Sahabat fillahku, atas kehendak Allah Subhanahu wa ta'ala jua, Nabi Ibrahim عَلَيْهِ السَلاَمُ mengajak Bunda Hajar dan bayinya pergi jauh, jauh sekali; ke tengah sebuah lembah tandus yang sekarang disebut Mekah. Tempat itu merupakan tempat persinggahan rombongan pedagang. Akan tetapi, saat itu adalah saat-saat paling sepi sepanjang tahun. Tidak ada satu orangpun yang tampak di sana.
"Aku harus meninggalkanmu," kata Nabi Ibrahim kepada istrinya.
"Apakah ini kehendak Allah Subhanahu wa ta'ala?" tanya Bunda Hajar.
Nabi Ibrahim mengangguk pasti, "Allah pasti menjagamu dan anak kita."
Kemudian, Nabi Ibrahim pergi meninggalkan Bunda Hajar dan Ismail dengan bekal seadanya. Tidak lama kemudian, air pun habis. Ismail menangis kehausan. Bunda Hajar kebingungan, apalagi saat itu air susunya pun tidak keluar. Ke mana dia harus mencari air di tempat setandus ini?
Bunda Hajar berlari ke puncak bukit terdekat.
"Ya Allah hindarkan kami dari mati kehausan. Berikanlah kepadaku jika di sisi-Mu ada air."
Namun, tidak dilihatnya sumber air. Beliau pun berlari ke puncak bukit sebelahnya dengan dada berdebar penuh harap. Akan tetapi, tidak juga tetlihat air. Hanya pasir dan pasir di mana-mana.
Begitulah sahabat fillahku, Bunda Hajar berlari bolak-balik antara bukit Shafa dan Marwah. Perjuangan Bunda Hajar itu diabadikan Allah Subhanahu wa ta'ala dalam salah satu rukun haji, yaitu Sa'i, para jamaah berlari-lari kecil antara Shafa dan Marwah sebanyak tujuh kali.
"Anakku!" Jerit Bunda Hajar sedih. Paling lama, esok dia dan bayinya akan mati kehausan. Akan tetapi, Allah Maha Kuasa. Ketika Ismail menendang-nendang pasir sambil menangis, keluarlah mata air yang terus dan terus memancar. Nama mata air itu adalah Zamzam.
Berkat pertolongan Allah Subhanahu wa ta'ala, Bunda Hajar dan bayinya dapat selamat. Tidak lama kemudian, datanglah kafilah dagang. Karena ada Sumur Zamzam, mereka bisa menetap. Ketika Nabi Ibrahim datang menengok, tempat itu sudah jadi pemukiman.
Alangkah bahagianya Nabi Ibtahim a.s melihat Ismail telah tumbuh menjadi anak yang saleh.
Akan tetapi, kemudian Allah Subhanahu wa ta'ala memerintahkan Nabi Ibrahim melakukan hal yang amat berat. Apakah perintah Allah Subhanahu wa ta'ala itu?
Catatan tambahan
Zamzam tertimbun
Karena kelalaian manusia, badai dan banjir, Sumur Zamzam pernah tertimbun dan dilupakan orang. Seorang bernama Mudzaz pernah mencoba menggalinya. Walaupun telah mempersembahkan sesaji berupa pedang dan pelana emas, air tidak juga muncul. Sumur Zamzam akhirnya berhasil digali oleh Abdul Muthalib, kakek Nabi Muhammad shallallahu alahi wa salam.
Kisah ini diambil dari Buku Muhammad Teladanku
Tidak ada komentar: