Sunnah Yang harus dilakukan Imam Sholat Setelah Salam

Sunnah Yang harus dilakukan Imam Sholat

BERPALING DARI KANAN DAN KIRI SAAT IMAM HENDAK MENGHADAP KE MAKMUM

Maksudnya yaitu bahwa imam disunnahkan untuk berpaling ketika hendak menghadap ke makmum dari kanan juga dari kiri.

Dari Halb ayah Qobiishoh:

أَنَّهُ صَلَّى مَعَ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم وَكَانَ يَنْصَرِفُ عَنْ شِقَّيْهِ ‏.‏
“Bahwa ia sholat bersama Nabi shollallahu ‘alayhi wasallam, dan adalah Nabi shollallahu ‘alayhi wasallam berpaling dari dua arahnya.” (HR Abu Daud)

➡️ Artinya dari kanan juga dan dari kiri juga. Maksudnya terkadang kanan dan terkadang kiri.
Dari Al Aswad ia berkata, berkata Abdullah bin Mas’ud:

قَالَ عَبْدُ اللَّهِ لاَ يَجْعَلْ أَحَدُكُمْ لِلشَّيْطَانِ شَيْئًا مِنْ صَلاَتِهِ، يَرَى أَنَّ حَقًّا عَلَيْهِ أَنْ لاَ يَنْصَرِفَ إِلاَّ عَنْ يَمِينِهِ، لَقَدْ رَأَيْتُ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم كَثِيرًا يَنْصَرِفُ عَنْ يَسَارِهِ‏.
“Janganlah sesorang dari kamu menjadikan untuk setan sesuatu dari sholatnya, dimana ia memandang wajib untuk berpaling dari kanan saja, sementara aku melihat Nabi shollallahu ‘alayhi wasallam sering berpaling dari sebelah kirinya.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dan Anas, "beliau juga berpaling dari kanan dan juga terkadang dari kiri dan Anas mencela orang yang sengaja berpaling dari kanan saja." (HR Bukhari secara Mu’allaq)

Ini semua menunjukkan bahwa seorang imam, setelah ia salam kemudian mengucapkan:

اَللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلاَمُ، وَمِنْكَ السَّلاَمُ، تَبَارَكْتَ يَا ذَا الْجَلاَلِ وَاْلإِكْرَامِ
‘Allaahumma Antas-salaam, wa Minkas-salaam, tabaarokta yaa Dzal Jalaali wal Ikroom’

kemudian di sunnahkan ia menghadap ke makmum, maka disaat ia berpaling hendak menghadap ke makmum itu disunnahkan terkadang dari kanan terkadang dari kiri — dan jangan hanya mencukupkan dari kanan saja karena itu tidak sesuai dengan perbuatan Nabi shollallahu ‘alayhi wasallam.

(Kemudian kata beliau)

DIAMNYA IMAM DI TEMPAT SHOLATNYA SETELAH SALAM

Dari Ummu Salamah rodhiyallahu ‘anha:

عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ ـ رضى الله عنها ـ قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم إِذَا سَلَّمَ قَامَ النِّسَاءُ حِينَ يَقْضِي تَسْلِيمَهُ، وَيَمْكُثُ هُوَ فِي مَقَامِهِ يَسِيرًا قَبْلَ أَنْ يَقُومَ‏.‏ قَالَ نَرَى ـ وَاللَّهُ أَعْلَمُ ـ أَنَّ ذَلِكَ كَانَ لِكَىْ يَنْصَرِفَ النِّسَاءُ قَبْلَ أَنْ يُدْرِكَهُنَّ أَحَدٌ مِنَ الرِّجَالِ‏.‏
Dari Ummu Salamah rodhiyallahu ‘anha; “Bahwa Nabi shollallahu ‘alayhi wasallam diam sebentar ditempatnya. Ibnu Syihab berkata, ‘kami memandang supaya wanita terlebih dahulu pulang.’ (HR Bukhari)

Dari Tsauban rodhiyallahu ‘anhu ia berkata;

وعن ثوبان رضي الله عنه قال‏:‏ كان رسول الله صلى الله عليه وسلم‏:‏ إذا انصرف من صلاته استغفر ثلاثا ، وقال ‏:‏ ‏ “‏ اللهم أنت السلام ومنك السلام تباركت يا ذا الجلال والإكرام “ قيل للأوزاعي ، وهو أحد رواة الحديث ‏:‏ كيف الاستغفار ‏؟‏ قال ‏:‏ يقول ‏:‏ أستغفر الله أستغفر الله ‏”‏ ‏(‌‏(‏رواه مسلم‏)‌‏)‌‏.‏
Rosulullah shollallahu ‘alayhi wasallam apabila telah selesai dari sholatnya, beliau istighfar 3x dan berkata:

( اَللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلاَمُ، وَمِنْكَ السَّلاَمُ، تَبَارَكْتَ يَا ذَا الْجَلاَلِ وَاْلإِكْرَامِ)
‘Allaahumma Antas-salaam, wa Minkas-salaam, tabaarokta yaa Dzal Jalaali wal Ikroom’ Kemudian (kata Al Walid) aku bertanya kepada Al auzaa’i ‘bagaimana cara istighfarnya ? Kata Al auzaa’i yaitu ucapan : ‘astaghfirullah astaghfirullah’. (HR Muslim)

Dan dari A’isyah rodhiyallahu ‘anha ia berkata, “adalah Nabi shollallahu ‘alayhi wasallam apabila telah salam tidak duduk kecuali sekedar membaca :

اَللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلاَمُ، وَمِنْكَ السَّلاَمُ، تَبَارَكْتَ يَا ذَا الْجَلاَلِ وَاْلإِكْرَامِ
Maksud hadits ini artinya adalah Nabi shollallahu ‘alayhi wasallam setelah salam beliau mengucapkan,

أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ (3×)
اَللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلاَمُ، وَمِنْكَ السَّلاَمُ، تَبَارَكْتَ يَا ذَا الْجَلاَلِ وَاْلإِكْرَامِ
"Astaghfirullah Astaghfirullah Astaghfirullah
Allaahumma Antas-salaam, wa Minkas-salaam, tabaarokta yaa Dzal Jalaali wal Ikroom"

Kemudian baru menghadap ke makmum.

Jadi sunnahnya ketika imam telah selesai sholat, berdiam sebentar menghadap ke kiblat itu sebatas membaca sampai ‘yaa Dzal jalaali wal ikroom’ baru kemudian menghadap ke makmum.

Wallahu a’lam

Dari Kitab Fiqih Mausu’ah Muyassaroh, yang ditulis oleh Syaikh Hussain Al Uwaisyah hafizhahullahu ta'ala (11)

Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى
Sumber: bbg-alilmu.com

Tidak ada komentar: