الله و بركاته 

Abu Aurel Reza
sumber : Sahabat-sahabat Rasullah ﷺ , kajian Ust Abdul Hakim Abdat, Ust Yasir Jawas, Ust Firanda, Ust Fadlan Fahamsyah dan asatidz lainnya yg pernah kami hadiri maupun kami dengar.

Tidak ada komentar: